4 Alasan Bilal Menjadi Penyeru Azan
loading...
A
A
A
Ustaz HM Asroi Saputra MA
Ketua BKPRMI Kota Padangsidimpuan Sumut
Bilal bin Rabbah, seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia). Beliau dibesarkan di Kota Ummul Qura (Mekkah) sebagai budak keluarga bani Abdud-Dar. Lahir di daerah As-sarah sekitar 43 tahun sebelum Hijrah.
Ayahnya bernama Rabbah, seorang budak. Sedangkan ibunya bernama Hamamah, juga seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekkah. Karena kondisi ibunya, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda (putra wanita hitam).
Umayyah bin Khalaf tentunya sosok yang tidak dapat dipisahkan dari kisah hidup Bilal Bin Rabah, karena dalam sejarahnya disebutkan bahwa Umayyah Bin Khalaf beserta algojonyalah yang menghantam punggung bilal dengan batu besar dan mencambuknya agar tetap memuji Latta dan Uzza. Namun justru Bilal semakin teguh mengagungkan Allah dan Rasulnya.
Apa sebenarnya alasan sehingga Bilal menjadi penyeru Azan di masa Rasulullah SAW. Berikut empat alasannya:
1. Memiliki Suara yang Lantang dan Merdu
Secara fisik, karakteristik Bilal adalah sebagai seorang laki-laki berbadan tegap, kekar. Kulitnya hitam, rambutnya keriting hitam. Dikenal sebagai seorang pria yang memiliki tatapan mata yang meneduhkan dan suara yang sangat merdu dan dirindukan. Sehingga orang-orang senang berlama-lama dengannya sekalipun hanya sekadar berbincang, karena tatapan mata yang teduh dan suara yang merdu. Tentunya Bilal masa kini atau dengan sebutan muazin memiliki karakter meneduhkan dengan suara yang menyejukkan qalbu.
2. Sangat Menghayati Kalimat-kalimat Azan
Lafaz Azan berupa seruan Tauhid yang sangat jelas terdapat di dalamnya. Tentunya tidak hanya sekadar mengumandangkan, namun dibutuhkan penghayatan yang dalam saat menyampaikannya setiap kalimat-kalimatnya, dan inilah yang dilakukan Bilal. Ini tidak terlepas dari perjuangannya mempertahankan kecintaan pada Allah dan Rasulnya saat melalui berbagai penyiksaan saat awal-awal dakwah.
3. Memiliki Disiplin Tinggi Menjaga Sholat
Bilal dikenal punya disiplin yang tinggi. Beliau tak pernah telat mengumandangkan Azan lima kali dalam sehari semalam. Secara tidak langsung, karakteristik Bilal yang istiqomah, penuh rasa cinta dan rela berkorban telah membentuk Bilal menjadi sosok yang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Bagi muslim yang ingin menjunung tinggi disiplin, salah satu caranya bisa mencontoh Bilal yang istiqamah mengumandangkan Azan dan mendirikan sholat 5 waktu.
4.Punya Keberanian di Masa-masa Awal Dakwah
Tidak cukup dengan ketiga poin di atas. Bilal memiliki keberanian sehingga dirinya dipercaya sebagai juru Azan Rasulullah SAW. Pada masa awal dakwah Islamiyah, para sahabat menghadapi perjuangan berat dan Bilal punya keberanian dan lantang menyuarakan kebenaran di hadapan kaum musyrik Quraisy.
Dalam satu Hadisnya disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah mendengar sandal Bilal bin Rabbah di surga, sementara Bilal saat itu masih hidup di dunia. Tidak hanya sebagai penyeru Azan, sosok Bilal menjaga kesuciannya dengan wudhu' dan sholat sunnah Wudhu' (mash) patut kita teladani.
Allahu A'lam
Ketua BKPRMI Kota Padangsidimpuan Sumut
Bilal bin Rabbah, seorang budak berkulit hitam dari Habsyah (sekarang Ethiopia). Beliau dibesarkan di Kota Ummul Qura (Mekkah) sebagai budak keluarga bani Abdud-Dar. Lahir di daerah As-sarah sekitar 43 tahun sebelum Hijrah.
Ayahnya bernama Rabbah, seorang budak. Sedangkan ibunya bernama Hamamah, juga seorang budak wanita berkulit hitam yang tinggal di Mekkah. Karena kondisi ibunya, sebagian orang memanggil Bilal dengan sebutan ibnus-Sauda (putra wanita hitam).
Umayyah bin Khalaf tentunya sosok yang tidak dapat dipisahkan dari kisah hidup Bilal Bin Rabah, karena dalam sejarahnya disebutkan bahwa Umayyah Bin Khalaf beserta algojonyalah yang menghantam punggung bilal dengan batu besar dan mencambuknya agar tetap memuji Latta dan Uzza. Namun justru Bilal semakin teguh mengagungkan Allah dan Rasulnya.
Apa sebenarnya alasan sehingga Bilal menjadi penyeru Azan di masa Rasulullah SAW. Berikut empat alasannya:
1. Memiliki Suara yang Lantang dan Merdu
Secara fisik, karakteristik Bilal adalah sebagai seorang laki-laki berbadan tegap, kekar. Kulitnya hitam, rambutnya keriting hitam. Dikenal sebagai seorang pria yang memiliki tatapan mata yang meneduhkan dan suara yang sangat merdu dan dirindukan. Sehingga orang-orang senang berlama-lama dengannya sekalipun hanya sekadar berbincang, karena tatapan mata yang teduh dan suara yang merdu. Tentunya Bilal masa kini atau dengan sebutan muazin memiliki karakter meneduhkan dengan suara yang menyejukkan qalbu.
2. Sangat Menghayati Kalimat-kalimat Azan
Lafaz Azan berupa seruan Tauhid yang sangat jelas terdapat di dalamnya. Tentunya tidak hanya sekadar mengumandangkan, namun dibutuhkan penghayatan yang dalam saat menyampaikannya setiap kalimat-kalimatnya, dan inilah yang dilakukan Bilal. Ini tidak terlepas dari perjuangannya mempertahankan kecintaan pada Allah dan Rasulnya saat melalui berbagai penyiksaan saat awal-awal dakwah.
3. Memiliki Disiplin Tinggi Menjaga Sholat
Bilal dikenal punya disiplin yang tinggi. Beliau tak pernah telat mengumandangkan Azan lima kali dalam sehari semalam. Secara tidak langsung, karakteristik Bilal yang istiqomah, penuh rasa cinta dan rela berkorban telah membentuk Bilal menjadi sosok yang memiliki kedisiplinan yang tinggi. Bagi muslim yang ingin menjunung tinggi disiplin, salah satu caranya bisa mencontoh Bilal yang istiqamah mengumandangkan Azan dan mendirikan sholat 5 waktu.
4.Punya Keberanian di Masa-masa Awal Dakwah
Tidak cukup dengan ketiga poin di atas. Bilal memiliki keberanian sehingga dirinya dipercaya sebagai juru Azan Rasulullah SAW. Pada masa awal dakwah Islamiyah, para sahabat menghadapi perjuangan berat dan Bilal punya keberanian dan lantang menyuarakan kebenaran di hadapan kaum musyrik Quraisy.
Dalam satu Hadisnya disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah mendengar sandal Bilal bin Rabbah di surga, sementara Bilal saat itu masih hidup di dunia. Tidak hanya sebagai penyeru Azan, sosok Bilal menjaga kesuciannya dengan wudhu' dan sholat sunnah Wudhu' (mash) patut kita teladani.
Allahu A'lam
(rhs)