Surah Al-Kahfi Ayat 10-12 dan Wujud Maha Agung Allah Ta'ala

Kamis, 26 Mei 2022 - 16:48 WIB
loading...
Surah Al-Kahfi Ayat 10-12 dan Wujud Maha Agung Allah Taala
Surah Al-Kahfi ayat 10-12 mengulas kisah Ashabul Kahfi kepada Rasulullah SAW. Dari kisah tersebut dapat kita lihat wujud Maha Agung Allah SWT terhadap alam dan seisinya. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Surah Al-Kahfi ayat 10-12 mengulas kisah Ashabul Kahfi kepada Rasulullah SAW . Dari kisah tersebut dapat kita lihat wujud Maha Agung Allah SWT terhadap alam dan seisinya. Tafsir Surah Al-Kahfi ayat 10-12 ini juga menjelaskan bahwa Allah menutup pendengaran para pemuda tersebut agar tidak terjaga dari gangguan suara.



Dalam Surat Al-Kahfi ayat 10-12 Allah SWT berfirman:

اِذۡ اَوَى الۡفِتۡيَةُ اِلَى الۡـكَهۡفِ فَقَالُوۡا رَبَّنَاۤ اٰتِنَا مِنۡ لَّدُنۡكَ رَحۡمَةً وَّهَيِّئۡ لَـنَا مِنۡ اَمۡرِنَا رَشَدًا

Iz awal fityatu ilal Kahfi faqooluu Rabbanaaa aatinaa mil ladunka rahmatanw wa haiyi' lanaa min amrinaa rashadaa

10. (Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, "Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami."

فَضَرَبۡنَا عَلٰٓى اٰذَانِهِمۡ فِى الۡـكَهۡفِ سِنِيۡنَ عَدَدًا ۙ‏

Fadarabnaa 'alaaa aazaanihim fil Kahfi seniina 'adadaa

11. Maka Kami tutup telinga mereka di dalam gua itu, selama beberapa tahun.

ثُمَّ بَعَثۡنٰهُمۡ لِنَعۡلَمَ اَىُّ الۡحِزۡبَيۡنِ اَحۡصٰى لِمَا لَبِثُوۡۤا اَمَدًا

Summa ba'asnaahum lina'lama ayyul hizbaini ahsaa limaa labisuuu amadaa

12. Kemudian Kami bangunkan mereka, agar Kami mengetahui manakah di antara ke dua golongan itu yang lebih tepat dalam menghitung berapa lamanya mereka tinggal (dalam gua itu).



Tafsir Kementerian Agama menjelaskan pada ayat 10 surat Al-Kahfi, Allah SWT mulai menguraikan kisah Ashhabul Kahf kepada Rasulullah SAW. Allah taala mengingatkan kepada Rasul-Nya bahwa ketika zaman dahulu beberapa pemuda keturunan bangsawan di suatu negeri, karena takut penganiayaan rajanya, pergi mencari perlindungan ke dalam gua pada sebuah gunung. Di dalam gua inilah mereka membulatkan tekadnya, menghabiskan masa remajanya untuk mengabdi kepada Allah swt.

Mereka berdoa kepada Allah semoga dilimpahi rahmat dari sisi-Nya. Mereka mengharapkan pengampunan, ketenteraman, dan rezeki dari Allah sebagai anugerah yang besar atas diri mereka.

Selain itu, mereka juga memohon agar Allah memudahkan bagi mereka jalan yang benar untuk menghindari godaan dan kezaliman orang-orang kafir dan memperoleh ketabahan dalam menaati Tuhan sehingga tercapai kebahagiaan dunia dan akhirat.

Sungguh Allah telah menolong mereka. Ketika raja kafir itu berhasil menemukan jejak mereka pada pintu gua itu, lalu masuk ke dalamnya, maka Allah SWT menutup penglihatan mereka sehingga tidak dapat melihat para pemuda tersebut. Oleh karena itu, akhirnya raja memutuskan menutup pintu gua dengan perkiraan bahwa mereka akan mati kelaparan dan kehausan.



Dalam ayat 11, disebutkan bahwa Allah mengabulkan doa para pemuda itu dengan menutup penglihatan dan pendengaran mereka, hingga mereka tidur nyenyak dan tidak ada suara yang akan membangunkan mereka dari tidur di dalam gua itu selama ratusan tahun.

Sangat besar rahmat Allah yang diberikan kepada mereka. Tidak mudah bagi seseorang untuk tidur, di waktu jiwanya sedang gelisah dan takut. Dengan tidur, seseorang mendapatkan ketenteraman hati.

Dalam ayat ini dikatakan “menutup telinga” karena telinga itulah tempat masuknya suara yang menjadi sebab bangunnya seseorang dari tidur. Seseorang dapat dikatakan tidur, bilamana telinganya tidak mendengar sesuatu lagi.



Sedangkan ayat 12 menerangkan bahwa sesudah para pemuda itu tidur dalam gua selama 300 tahun, Allah lalu membangunkan mereka. Pendengaran mereka dipulihkan kembali oleh Allah SWT. Ketika seorang penggembala kambing menggempur dinding batu yang menutup mulut gua itu, suara reruntuhan membuat mereka terbangun dari tidur yang panjang.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3866 seconds (0.1#10.140)