Kisah Isra Miraj Rasulullah SAW dalam Hadis Sahih
loading...
A
A
A
Beberapa Hadis sahih menceritakan kisah Isra Miraj Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam (SAW) pada malam 27 Rajab. Keterangan hadis ini menguatkan dalil tentang perjalanan Isra Miraj Nabi yang diabadikan dalam Surat Al-Isra ayat 1.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa perjalanan Isra' Rasulullah SAW dilakukan dengan ruh dan jasad beliau dalam keadaan sadar, bukan dalam keadaan tidur.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa pada malam diperjalankannya Rasulullah SAW dari Masjidil Haram Makkah, datanglah kepadanya tiga orang pada saat sebelum turunnya wahyu, sedangkan Rasul pada waktu itu sedang tidur di Masjidil Haram. Kemudian berkatalah orang yang pertama, "Siapakah dia ini?" Kemudian orang kedua menjawab, "Dia adalah orang yang terbaik di antara mereka (kaumnya)." Setelah itu berkatalah orang ketiga, "Ambillah orang yang terbaik itu."
Pada malam itu Nabi tidak mengetahui siapa mereka, sehingga mereka datang kepada Nabi di malam yang lain dalam keadaan matanya tidur sedangkan hatinya tidak tidur. Demikianlah para Nabi, meskipun mata mereka terpejam, namun hati mereka tidaklah tidur.
Sesudah itu rombongan tadi tidak berbicara sedikit pun kepada Nabi hingga mereka membawa Nabi dan meletakkannya di sekitar sumur Zamzam. Di antara mereka ada Malaikat Jibril yang menguasai diri Nabi, lalu Jibril membelah bagian tubuh, antara leher sampai ke hatinya, sehingga kosonglah dadanya. Sesudah itu Jibril mencuci hati Nabi dengan air Zamzam dengan menggunakan tangannya, sehingga bersihlah hati beliau.
Kemudian Jibril membawa bejana dari emas yang berisi iman dan hikmah. Kemudian dituangkanlah isi bejana itu memenuhi dada beliau dan urat-urat tenggorokannya lalu ditutupnya kembali. (HR Al-Bukhari dari Anas bin Malik)
Hadis kedua menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tiba-tiba datang kepadaku seseorang (Jibril). Kemudian ia membedah dan mengeluarkan hatiku. Setelah itu dibawalah kepadaku bejana yang terbuat dari emas yang penuh dengan iman, lalu ia mencuci hatiku. Setelah itu menuangkan isi bejana itu kepadaku. Kemudian hatiku dikembalikannya seperti sediakala". (HR Al-Bukhari dari Sa'sha'ah)
Hadis ketiga, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu binatang putih lebih besar dari himar, dan lebih kecil dari bigal. Ia melangkahkan kakinya sejauh pandangan mata. Kemudian saya mengendarainya, lalu ia membawaku sehingga sampai ke Baitul Makdis. Kemudian saya mengikatnya pada tempat para nabi mengikatkan kendaraannya. Kemudian saya sholat dua rakaat di dalamnya, lalu saya keluar.
Kemudian Jibril membawa kepadaku sebuah bejana yang berisi minuman keras (khamar) dan sebuah lagi berisi susu; lalu saya pilih yang berisi susu, lantas Jibril berkata: "Engkau telah memilih fitrah sebagai pilihan yang benar." (HR Ahmad dari Anas bin Malik)
Dari hadis-hadis tersebut disimpulkan bahwa Nabi Muhammad diperjalankan pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa atas izin Allah di bawah bimbingan Malaikat Jibril. Sebelum Rasulullah diperjalankan pada malam itu, hatinya diisi iman dan hikmah, agar beliau kuat menghadapi segala macam cobaan dan tabah dalam melaksanakan perintah-Nya.
Perjalanan agung itu dilakukan dengan mengendarai Buraq yang mempunyai kecepatan luar biasa sehingga Isra' dan Mi'raj hanya memerlukan waktu kurang dari satu malam.
Dalam Surat Al-Isra Ayat 1 tidak dijelaskan secara terperinci apakah Nabi melakukan Isra' dengan roh dan jasadnya, ataukah rohnya saja. Itulah sebabnya para mufasir berbeda pendapat mengenai hal tersebut. Namun, mayoritas mereka berpendapat bahwa Isra' dilakukan dengan roh dan jasad, bukan dalam keadaan tidur.
Salah satu alasan yang menguatkan pendapat tersebut adalah kata "Subhana" pada awal ayat tersebut menunjukkan adanya peristiwa yang hebat. Jika Nabi di-isra'-kan dalam keadaan tidur, tentu tidak perlu diungkapkan dengan menggunakan ayat yang didahului dengan Tasbih.
Mayoritas ulama berpendapat bahwa perjalanan Isra' Rasulullah SAW dilakukan dengan ruh dan jasad beliau dalam keadaan sadar, bukan dalam keadaan tidur.
Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu menuturkan bahwa pada malam diperjalankannya Rasulullah SAW dari Masjidil Haram Makkah, datanglah kepadanya tiga orang pada saat sebelum turunnya wahyu, sedangkan Rasul pada waktu itu sedang tidur di Masjidil Haram. Kemudian berkatalah orang yang pertama, "Siapakah dia ini?" Kemudian orang kedua menjawab, "Dia adalah orang yang terbaik di antara mereka (kaumnya)." Setelah itu berkatalah orang ketiga, "Ambillah orang yang terbaik itu."
Pada malam itu Nabi tidak mengetahui siapa mereka, sehingga mereka datang kepada Nabi di malam yang lain dalam keadaan matanya tidur sedangkan hatinya tidak tidur. Demikianlah para Nabi, meskipun mata mereka terpejam, namun hati mereka tidaklah tidur.
Sesudah itu rombongan tadi tidak berbicara sedikit pun kepada Nabi hingga mereka membawa Nabi dan meletakkannya di sekitar sumur Zamzam. Di antara mereka ada Malaikat Jibril yang menguasai diri Nabi, lalu Jibril membelah bagian tubuh, antara leher sampai ke hatinya, sehingga kosonglah dadanya. Sesudah itu Jibril mencuci hati Nabi dengan air Zamzam dengan menggunakan tangannya, sehingga bersihlah hati beliau.
Kemudian Jibril membawa bejana dari emas yang berisi iman dan hikmah. Kemudian dituangkanlah isi bejana itu memenuhi dada beliau dan urat-urat tenggorokannya lalu ditutupnya kembali. (HR Al-Bukhari dari Anas bin Malik)
Hadis kedua menerangkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Tiba-tiba datang kepadaku seseorang (Jibril). Kemudian ia membedah dan mengeluarkan hatiku. Setelah itu dibawalah kepadaku bejana yang terbuat dari emas yang penuh dengan iman, lalu ia mencuci hatiku. Setelah itu menuangkan isi bejana itu kepadaku. Kemudian hatiku dikembalikannya seperti sediakala". (HR Al-Bukhari dari Sa'sha'ah)
Hadis ketiga, bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Didatangkan kepadaku Buraq, yaitu binatang putih lebih besar dari himar, dan lebih kecil dari bigal. Ia melangkahkan kakinya sejauh pandangan mata. Kemudian saya mengendarainya, lalu ia membawaku sehingga sampai ke Baitul Makdis. Kemudian saya mengikatnya pada tempat para nabi mengikatkan kendaraannya. Kemudian saya sholat dua rakaat di dalamnya, lalu saya keluar.
Kemudian Jibril membawa kepadaku sebuah bejana yang berisi minuman keras (khamar) dan sebuah lagi berisi susu; lalu saya pilih yang berisi susu, lantas Jibril berkata: "Engkau telah memilih fitrah sebagai pilihan yang benar." (HR Ahmad dari Anas bin Malik)
Dari hadis-hadis tersebut disimpulkan bahwa Nabi Muhammad diperjalankan pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa atas izin Allah di bawah bimbingan Malaikat Jibril. Sebelum Rasulullah diperjalankan pada malam itu, hatinya diisi iman dan hikmah, agar beliau kuat menghadapi segala macam cobaan dan tabah dalam melaksanakan perintah-Nya.
Perjalanan agung itu dilakukan dengan mengendarai Buraq yang mempunyai kecepatan luar biasa sehingga Isra' dan Mi'raj hanya memerlukan waktu kurang dari satu malam.
Dalam Surat Al-Isra Ayat 1 tidak dijelaskan secara terperinci apakah Nabi melakukan Isra' dengan roh dan jasadnya, ataukah rohnya saja. Itulah sebabnya para mufasir berbeda pendapat mengenai hal tersebut. Namun, mayoritas mereka berpendapat bahwa Isra' dilakukan dengan roh dan jasad, bukan dalam keadaan tidur.
Salah satu alasan yang menguatkan pendapat tersebut adalah kata "Subhana" pada awal ayat tersebut menunjukkan adanya peristiwa yang hebat. Jika Nabi di-isra'-kan dalam keadaan tidur, tentu tidak perlu diungkapkan dengan menggunakan ayat yang didahului dengan Tasbih.
(rhs)