Ketika Rasulullah SAW Menyaksikan Perdebatan Para Malaikat

Senin, 21 Februari 2022 - 18:28 WIB
loading...
Ketika Rasulullah SAW Menyaksikan Perdebatan Para Malaikat
Allah taala sempat menunjukkan bagaimana para malaikat saling berdebat. (Foto/Ilustrasi: Ist)
A A A
Prof Dr Umar Sulaiman al-Asyqar dalam bukunya berjudul "Rahasia Alam Malaikat, Jin, dan Setan" menyatakan para malaikat itu saling berdebat tentang wahyu Allah yang belum mereka ketahui.

Dalam Sunan at-Tirmidzi dan Musnad Ahmad diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Malam ini, aku didatangi Tuhanku dalam wujud yang paling indah kemudian Dia bertanya: "Wahai Muhammad, apakah engkau tahu apa yang diperdebatkan oleh al-Mala' al-A'la?"

Aku menjawab: "Tidak."

Kemudian Dia letakkan tangan di atas pundakku hingga aku merasakan dinginnya tangan itu di dadaku. Tiba-tiba aku bisa mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi.

Selanjutnya, Dia bertanya: “Wahai Muhammad, apakah engkau tahu apa yang diperdebatkan oleh al-Mala' al-Ala?'

Aku pun menjawab: “Iya. Mereka berdebat tentang kafarat (pelebur dosa) dan derajat. Kafarat adalah tetap berada di masjid sesudah shalat, berjalan kaki menuju shalat berjamaah, dan menyempurnakan wudhu pada waktu yang tidak menyenangkan."

Dia berfirman: “Engkau benar wahai Muhammad. Siapa yang melakukan semua ini maka ia akan hidup dengan baik dan mati dengan baik. Ia bebas dari kesalahan seperti hari ketika ia dilahirkan oleh ibunya."

Dia berfirman: “Wahai Muhammad, jika engkau selesai shalat, bacalah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadamu (kemampuan untuk) melakukan kebaikan, meninggalkan kemungkaran, mencintai kaum miskin, Engkau ampuni aku dan kasihi aku lalu Engkau terima tobatku. Jika Engkau menghendaki fitnah terhadap hamba-Mu, ambillah nyawaku aku kepada-Mu tanpa mengalami fitnah. Adapun derajat adalah menyebarkan salam, memberikan makanan, dan shalat pada malam hari ketika orang-orang sedang tidur.” (Lihat: Shahih al-Jami', jilid 1, hlm. 72)



Tentang hadits di atas, Ibnu Katsir mengatakan, “Ini adalah hadits tentang mimpi yang telah populer. Siapa yang menganggapnya sebagai cerita dalam keadaan jaga maka ia salah.”

Hadits ini disebutkan dalam Sunan melalui berbagai jalan. Hadits juga diriwayatkan oleh Imam at-Tirmidzi dari Jahdham bin Abdullah al-Yamami Bih.

Al-Hasan mengatakan, “Ini adalah hadis sahih. Adapun perdebatan yang dimaksud bukanlah perdebatan sebagaimana yang dituturkan dalam firman Allah Taala:

“Aku tiada mempunyai pengetahuan sedikit pun tentang al-Mala' al A'la (malaikat) itu ketika mereka berbantah-bantahan. Tidak diwahyukan kepadaku, melainkan bahwa sesungguhnya aku hanyalah seorang pemberi peringatan yang nyata'.” (QS Shad: 69-70)

Syaikh Umar Sulaiman al-Asyqar menjelaskan hal itu karena perdebatan yang dituturkan dalam hadits di atas sudah dijelaskan oleh Rasulullah sendiri.

Adapun perdebatan yang dituturkan dalam al-Qur'an itu dijelaskan oleh beberapa ayat berikutnya, yaitu dalam firman-Nya:

(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya, aku akan menciptakan manusia dari tanah.” Maka apabila telah Ku-sempurnakan kejadiannya dan Ku-tiupkan kepadanya ruh (ciptaan)Ku, maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepada-Nya.'

Lalu seluruh malaikat-malaikat itu bersujud semuanya, kecuali Iblis. Ia menyombongkan diri dan adalah ia termasuk orang orang yang kafir.

Allah berfirman: “Hai Iblis, apakah yang menghalangi kamu sujud kepada yang telah Ku-ciptakan dengan kedua tangan-Ku. Apakah kamu menyombongkan diri ataukah kamu (merasa) termasuk orang-orang yang (lebih) tinggi?"

Iblis berkata: 'Aku lebih baik daripadanya karena Engkau ciptakan aku dari api, sedangkan ia Engkau ciptakan dari tanah'.” (QS Shad: 71—76)

Jadi, menurut Tafsir Ibnu Katsir, perdebatan yang dituturkan dalam al-Qur'an adalah berkaitan dengan Adam as dan penolakan Iblis untuk sujud kepadanya, serta bantahannya kepada Tuhan atas kelebihan dirinya dari Adam.



Pemberitahuan kepada Malaikat
Sebelum Nabi Adam AS diciptakan beserta keturunannya, Allah SWT telah memberitahukan ihwal tersebut kepada para malaikat. Pemberitahuan tersebut sebagaimana diabadikan melalui firman-Nya:

إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً


"Sesungguhnya, Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." ( QS Al-Baqarah : 30).

Ibnu Katsir dalam buku "Kisah Para Nabi: Sejarah Lengkap Kehidupan Para Nabi sejak Nabi Adam AS, hingga Nabi Isa AS", menjelaskan ayat tersebut, Allah memberitahukan bahwa Dia akan menciptakan Adam dan keturunannya yang sebagiannya akan menguasai atas sebagian yang lain (menjadi khalifah). Sebagaimana firman-Nya:

وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلَائِفَ الْأَرْضِ


"Dan Dialah yang menjadikan kamu sebagai penguasa-penguasa di bumi." ( QS Al-An'am : 165).

Dalam ayat lain Allah berfirman:

وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ


"Dan (Dialah) yang menjadikan kalian (manusia) sebagai khalifah di bumi." ( QS An-Naml : 62).

Ayat-ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah memberitahukan kepada mereka (para malaikat) tentang penciptaan Adam dan anak-anak keturunannya. Karena itu, para malaikat bertanya berdasarkan hikmah yang dihasilkan dari pengamatan dan pengetahuan, bukan karena penolakan, sifat negatif, dan kedengkian mereka terhadap Adam dan keturunannya sebagaimana anggapan sebagian ahli tafsir yang tidak mengerti.

Para malaikat bertanya:

قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ


"Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?" (QS Al-Baqarah: 30).



Malaikat sebenarnya bertanya karena sebelumnya telah mengetahui kehidupan jin yang dirasa tidak jauh berbeda. Abdullah bin Umar berkata, "Seribu tahun sebelum Adam, bangsa jin telah melakukan pertumpahan darah. Selanjutnya, Allah mengutus pasukan malaikat untuk mengusir jin-jin itu ke wilayah pesisir."

Ibnu Abbas juga mengatakan hal yang serupa. Sementara itu, menurut al-Hasan, para malaikat mengatakan hal seperti itu berdasarkan ilham yang diterim mereka. Ada juga yang mengatakan bahwa para malaikat berkata seperti itu setelah diperlihatkan kepada mereka sebagian informasi yang terdapat di Lauhul Mahfuzh.

Ada pula yang mengatakan bahwa para malaikat berkata seperti itu setelah diberitahu Harut dan Marut , berdasarkan informasi dari malaikat yang berada di atas mereka berdua tentang terjadinya pertumpahan darah itu.

Ada pula yang mengatakan bahwa para malaikat telah mengetahui sesungguhnya tidaklah bumi itu diciptakan, kecuali di dalamnya terdapat makhluk yang saling bermusuhan seperti itu. "Padahal, kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan menyucikan-Mu."

Maksudnya, para malaikat selalu menyembah Allah. Tidak ada salah satu pun di antara mereka yang berbuat maksiat kepada Allah. Jika tujuan penciptaan mereka (Adam dan keturunannya) adalah untuk menyembah Allah, malaikat mengatakan sejak mereka diciptakan tidak pernah berhenti menyembah, siang dan malam.

Padahal Allah lebih mengetahui kemaslahatan yang lebih utama (sisi positif) dari penciptaan mereka (Adam dan keturunannya) yang tidak malaikat ketahui dan d antara mereka akan ada yang menjadi para nabi, rasul, orang-orang shiddiq, syuhada, dan orang-orang saleh.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2671 seconds (0.1#10.140)