Kisah Turis Memeluk Islam Setelah Belanja di Pasar Tarim Yaman

Senin, 15 Juni 2020 - 16:06 WIB
loading...
Kisah Turis Memeluk Islam Setelah Belanja di Pasar Tarim Yaman
Suasana Pasar Tarim Hadhramaut Yaman yang menyimpan banyak keajaiban dan keberkahan. Di pasar ini sunah-sunnah Nabi ditegakkan dan tidak ada ikhtilat (bercampurnya laki-laki dan perempuan). Foto/dok Youtube Seif Jay
A A A
Ulama kharismatik asal Uni Emirat Arab Al-Habib Ali bin Abdurrahman Al-Jufri pernah bercerita kisah seorang turis yang berkunjung ke Kota Tarim Hadhramaut , Yaman. Turis tersebut mendapatkan Hidayah usai jalan-jalan di Pasar Tarim . Berikut kisahnya.

Beberapa tahun lalu seorang turis datang ke Kota Tarim Hadramaut. Dia melihat-lihat harga yang ada di pasar, maka ketika itu, datanglah dia ke salah-satu anak yang masih berumur 14 tahun (umur permulaan dewasa). Anak itu tergolong miskin, menggelar barang dagangannya, barang dagangan yang tidak begitu bernilai harganya.( )

Ketika sang turis merunduk untuk melihat-lihat barang sang anak tersebut, tanpa sadar uangnya terjatuh (sejumlah uang Dollar dengan nilai yang cukup besar). Sang turis tidak merasakan uangnya terjatuh dan anak itu pun tidak mengetahui uang sang turis itu terjatuh karena sibuk mengatur barang dagangannya.

Setelah sang turis berlalu, sang anak baru menyadari bahwa uang sang turis tersebut terjatuh, maka sang anak itu pun mengambilnya dan berlari menuju sang turis untuk mengembalikan uangnya yang terjatuh.

Sang turis terkejut, dia bertanya (dengan diterjemahkan oleh orang yang membarenginya). "Kenapa engkau kembalikan uangku, padahal uang ini bisa engkau gunakan untuk membeli toko dan engkau bisa berdagang dengan uang ini," ujar sang turis. (Baca Juga: Awalnya Ragu tentang Rasulullah, Laki-laki Amerika Ini Akhirnya Bersyahadat
Sang anak itu menjawab dengan tegas: "Engkau menginginkan aku berdagang dengan uang haram? Menjual agamaku demi sejumlah uang Dolar?"

Jawaban sang anak itu membuat sang turis kaget. Hatinya seakan-akan bergoncang dan kemudian berkata: "Tunjukkan aku kepada salah satu ulama dari agamamu yang tidak mau menjual agamanya demi sejumlah uang".

Diantarlah sang turis itu ke Pondok Darul Musthofa yang ada di Tarim . Turis itu pun menyatakan ke-Islaman-nya dengan mengucap dua kalimat syahadat. (Baca Juga: Wanita Tarim, Bidadarinya Bumi yang Terpelihara)

Ketika ditanya, apa gerangan yang menyebabkan engkau masuk Islam ? Sang turis menjawab: "Karena kejadian dengan sang anak tersebut (dia pun menceritakan kejadian dengan sang anak tersebut)".

Sang turis itu diketahui adalah salah satu dosen di Jepang. Lihatlah bagaimana kekuatan amanah dan kejujuran di dalam perdagangan, mampu mengubah hati seseorang tanpa dialog, tanpa diskusi panjang. Turis tersebut mendapatkan hidayah dari Allah berkat akhlak dan kejujuran seorang anak di pasar Tarim .

Untuk diketahui, Tarim (تريم‎) adalah sebuah kota bersejarah di Hadhramaut, Yaman. Di Tarim terdapat banyak masjid yang jumlahnya mencapai sekitar 360 buah. Selain itu Tarim dikenal dengan keilmuan dan ulama. Di kota ini terdapat pasar yang berbeda dari pasar-pasar pada umumnya. Di Pasar Tarim tidak ada ikhtilat (bercampurnya laki-laki dan perempuan). Karena di Tarim , kaum laki-lakilah yang pergi ke pasar untuk memenuhi kebutuhan dapur. Sedangkan kaum perempuan berdiam diri di rumah.

Kehadiran orang-orang saleh di pasar ini tentu memberikan berkah dan keajaiban yang menakjubkan. Pasar Tarim bagaikan pesantren yang di dalamnya penuh dengan ilmu. Di Pasar Tarim sunnah-sunnah jual beli ditegakkan, berkat para sholihin yang selalu menebar ilmu dan akhlak mulia.

Al-Habib Ali Masyhur (kakak dari ulama besar Hadhramaut Habib Umar bin Hafizh) pernah berkata: "Aku masih mendapati pasar Kota Tarem jika tak ada pembeli, mereka menunggu dengan membaca Al-Qur'an". Lantunan zikir juga selalu terdengar di Pasar Tarim . Banyak di kalangan Habaib datang ke pasar ini hanya ingin mengamalkan sunnah ataupun sekadar berdoa masuk pasar demi mengambil berkah dan keutamaan sunnah Nabi. (Baca Juga: Pesan Keluhuran Al-Habib Ali Al-Jufri)

Wallahu Ta'ala A'lam
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2654 seconds (0.1#10.140)