Kisah Kaum Nabi Shaleh dalam Al-Qur'an
loading...
A
A
A
Nama Shaleh disebutkan di dalam Al-Qur'an sebanyak sembilan kali, yaitu pada surat Al A'raf 73, 75, dan 77, surat Hud 61, 62, 66, dan 89. Juga surat Asy-Syu'araa' 142. Nabi Shaleh diutus untuk kaum Tsamud .
Ibnu Katsir dalam "Qashash al-Anbiya" menjelaskan Tsamud adalah nama sebuah kabilah yang terkenal, nama itu berasal dari nama kakek mereka Tsamud, saudara dari Jadis, dan mereka berdua adalah anak dari Iram bin Sam bin Nuh.
Kabilah ini merupakan kelompok Arab, yaitu Arab Aribah. Mereka biasa tinggal di Al-Hijr yang terletak antara Kota Hijaz dan Kota Tabuk.
Kaum Tsamud ini muncul setelah kaum Ad, dan kaum Tsamud juga merupakan para penyembah berhala. Lalu Allah mengutus salah seorang di antara mereka untuk menjadi hamba dan Rasul Allah, yaitu Shaleh bin Ubaid bin Masikh bin Ubaid bin Hajir bin Tsamud bin Abir bin Iram bin Sam bin Nuh.
Kemudian Nabi Shaleh mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya. Ia mengajak kaumnya untuk melepaskan diri dari keterikatan mereka menyembah berhala atau membuat tandingan-tandingan bagi Allah.
Nabi Shaleh berhasil mengajak beberapa di antara mereka untuk beriman, namun sebagian besar yang lainnya menolak dakwah yang ia sampaikan, lalu mereka mencoba menyakiti Nabi Shaleh, baik dengan perkataan ataupun dengan perbuatan, bahkan mereka juga berniat untuk membunuhnya setelah mereka membunuh seekor unta yang dijadikan oleh Allah sebagai bukti yang memberatkan mereka. Maka atas dosa-dosa mereka itu Allah menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-Nya.
Kisah Tsamud
Allah Taala berfirman pada surat Al-A'raf , “Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih."
Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi.
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, yaitu orang-orang yang telah beriman di antara kaumnya, “Tahukah kamu bahwa Saleh adalah seorang Rasul dari Tuhannya?”
Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami percaya kepada apa yang disampaikannya."
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu percayai."
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya.
Mereka berkata, “Wahai Shaleh! Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang rasul."
Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka. Kemudian dia (Saleh) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasehati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasehat.” ( QS Al-A'raf : 73-79).
Allah juga berfirman, “Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Shaleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia.
Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”
Mereka (kaum Tsamud) berkata, “Wahai Shaleh! Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang diharapkan, mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami.”
Dia (Shaleh) berkata, “Wahai kaumku! Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapa yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mendurhakaiNya? Maka kamu hanya akan menambah kerugian kepadaku. Dan wahai kaumku! Inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa (azab).”
Ibnu Katsir dalam "Qashash al-Anbiya" menjelaskan Tsamud adalah nama sebuah kabilah yang terkenal, nama itu berasal dari nama kakek mereka Tsamud, saudara dari Jadis, dan mereka berdua adalah anak dari Iram bin Sam bin Nuh.
Kabilah ini merupakan kelompok Arab, yaitu Arab Aribah. Mereka biasa tinggal di Al-Hijr yang terletak antara Kota Hijaz dan Kota Tabuk.
Kaum Tsamud ini muncul setelah kaum Ad, dan kaum Tsamud juga merupakan para penyembah berhala. Lalu Allah mengutus salah seorang di antara mereka untuk menjadi hamba dan Rasul Allah, yaitu Shaleh bin Ubaid bin Masikh bin Ubaid bin Hajir bin Tsamud bin Abir bin Iram bin Sam bin Nuh.
Kemudian Nabi Shaleh mengajak kaumnya untuk beribadah hanya kepada Allah, tidak menyekutukan-Nya. Ia mengajak kaumnya untuk melepaskan diri dari keterikatan mereka menyembah berhala atau membuat tandingan-tandingan bagi Allah.
Nabi Shaleh berhasil mengajak beberapa di antara mereka untuk beriman, namun sebagian besar yang lainnya menolak dakwah yang ia sampaikan, lalu mereka mencoba menyakiti Nabi Shaleh, baik dengan perkataan ataupun dengan perbuatan, bahkan mereka juga berniat untuk membunuhnya setelah mereka membunuh seekor unta yang dijadikan oleh Allah sebagai bukti yang memberatkan mereka. Maka atas dosa-dosa mereka itu Allah menunjukkan kekuasaan dan kebesaran-Nya.
Kisah Tsamud
Allah Taala berfirman pada surat Al-A'raf , “Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah! Tidak ada tuhan (sembahan) bagimu selain Dia. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Ini (seekor) unta betina dari Allah sebagai tanda untukmu. Biarkanlah ia makan di bumi Allah, janganlah disakiti, nanti akibatnya kamu akan mendapatkan siksaan yang pedih."
Dan ingatlah ketika Dia menjadikan kamu khalifah-khalifah setelah kaum Ad dan menempatkan kamu di bumi. Di tempat yang datar kamu dirikan istana-istana dan di bukit-bukit kamu pahat menjadi rumah-rumah. Maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi.
Pemuka-pemuka yang menyombongkan diri berkata kepada orang-orang yang dianggap lemah, yaitu orang-orang yang telah beriman di antara kaumnya, “Tahukah kamu bahwa Saleh adalah seorang Rasul dari Tuhannya?”
Mereka menjawab, “Sesungguhnya kami percaya kepada apa yang disampaikannya."
Orang-orang yang menyombongkan diri berkata, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kamu percayai."
Kemudian mereka sembelih unta betina itu, dan berlaku angkuh terhadap perintah Tuhannya.
Mereka berkata, “Wahai Shaleh! Buktikanlah ancaman kamu kepada kami, jika benar engkau salah seorang rasul."
Lalu datanglah gempa menimpa mereka, dan mereka pun mati bergelimpangan di dalam reruntuhan rumah mereka. Kemudian dia (Saleh) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasehati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasehat.” ( QS Al-A'raf : 73-79).
Allah juga berfirman, “Dan kepada kaum Tsamud (Kami utus) saudara mereka, Shaleh. Dia berkata, “Wahai kaumku! Sembahlah Allah, tidak ada tuhan bagimu selain Dia.
Dia telah menciptakanmu dari bumi (tanah) dan menjadikanmu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan kepada-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya. Sesungguhnya Tuhanku sangat dekat (rahmat-Nya) dan memperkenankan (doa hamba-Nya).”
Mereka (kaum Tsamud) berkata, “Wahai Shaleh! Sungguh, engkau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang diharapkan, mengapa engkau melarang kami menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami? Sungguh, kami benar-benar dalam keraguan dan kegelisahan terhadap apa (agama) yang engkau serukan kepada kami.”
Dia (Shaleh) berkata, “Wahai kaumku! Terangkanlah kepadaku jika aku mempunyai bukti yang nyata dari Tuhanku dan diberi-Nya aku rahmat (kenabian) dari-Nya, maka siapa yang akan menolongku dari (azab) Allah jika aku mendurhakaiNya? Maka kamu hanya akan menambah kerugian kepadaku. Dan wahai kaumku! Inilah unta betina dari Allah, sebagai mukjizat untukmu, sebab itu biarkanlah dia makan di bumi Allah, dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa (azab).”