Kontradiksi Ayat-ayat dalam Al-Qur'an, Adakah?
loading...
A
A
A
Ustaz Ahmad Sarwat Lc MA
Pengasuh Rumah Fiqih Indonesia
Secara tegas dan ekplisit Allah Ta'ala telah menyebutkan bahwa semua ayat dalam Al-Qur'an itu tidak ada yang saling bertentangan, sebab semuanya datang dari sisi Allah juga. Lain halnya apabila datang selain Allah, pastilah kita menemukan perbedaan yang banyak.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Artinya: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. An-Nisa': 82)
Namun dalam kenyataannya, kadang kita sebagai manusia yang awam dan kurang ilmu, bisa saja mendapatkan kesan dan persepsi tertentu yang berbeda. Kadang kita menemukan ada saja ayat-ayat tertentu yang sekilas di mata kita nampak saling berbeda, bahkan saling bertentangan satu dengan yang lainnya.
Di dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa istri yang baik hanya untuk suami yang baik. Silakan baca ayat berikut ini:
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
Artinya: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS. An-Nur : 26)
Kalau membaca ayat ini terkesan bahwa Allah telah menetapkan jodoh sesuai dengan keshalihan seseorang. Wanita yang salihah jodohnya pasti mendapatkan laki-laki yang salih juga.
Begitu juga wanita yang tidak salihah, jodohnya akan dapat yang tidak salih juga. Kita tentu sering menemukan bukti nyata atas hakikat kebenaran ayat di atas dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu apakah ketentuan Allah terkait dengan status jodoh itu merupakan hukum yang mutlak dan absolut? Apakah wanita salihah mutlak pasti mendapatkan laki-laki yang salih juga?
Jawabannya belum tentu. Sebab Al-Qur'an sendiri yang menceritakan tentang pasangan-pasangan yang tidak seiman. Misalnya istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth yang kafir, padahal keduanya istri seorang Nabi utusan Allah.
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
Artinya: "Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)." (QS. At-Tahrim: 10)
Sementara di ayat lain justru diceritakan hal yang sebaliknya. Al-Qur'an menceritakan Asiyah yang shalihah, namun entah bagaimana posisinya malah jadi istri Fir'aun sang angkara murka yang justru malah jadi orang yang beriman.
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Artinya: "Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." (QS. At-Tahrim : 11)
Hikmah
Pelajaran yang bisa kita ambil dari kesan kontradiksi antarayat dalam Al-Qur'an ini adalah sebagai berikut:
1. Jangan terlalu mudah mengambil kesimpulan dari ayat-ayat yang kita baca. Sebab boleh jadi ada ayat lain yang bisa disimpulkan berbeda.
2. Adanya kesan 'kontradiksi' ini tidak harus menunjukkan kelemahan dan kekeliruan Al-Qur'an. Justru sebaliknya menunjukkan kelengkapan dan keseimbangan Al-Qur'an itu sendiri.
Sehingga dalam konteks di atas, ada kecenderungan wanita salihah akan bertemu jodoh dengan laki-laki yang salih. Namun hal itu bukan berarti ketentuan yang sifatnya mutlak.
Dalam kondisi tertentu bisa terjadi hal yang sebaliknya. Dan begitulah kehidupan di muka bumi ini. Al-Qur'an sedang mengajari kita hakikat kehidupan.
Pengasuh Rumah Fiqih Indonesia
Secara tegas dan ekplisit Allah Ta'ala telah menyebutkan bahwa semua ayat dalam Al-Qur'an itu tidak ada yang saling bertentangan, sebab semuanya datang dari sisi Allah juga. Lain halnya apabila datang selain Allah, pastilah kita menemukan perbedaan yang banyak.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Artinya: "Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an? Kalau kiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang banyak di dalamnya." (QS. An-Nisa': 82)
Namun dalam kenyataannya, kadang kita sebagai manusia yang awam dan kurang ilmu, bisa saja mendapatkan kesan dan persepsi tertentu yang berbeda. Kadang kita menemukan ada saja ayat-ayat tertentu yang sekilas di mata kita nampak saling berbeda, bahkan saling bertentangan satu dengan yang lainnya.
Di dalam Al-Qur'an disebutkan bahwa istri yang baik hanya untuk suami yang baik. Silakan baca ayat berikut ini:
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ
Artinya: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula)." (QS. An-Nur : 26)
Kalau membaca ayat ini terkesan bahwa Allah telah menetapkan jodoh sesuai dengan keshalihan seseorang. Wanita yang salihah jodohnya pasti mendapatkan laki-laki yang salih juga.
Begitu juga wanita yang tidak salihah, jodohnya akan dapat yang tidak salih juga. Kita tentu sering menemukan bukti nyata atas hakikat kebenaran ayat di atas dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu apakah ketentuan Allah terkait dengan status jodoh itu merupakan hukum yang mutlak dan absolut? Apakah wanita salihah mutlak pasti mendapatkan laki-laki yang salih juga?
Jawabannya belum tentu. Sebab Al-Qur'an sendiri yang menceritakan tentang pasangan-pasangan yang tidak seiman. Misalnya istri Nabi Nuh dan istri Nabi Luth yang kafir, padahal keduanya istri seorang Nabi utusan Allah.
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
Artinya: "Allah membuat istri Nuh dan istri Luth sebagai perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada suaminya (masing-masing), maka suaminya itu tiada dapat membantu mereka sedikitpun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada keduanya): "Masuklah ke dalam jahannam bersama orang-orang yang masuk (jahannam)." (QS. At-Tahrim: 10)
Sementara di ayat lain justru diceritakan hal yang sebaliknya. Al-Qur'an menceritakan Asiyah yang shalihah, namun entah bagaimana posisinya malah jadi istri Fir'aun sang angkara murka yang justru malah jadi orang yang beriman.
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِنْدَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ وَنَجِّنِي مِنْ فِرْعَوْنَ وَعَمَلِهِ وَنَجِّنِي مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ
Artinya: "Dan Allah membuat istri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Rabbku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam firdaus, dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya, dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim." (QS. At-Tahrim : 11)
Hikmah
Pelajaran yang bisa kita ambil dari kesan kontradiksi antarayat dalam Al-Qur'an ini adalah sebagai berikut:
1. Jangan terlalu mudah mengambil kesimpulan dari ayat-ayat yang kita baca. Sebab boleh jadi ada ayat lain yang bisa disimpulkan berbeda.
2. Adanya kesan 'kontradiksi' ini tidak harus menunjukkan kelemahan dan kekeliruan Al-Qur'an. Justru sebaliknya menunjukkan kelengkapan dan keseimbangan Al-Qur'an itu sendiri.
Sehingga dalam konteks di atas, ada kecenderungan wanita salihah akan bertemu jodoh dengan laki-laki yang salih. Namun hal itu bukan berarti ketentuan yang sifatnya mutlak.
Dalam kondisi tertentu bisa terjadi hal yang sebaliknya. Dan begitulah kehidupan di muka bumi ini. Al-Qur'an sedang mengajari kita hakikat kehidupan.
Baca Juga
(rhs)