Kisah Nabi Jirjis, Adakah Nabi Setelah Nabi Isa Selain Nabi Muhammad SAW?
loading...
A
A
A
Kisah senada juga diceritakan dalam buku Janabal Ma'rifat (Nama Selain yang Banyak Diketahui dalam Islam) karya Dafiq Rohman. Kisah pertama dan kedua, sama sekali berbeda.
Nabi Setelah Nabi Isa?
Jirjis menurut beberapa sumber disebut seorang nabi yang muncul setelah Nabi Isa dan sebelum Islam. Sumber lain mengatakan, dia adalah hamba Tuhan yang saleh yang menyembunyikan imannya. Ia juga diperkenalkan sebagai salah satu Rasul Yesus.
Dalam Bihar al-anwarnya, al-Allama al-Majlisi mengutip kisah Jirji tetapi menganggapnya tidak berdokumen karena tidak dikonfirmasi dalam hadits dari maksum, meskipun dalam beberapa buku doa, Jirjis disebutkan bersama para nabi lainnya.
Ada pula yang bilang Jirjis dikatakan berasal dari Palestina atau Roma. Dia adalah seorang pedagang murah hati yang sering menyumbangkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan.
Beberapa sumber mengambil kisah Jirjis diilhami oleh karakter Saint George, yang dikenal di kalangan orang Kristen sebagai sosok Ilahi dan legendaris.
Lalu ada pula yang menyebut Jirjis tinggal di Mosul, Irak. Hal ini diketahui dari sebuah bangunan masjid bersejarah dan kuil yang dibangun pada abad ke-14 di Mosul. Bangunan itu sengaja didirikan untuk menghormati Nabi Jirjil. Namun komplek tersebut dihancurkan ISIS dalam suatu serangan pada Juni 2014.
Satu riwayat lagi menyebut Nabi Jirjis merupakan salah satu dari 313 Nabi yang Allah berikan mukjizat. Kitab As-Sabatu Fi Mawaidhil Bariyat menyebut ada 7 peristiwa berdarah yang terjadi pada hari Selasa salah satunya adalah terbunuhnya Nabi Jirjis.
Prof Dr Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Pengantar Studi Akidah Islam" menjelaskan bahwa para ulama tafsir dan sejarah menyebutkan banyak nama para nabi dengan menukil dari Bani Israil, atau berpegang pada pendapat-pendapat yang tidak jelas kesahihannya.
"Jika nukilan-nukilan ini bertentangan dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan sunnah Nabi, maka kami menolaknya," katanya.
Dia mencontohkan seperti ungkapan orang yang mengatakan, "Bahwa ketiga utusan yang diutus kepada penduduk desa yang kisahnya disebut dalam surat Yasin, mereka adalah pengikut Isa. Dan sesungguhnya Jirjis dan Khalid bin Sinan, keduanya adalah nabi setelah Nabi Isa."
Dia menegaskan menolak semua itu, sebab di dalam hadits sahih disebutkan bahwa antara Nabi Isa bin Maryam dengan rasul kit a Muhammad SAW tidak ada seorang nabi. Hal ini mengacu pada hadits sahih yang diriwayatkan Al-Bukhari 3442 dan Muslim 2365 berbunyi: "Antara aku dengan dia Isa) tidak ada seorang nabi."
Menurut Syaikh Umar Sulaiman Al-Asyqar, para rasul yang disebutkan dalam surat Yasin bisa jadi seorang rasul yang diutus sebelum Isa. Ini adalah pendapat yang rajih. Atau mereka --sebagaimana dikatakan sebagian mufassir--diutus oleh Isa.
"Pendapat ini sangat jauh kebenarannya. Sebab Allah menginformasikan bahwa dialah sendiri yang mengutus mereka. Kata rasul ketika dimutlakkan maka mengaruh pada defisi yang sudah diketahui bersama," katanya.
Sedangkan riwayat-riwayat yang berasal dari Bani Israil (Israiliyyat) mengenai nama-nama sebagian para nabi yang tidak ada dalilnya dalam Al-Quran dan Sunah, katanya, maka sikap kita adalah tidak mendustakan dan tidak pula membenarkan. "Sebab informasi itu mengandung kebenaran dan kedustaan,' demikian Syaikh Umar Sulaiman Al-Asyqar.
Nabi Setelah Nabi Isa?
Jirjis menurut beberapa sumber disebut seorang nabi yang muncul setelah Nabi Isa dan sebelum Islam. Sumber lain mengatakan, dia adalah hamba Tuhan yang saleh yang menyembunyikan imannya. Ia juga diperkenalkan sebagai salah satu Rasul Yesus.
Dalam Bihar al-anwarnya, al-Allama al-Majlisi mengutip kisah Jirji tetapi menganggapnya tidak berdokumen karena tidak dikonfirmasi dalam hadits dari maksum, meskipun dalam beberapa buku doa, Jirjis disebutkan bersama para nabi lainnya.
Ada pula yang bilang Jirjis dikatakan berasal dari Palestina atau Roma. Dia adalah seorang pedagang murah hati yang sering menyumbangkan uang kepada orang-orang yang membutuhkan.
Beberapa sumber mengambil kisah Jirjis diilhami oleh karakter Saint George, yang dikenal di kalangan orang Kristen sebagai sosok Ilahi dan legendaris.
Lalu ada pula yang menyebut Jirjis tinggal di Mosul, Irak. Hal ini diketahui dari sebuah bangunan masjid bersejarah dan kuil yang dibangun pada abad ke-14 di Mosul. Bangunan itu sengaja didirikan untuk menghormati Nabi Jirjil. Namun komplek tersebut dihancurkan ISIS dalam suatu serangan pada Juni 2014.
Satu riwayat lagi menyebut Nabi Jirjis merupakan salah satu dari 313 Nabi yang Allah berikan mukjizat. Kitab As-Sabatu Fi Mawaidhil Bariyat menyebut ada 7 peristiwa berdarah yang terjadi pada hari Selasa salah satunya adalah terbunuhnya Nabi Jirjis.
Prof Dr Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Pengantar Studi Akidah Islam" menjelaskan bahwa para ulama tafsir dan sejarah menyebutkan banyak nama para nabi dengan menukil dari Bani Israil, atau berpegang pada pendapat-pendapat yang tidak jelas kesahihannya.
"Jika nukilan-nukilan ini bertentangan dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran dan sunnah Nabi, maka kami menolaknya," katanya.
Dia mencontohkan seperti ungkapan orang yang mengatakan, "Bahwa ketiga utusan yang diutus kepada penduduk desa yang kisahnya disebut dalam surat Yasin, mereka adalah pengikut Isa. Dan sesungguhnya Jirjis dan Khalid bin Sinan, keduanya adalah nabi setelah Nabi Isa."
Dia menegaskan menolak semua itu, sebab di dalam hadits sahih disebutkan bahwa antara Nabi Isa bin Maryam dengan rasul kit a Muhammad SAW tidak ada seorang nabi. Hal ini mengacu pada hadits sahih yang diriwayatkan Al-Bukhari 3442 dan Muslim 2365 berbunyi: "Antara aku dengan dia Isa) tidak ada seorang nabi."
Menurut Syaikh Umar Sulaiman Al-Asyqar, para rasul yang disebutkan dalam surat Yasin bisa jadi seorang rasul yang diutus sebelum Isa. Ini adalah pendapat yang rajih. Atau mereka --sebagaimana dikatakan sebagian mufassir--diutus oleh Isa.
"Pendapat ini sangat jauh kebenarannya. Sebab Allah menginformasikan bahwa dialah sendiri yang mengutus mereka. Kata rasul ketika dimutlakkan maka mengaruh pada defisi yang sudah diketahui bersama," katanya.
Sedangkan riwayat-riwayat yang berasal dari Bani Israil (Israiliyyat) mengenai nama-nama sebagian para nabi yang tidak ada dalilnya dalam Al-Quran dan Sunah, katanya, maka sikap kita adalah tidak mendustakan dan tidak pula membenarkan. "Sebab informasi itu mengandung kebenaran dan kedustaan,' demikian Syaikh Umar Sulaiman Al-Asyqar.
(mhy)