Syadad bin ‘Aad, Penguasa Dunia Pertama yang Menikahi 1.000 Perempuan dan Punya 4.000 Anak
loading...
A
A
A
Syadad bin ‘Ad bin ‘Aush bin Arum bin Sam bin Nuh adalah salah satu tokoh yang pernah menguasai dunia selain Sulaiman bin Daud AS , Iskandar Dzulqarnain , dan Namrudz bin Kan’an . Syadad menikahi 4000 perempuan dan memiliki 4.000 anak.
Sejarawan Mesir Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas (1448-1522) dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” mengutip Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Syadad bin ‘Ad hidup selama 1000 tahun. Riwayat lain menyebut Syaddad diberikan umur panjang yakni 1200 tahun. Ia merupakan penguasa dunia pertama setelah Nabi Nuh AS.
Sedangkan Al-Kisa’i berkisah, ketika ‘Ad mau meninggal, dia mengangkat tiga anaknya untuk menjadi penggantinya, yaitu Syadad, Syadid, dan Arum.
Syadad adalah anak ‘Ad yang terbesar. Dia dituruti oleh banyak pelayan karena sesuatu yang dia miliki setelah kepergian ayahnya. Tatkala keagungannya kian bertambah, dia memerangi raja-raja yang ada di seantero bumi, membunuh mereka, menguasai tanah dan tempat tinggal mereka. Dia memegang tampuk kerajaan dunia dari timur hingga barat dalam genggaman kekuasaannya.
Wahab bin Munabbih mengatakan, belum pernah ada yang bisa menguasai dunia seluruhnya kecuali empat orang: dua Mukmin dan dua lagi kafir. Yang Mukmin adalah Sulaiman bin Daud as dan Iskandar Dzulqarnain. Sementara yang kafir adalah Syadad bin ‘Ad dan Namrudz bin Kan’an.
Menurut pendapat lain, yang satunya lagi adalah Nebukadnezzar. Allah sajalah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
Membangun Surga di Dunia
Al-Kisa’i mengatakan bahwa Syadad bin ‘Ad dahulunya adalah orang yang sangat tertarik membaca kitab-kitab terdahulu yang telah diturunkan kepada para nabi. Setiap kali dia mendengar tentang sifat-sifat surga, dirinya merasa senang. Dalam hatinya terbersit untuk mendapatkan surga semacam itu di dunia.
Syadad bin ‘Ad memerintahkan salah seorang menterinya, dia memiliki seribu menteri, untuk mengumpulkan orang-orang pintar dan para arsitek untuknya dan menyuruh mereka untuk mencarikan tanah yang luas, udaranya baik, dan banyak sungai dan pepohonannya, untuk membangun surga yang besar untuknya.
Berangkatlah sang menteri beserta pasukannya yang pintar-pintar. Mereka berangkat menyusuri pelosok bumi. Tatkala mereka sampai ke daerah Aden yang ada di pinggiran Yaman, di sana mereka menemukan tanah yang cocok dengan kriteria yang diinginkan Syadad bin ‘Ad.
Mereka kembali kepada Syadad bin ‘Ad, melaporkan tentang tanah tersebut. Setelah mendapatkan laporan tentang tanah tersebut, Syadad bin ‘Ad mengutus tukang bangunan dan para arsitek ke sana. Mereka berkumpul di tanah itu; lalu mereka mengatur-atur dan membatasinya menjadi pola empat sisi. Lingkaran tanah itu berukuran empat farsakh. Setiap sisinya berukuran sepuluh farsakh. Ketika para pekerja itu telah menggali fondasi kota tersebut, di sana mereka telah mendirikan pagar dari batu pualam yang diberi lukisan berbintik-bintik, sisi-sisinya telah setengahnya mereka kerjakan. Hal tersebut mereka laporkan kepada Syadad bin ‘Ad.
Mendengar laporan tersebut, Syadad bin ‘Ad berkata kepada para menterinya, “Tidakkah kalian tahu bahwa aku telah menguasai dunia seluruhnya?”
Para menteri menjawab, “Tahu paduka.”
Dia berkata, "Aku ingin kalian membuat semua bangunan ini dengan emas, perak, permata, mutiara, yakut, minyak kesturi, kafur, zafaron, dan perhiasan-perhiasan indah lainnya.”
Selanjutnya, mereka pun mengumpulkan untuknya semua yang ada pada mereka dan apa yang ada di tangan orang-orang. Mereka pergi ke seantero dunia dan membawa semua yang telah dititahkan. Orang-orang mengerjakan semua itu dengan tabah. Semua pelosok mereka susuri untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh sang raja.
Setelah semuanya terkumpul, mulailah para pekerja membuat bata dari emas dan perak; kemudian bata-bata itu dipasangkan di atas batu pualam itu sehingga sisi-sisinya rampung dikerjakan.
Setelah mereka merampungkan pembuatan pagar kota itu, mulailah di tengah-tengahnya mereka bangun gedung yang bahannya hanya terbuat dari emas dan perak. Untuk bangunan itu tiang-tiangnya mereka buat dari zabarzud hijau dan yakut merah.
Gedung itu mereka percantik dengan pepohonan yang terbuat dari mutiara, yakut, permata, dan sungai yang mengalir. Di sekitar gedung ditebarkan minyak kesturi, anbar (minyak wangi dari ikan), dan kafur. Semua itu mereka bangun dengan kreasi yang menakjubkan dan sempurna yang tidak akan ditemukan bandingannya di dunia ini, bahkan setengahnya pun tidak.
Sejarawan Mesir Syaikh Muhammad bin Ahmad bin Iyas (1448-1522) dalam bukunya yang diterjemahkan oleh Abdul Halim berjudul “Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman” mengutip Wahab bin Munabbih mengatakan bahwa Syadad bin ‘Ad hidup selama 1000 tahun. Riwayat lain menyebut Syaddad diberikan umur panjang yakni 1200 tahun. Ia merupakan penguasa dunia pertama setelah Nabi Nuh AS.
Sedangkan Al-Kisa’i berkisah, ketika ‘Ad mau meninggal, dia mengangkat tiga anaknya untuk menjadi penggantinya, yaitu Syadad, Syadid, dan Arum.
Syadad adalah anak ‘Ad yang terbesar. Dia dituruti oleh banyak pelayan karena sesuatu yang dia miliki setelah kepergian ayahnya. Tatkala keagungannya kian bertambah, dia memerangi raja-raja yang ada di seantero bumi, membunuh mereka, menguasai tanah dan tempat tinggal mereka. Dia memegang tampuk kerajaan dunia dari timur hingga barat dalam genggaman kekuasaannya.
Wahab bin Munabbih mengatakan, belum pernah ada yang bisa menguasai dunia seluruhnya kecuali empat orang: dua Mukmin dan dua lagi kafir. Yang Mukmin adalah Sulaiman bin Daud as dan Iskandar Dzulqarnain. Sementara yang kafir adalah Syadad bin ‘Ad dan Namrudz bin Kan’an.
Menurut pendapat lain, yang satunya lagi adalah Nebukadnezzar. Allah sajalah yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
Membangun Surga di Dunia
Al-Kisa’i mengatakan bahwa Syadad bin ‘Ad dahulunya adalah orang yang sangat tertarik membaca kitab-kitab terdahulu yang telah diturunkan kepada para nabi. Setiap kali dia mendengar tentang sifat-sifat surga, dirinya merasa senang. Dalam hatinya terbersit untuk mendapatkan surga semacam itu di dunia.
Syadad bin ‘Ad memerintahkan salah seorang menterinya, dia memiliki seribu menteri, untuk mengumpulkan orang-orang pintar dan para arsitek untuknya dan menyuruh mereka untuk mencarikan tanah yang luas, udaranya baik, dan banyak sungai dan pepohonannya, untuk membangun surga yang besar untuknya.
Berangkatlah sang menteri beserta pasukannya yang pintar-pintar. Mereka berangkat menyusuri pelosok bumi. Tatkala mereka sampai ke daerah Aden yang ada di pinggiran Yaman, di sana mereka menemukan tanah yang cocok dengan kriteria yang diinginkan Syadad bin ‘Ad.
Mereka kembali kepada Syadad bin ‘Ad, melaporkan tentang tanah tersebut. Setelah mendapatkan laporan tentang tanah tersebut, Syadad bin ‘Ad mengutus tukang bangunan dan para arsitek ke sana. Mereka berkumpul di tanah itu; lalu mereka mengatur-atur dan membatasinya menjadi pola empat sisi. Lingkaran tanah itu berukuran empat farsakh. Setiap sisinya berukuran sepuluh farsakh. Ketika para pekerja itu telah menggali fondasi kota tersebut, di sana mereka telah mendirikan pagar dari batu pualam yang diberi lukisan berbintik-bintik, sisi-sisinya telah setengahnya mereka kerjakan. Hal tersebut mereka laporkan kepada Syadad bin ‘Ad.
Mendengar laporan tersebut, Syadad bin ‘Ad berkata kepada para menterinya, “Tidakkah kalian tahu bahwa aku telah menguasai dunia seluruhnya?”
Para menteri menjawab, “Tahu paduka.”
Dia berkata, "Aku ingin kalian membuat semua bangunan ini dengan emas, perak, permata, mutiara, yakut, minyak kesturi, kafur, zafaron, dan perhiasan-perhiasan indah lainnya.”
Selanjutnya, mereka pun mengumpulkan untuknya semua yang ada pada mereka dan apa yang ada di tangan orang-orang. Mereka pergi ke seantero dunia dan membawa semua yang telah dititahkan. Orang-orang mengerjakan semua itu dengan tabah. Semua pelosok mereka susuri untuk mendapatkan apa yang diinginkan oleh sang raja.
Setelah semuanya terkumpul, mulailah para pekerja membuat bata dari emas dan perak; kemudian bata-bata itu dipasangkan di atas batu pualam itu sehingga sisi-sisinya rampung dikerjakan.
Setelah mereka merampungkan pembuatan pagar kota itu, mulailah di tengah-tengahnya mereka bangun gedung yang bahannya hanya terbuat dari emas dan perak. Untuk bangunan itu tiang-tiangnya mereka buat dari zabarzud hijau dan yakut merah.
Gedung itu mereka percantik dengan pepohonan yang terbuat dari mutiara, yakut, permata, dan sungai yang mengalir. Di sekitar gedung ditebarkan minyak kesturi, anbar (minyak wangi dari ikan), dan kafur. Semua itu mereka bangun dengan kreasi yang menakjubkan dan sempurna yang tidak akan ditemukan bandingannya di dunia ini, bahkan setengahnya pun tidak.