Inilah Adab Ketika Mengalami Mimpi Buruk

Kamis, 17 Maret 2022 - 18:47 WIB
loading...
Inilah Adab Ketika Mengalami Mimpi Buruk
Salah satu adab ketika mengalami mimpi buruk yakni tidak boleh meceritakan perihal mimpi buruknya tersebut kepada orang lain. Foto ilustrasi/istimewa
A A A
Ternyata ketika kita mengalami mimpi buruk , ada adab yang harus kita lakukan. Salah satu adab -nya yakni tidak boleh meceritakan perihal mimpi buruknya tersebut kepada orang lain. Kenapa demikian?

Sejatinya, mimpi buruk berasal dari setan yang digunakan sebagai cara untuk mempermainkan manusia dan memberikan was-was serta kesedihan kepadanya, sehingga hidupnya menjadi susah dan bisa mengantarkan pada hal-hal yang buruk. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ يُحَدِّثَنَّ أَحَدُكُمْ بِتَلَعُّبِ الشَّيْطَانِ بِهِ فِى مَنَامِهِ


“Janganlah kalian menceritakan ulah setan yang mempermainkan dirinya dalam alam mimpi.” (HR Muslim)



Ustadz dr Raehanul Bahraen MSc, dai lulusan Ma'had Al-Ilmi Yogyakarta menjelaskan, di antara mimpi buruk tersebut biasanya seperti mimpi gigi patah. Karena jika ini terjadi di kehidupan nyata maka tentu akan terasa sakit. "Dan Islam telah memberikan bimbingan tentang beberapa hal yang harus dilakukan oleh orang yang bermimpi buruk, salah satunya agar tidak menceritakan kepada orang lain,"ungkapnya seperti dilansir website pribadinya.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَإِنْ رَأَى مَا يَكْرَهُ فليتفل عَنْ يَسَارِهِ ثَلَاثًا وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشَرِّهَا، وَلَا يُحَدِّثُ بِهَا أَحَدًا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ


“Ketika kalian mengalami mimpi buruk, hendaknya meludah ke kiri tiga kali, dan memohon perlindungan kepada Allah dari kejahatan setan dan dari dampak buruk mimpi. Kemudian, jangan ceritakan mimpi itu kepada siapapun, maka mimpi itu tidak akan memberikan dampak buruk kepadanya.” (HR. Muslim)

Oleh karena itu, seseorang yang bermimpi buruk tidak usah peduli dengan mimpinya tersebut. Jangan pula menganggap bahwa mimpi tersebut adalah tanda akan ada orang yang meninggal dunia atau pertanda sial lainnya. Karena semua kejadian di dunia ini baik atau buruk, Allah lah yang menakdirkannya, tidak ada hubungannya dengan mimpi buruk seseorang, tidak ada hubungannya dengan hari atau angka sial.

"Pemahaman seperti ini selain bertentangan dengan Islam juga tidak sejalan dengan logika sehat. Sayangnya banyak orang yang pintar dan berpendidikan tinggi, tetapi memiliki keyakinan-keyakinan pertanda sial seperti itu. Pintar membuat pesawat tetapi menghilangkan bangku nomor tiga belas dari pesawatnya,"kupas ustadz yang juga berprpfesi sebagai dokter ini.



Wallahu A'lam
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2440 seconds (0.1#10.140)