Ramadhan, Altruistik dan Persatuan Indonesia

Minggu, 10 April 2022 - 22:36 WIB
loading...
Ramadhan, Altruistik dan Persatuan Indonesia
Profesor Dr Muhammad bin Said, Guru Besar pada Program Doktor Perbankan dan Keuangan Syaraih Fakultas Ekonomi & Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Foto/dok SINDOnews
A A A
Profesor Dr Muhammad bin Said
Guru Besar pada Program Doktor Perbankan dan Keuangan Syaraih Fakultas Ekonomi & Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Alumnus PPSA 23 Tahun 2021 LEMHANNAS

Indonesia dihuni oleh penduduk yang multikultur, multi religius, etnik dan bahasa. Terdapat 300 kelompok etnik dan 250 jenis bahasa yang tumbuh dan hidup di Indonesia. Setiap kelompok etnik memiliki identitas etnik dan keyakinan keagamaan yang beragam.


Keanekaragaman itu menjadi karunia Tuhan yang harus dirawat bersama guna menghindari gesekan-gesekan kelompok yang dapat menjadi gangguan dan ancaman persatuan Indonesia. Konflik sosial, isu sara, intoleransi, fundamentalisme, dan radikalisme adalah sederet ancaman dan gangguan lain yang berpotensi besar melemahkan keutuhan bangsa.

Ramadhan memiliki kekuatan multiplier effect, terutama secara spiritual, psikologi, dan kekauatn integrasi sosial. Secara spiritual, Ramadhan bulan latihan bagi iman untuk menfilter diri dari pengaruh faktor internal dan eksternal yang mendistorsi sifat siddiq, amana, tabligh dan fathonah.

Ramadhan membangkitkan psikologi sosial anak jalanan, komunitas miskin, para muallaf dan ashnaf lain yang disebutkan dalam Al-Qur'an Surat Taubah ayat 60 melalui kekuatan kesalehan sosial (altruistik).

Ramadhan mengangkat derajat manusia sebagai mahluk dimuliakan Tuhan (QS. Al-Isra : 70) pada tahap kesetaraan tanpa memandang perbedaan apapun, kecuali ketakwaan mellaui peleburan diri dengan hamba Allah yang lain melalui momen sholat berjamaah, sholat tarawih, buka bersama dan aktivitas sosial lainnya.

Bahkan secara historis para founding father, pejuang Indonesia mengusir penjajah (imperialis) dari bumi nusantara melalui kekuatan sosial yang terintegrasi secara baik dalam bulan ramadhan. Rekonstruksi sejarah ini perlu menjadi pembelajaran berharga untuk dilestarikan secara turun temurun oleh seluruh lapisan masyarakat persatuan Indonesia ditengah gangguan dan acaman geo-ekonomi dan geo-politik global serta perkembangan teknologi informasi secara massif.

Integrasi sosial yang dibentuk Ramadhan dulu dan kini menjadi role model untuk dipertahankan dan dikembangkan selama sebelas bulan di luar bulan ramadhan. Selain itu, Ramadhan memiliki kekuatan kuratif, yaitu daya dorong untuk mereduksi dan mengikis keinginan individual yang tidak terbatas (unlimited wants) dan mengedepankan perilaku altruistik dan kesalehan sosial.

Ibadah Ramadhan berkontribusi membentuk karakter dan jati diri anak bangsa yang religious-nasionalis, yang mencintai tanah air (hubbul wathan), saling menghargai, dan toleran sebagaimana ditunjukkan para pejuang (founding fathers) kita yang menghargai pluralitas keyakinan masyarakat Indonesia, yang ditandai dengan sikap bijaksana dalam memodifikasi sila pertama Pancasila.

Perilaku keberagamaan yang saling menghargai bukan saja menjadi esensi ajaran moral agama, tetapi juga aplikasi nyata dari Sila Pertama Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pada sisi lain, jiwa altruistik dibentuk Ramadhan menjadi modal dalam menjaga kemajemukan sebagai ciri keindahan Indonesia yang amat langka ditemukan di negara lain. Altruistik dapat mengekang keinginan yang tidak terbatas (unlimited wants) causa prima dari kesenjangan dan krisis sosial-ekonomi.

Daya cegat keinginan yang tidak terbatas dapat menumbuhkan empahty sosial, yang diwujudkan dengan cara tidak menimbun produk kebutuhan pokok masayarakat karena motif menghitung-hitung keuntungan maksimal. Perilaku demikian memiliki potensi destruktif yang tidak saja dapat melempar pelakunya ke dalam neraka hutama (QS. Al Humazat; 104:2-3), tetapi juga menimbulkan perpecahan masyarakat, anarkisme sosial yang mengancam stabilitas nasional.

Simak Tausiyah: Takwa & Sabar, Kunci Kemenangan Manusia
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1587 seconds (0.1#10.140)