Kisah Nabi Shaleh, Tuntutan Kaum Tsamud Sangat Muskil tapi Dikabulkan Allah Taala
loading...
A
A
A
Azab Allah Taala
Nabi Shaleh AS berkata kepada kaumnya, “Bersenang-senanglah di rumah kalian selama tiga hari. Setelah itu azab akan datang kepada kalian. Tanda-tandanya adalah di hari pertama, wajah-wajah kalian akan berubah warna menjadi merah. Pada hari kedua, akan berubah menjadi kuning, dan pada hari ketiga, berubah menjadi hitam.”
Ketika mereka melihat tanda-tanda yang telah disebutkan oleh Nabi Shaleh tampak pada wajah mereka, maka mereka bermaksud untuk membunuh Nabi Shaleh.
Nabi Shaleh pun lari dan bersembunyi di rumah seorang kepala suku mereka. Kaum tersebut mendatanginya dan berkata, “Apakah di rumahmu ada Shaleh?”
Kepala suku itu menjawab, “Ya, benar. Akan tetapi, aku tidak akan menyerahkannya kepada kalian karena dia ada dalam perlindunganku.”
Selanjutnya, Allah mewahyukan kepada Nabi Shaleh untuk pergi dari tengah-tengah kaum Tsamud beserta orang-orang yang beriman kepadanya.
Setelah mendapatkan perintah tersebut, Nabi Shaleh pergi beserta orang-orang mukmin ke daerah Syam; lalu mereka menetap di Palestina. Ketika kaum Tsamud bangun pagi di hari keempat, mereka merasakan telah diselimuti oleh kematian. Mereka kenakan kain kafan dan menunggu turunnya azab.
Ketika tiba hari Ahad tanggal 12 Shafar, ada sebuah teriakan dari langit datang kepada mereka sehingga jantung mereka berjatuhan dari dada-dada mereka. Mereka semua mati, baik yang tua maupun yang mudanya.
Itulah firman Allah: Maka jadilah mereka mayat-mayat bergelimpangan di tempat tinggal mereka (QS al-A’raaf:78).
Setelah dari Palestina, Nabi Shaleh pergi menuju Mekkah. Dia senantiasa menangisi unta siang dan malam. Maka, Jibril datang kepadanya dan memberikan kabar gembira kepadanya bahwa Allah akan membangkitkan unta tersebut di Hari Kiamat dan dia akan menungganginya.
Mendengar kabar tersebut, hati Nabi Shaleh pun menjadi tenang. Dia terus menetap di Mekkah hingga wafatnya.
Nabi Shaleh meninggal kira-kira dalam umur 180 tahun. Abdurrahman bin Sabith mengatakan, “Antara Rukun dan Maqam Ibrahim telah dikuburkan tujuh puluh nabi. Di antara mereka adalah Nabi Hud AS, Nabi Shaleh AS, dan Nabi Isma’il AS.”
Nabi Shaleh AS berkata kepada kaumnya, “Bersenang-senanglah di rumah kalian selama tiga hari. Setelah itu azab akan datang kepada kalian. Tanda-tandanya adalah di hari pertama, wajah-wajah kalian akan berubah warna menjadi merah. Pada hari kedua, akan berubah menjadi kuning, dan pada hari ketiga, berubah menjadi hitam.”
Ketika mereka melihat tanda-tanda yang telah disebutkan oleh Nabi Shaleh tampak pada wajah mereka, maka mereka bermaksud untuk membunuh Nabi Shaleh.
Nabi Shaleh pun lari dan bersembunyi di rumah seorang kepala suku mereka. Kaum tersebut mendatanginya dan berkata, “Apakah di rumahmu ada Shaleh?”
Kepala suku itu menjawab, “Ya, benar. Akan tetapi, aku tidak akan menyerahkannya kepada kalian karena dia ada dalam perlindunganku.”
Selanjutnya, Allah mewahyukan kepada Nabi Shaleh untuk pergi dari tengah-tengah kaum Tsamud beserta orang-orang yang beriman kepadanya.
Setelah mendapatkan perintah tersebut, Nabi Shaleh pergi beserta orang-orang mukmin ke daerah Syam; lalu mereka menetap di Palestina. Ketika kaum Tsamud bangun pagi di hari keempat, mereka merasakan telah diselimuti oleh kematian. Mereka kenakan kain kafan dan menunggu turunnya azab.
Ketika tiba hari Ahad tanggal 12 Shafar, ada sebuah teriakan dari langit datang kepada mereka sehingga jantung mereka berjatuhan dari dada-dada mereka. Mereka semua mati, baik yang tua maupun yang mudanya.
Itulah firman Allah: Maka jadilah mereka mayat-mayat bergelimpangan di tempat tinggal mereka (QS al-A’raaf:78).
Setelah dari Palestina, Nabi Shaleh pergi menuju Mekkah. Dia senantiasa menangisi unta siang dan malam. Maka, Jibril datang kepadanya dan memberikan kabar gembira kepadanya bahwa Allah akan membangkitkan unta tersebut di Hari Kiamat dan dia akan menungganginya.
Mendengar kabar tersebut, hati Nabi Shaleh pun menjadi tenang. Dia terus menetap di Mekkah hingga wafatnya.
Nabi Shaleh meninggal kira-kira dalam umur 180 tahun. Abdurrahman bin Sabith mengatakan, “Antara Rukun dan Maqam Ibrahim telah dikuburkan tujuh puluh nabi. Di antara mereka adalah Nabi Hud AS, Nabi Shaleh AS, dan Nabi Isma’il AS.”
(mhy)