Kisah Khalifah Al-Manshur, Tumpas Pemberontakan Keturunan Ali Bin Abu Thalib
loading...
A
A
A
Dari sini, kita bisa menduga, meningkatnya gerakan para ulama membukukan serta mensistematisasi pokok-pokok ajaran agama, adalah bentuk lain dari metode perlawanan terhadap prilaku penguasa dan aparaturnya. Lagi pula, sebagaimana kemudian terjadi, para ulama-ulama terkemuka yang tadi disebut oleh As Suyuthi umumnya dibunuh dan disiksa oleh Al-Manshur. Diantaranya Abu Hanifah (Imam mahzab Hanafi), Abdul Hamid ibn Ja’far, Ibnu Ajian, dan Imam Malik bin Anas (Imam Mahzab Maliki). Salah satu alasan dihukumnya Imam Malik bin Anas, karena dia memperbolehkan pemberontakan terhadap pemerintahan Al-Manshur. Pada saat ditanyakan kepadanya, “bukankah kita terikat bai’at pada Al-Manshur?’ dia menjawab, “Kalian membaiatnya dengan terpaksa dan sumpah orang-orang yang terpaksa tidak terkena denda.”
Bahkan di akhir-akhir masa pemerintahannya, sekitar tahun 158 H, Al-Manshur masih sempat menginstruksikan kepada pejabatnya di Mekkah untuk memenjarakan Sufyan Ats-Tsauri dan Abbas bin Katsir. Keputusan apa yang akan dilakukan kepada kedua orang ulama itu, masih menunggu Al-Manshur tiba di Mekkah. Ketika itu adalah musim haji. Orang-orang khawatir kedua ulama itu akan dibunuh oleh Al-Manshur sembari menunaikan ibadah haji. Tapi rupanya Allah SWT tidak memberi kesempatan pada Al-Manshur untuk sampai ke Mekkah. Karena dia keburu wafat dalam perjalanan.
(mhy)