Pentingnya Seorang Mukminah Memahami Hakikat Sabar

Jum'at, 03 Juni 2022 - 14:49 WIB
loading...
Pentingnya Seorang Mukminah Memahami Hakikat Sabar
Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung. Foto ilustrasi/ist
A A A
Setiap orang pasti sudah pernah merasakan cobaan-cobaan berat dalam hidup ini. Boleh jadi cobaan hidup itu menimpa langsung pada diri sendiri, suami, anak ataupun anggota keluarga yang lain.Tetapi justru disitulah akan tampak kadar iman kita.
Allah menurunkan cobaankepadamu, agar Dia bisa menguji iman kita, apakah kita akan sabar ataukah kita akan marah-marah, dan adakah engkau ridha terhadap takdir Allah ?

Dari Ummu Al-Ala’, dia berkata :”Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk-ku tatkala aku sedang sakit, lalu beliau berkata. ‘Gembirakanlah wahai Ummu Al-Ala’. Sesungguhnya sakitnya orang Muslim itu membuat Allah menghilangkan kesalahan-kesalahan, sebagaimana api yang menghilangkan kotoran emas dan perak," (HR Abu Dawud)



Menurut Syaikh Majdi As-Sayyid Ibrahim, dalam bukunya Al-Khamsuna Wasyiyyah Min Washaya Ar-Rasul Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam Lin Nisa, wasiat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu terjadi saat menasihati Ummu Al-Ala’ Radhiyallahu anha. Bahwa orang mukmin itu diuji Rabb-nya agar Dia bisa menghapus kesalahan dan dosa-dosanya.

Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala :

“...Dan, orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan, mereka itulah orang-orang yang benar (imannya), dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa“. (QS. Al-Baqarah : 177).

Seperti yang disebutkan Imam Muslim, Rasulullah Shalallahu'alihi Wa Salam juga menegaskan bahwa :

Dari Shuhaib Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. “Sungguh menakjubkan urusan orang mukmin. Sesungguhnya semua urusannya adalah baik. Apabila mendapat kelapangan, maka dia bersyukur dan itu kebaikan baginya. Dan, bila ditimpa kesempitan, maka dia bersabar, dan itu kebaikan baginya”.

Jadi, para ukhti juga harus tahu bahwa Allah menguji kita menurut bobot iman yang kita miliki. Apabila bobot iman kita berat, Allah akan memberikan cobaan yang lebih keras. Apabila ada kelemahan dalam agama kita, maka cobaan yang diberikan kepada kita juga lebih ringan.

Dan kita juga akan mendapatkan bahwa Allah memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan balasan yang lebih baik daripada amalnya dan melipat gandakannya tanpa terhitung.

Firman-Nya :

مَا عِنۡدَكُمۡ يَنۡفَدُ‌ وَمَا عِنۡدَ اللّٰهِ بَاقٍؕ وَلَـنَجۡزِيَنَّ الَّذِيۡنَ صَبَرُوۡۤا اَجۡرَهُمۡ بِاَحۡسَنِ مَا كَانُوۡا يَعۡمَلُوۡنَ‏


“Dan, sesungguhnya Kami akan memberi balasan kepada orang-orang yang sabar dengan pahala yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan“. (QS. An-Nahl : 96).

Jadi, bersabar dalam kesusahan dan musibah, sabar menghadapi sakit, menguasai diri karena kekhawatiran dan emosi, menahan lidahnya agar tidak mengeluh, merupakan bekal bagi orang mukmin dalam perjalanan hidupnya di dunia. Maka dari itu sabar termasuk dari sebagian iman, sama seperti kedudukan kepala bagi badan. Tidak ada iman bagi orang yang tidak sabar.


Wallahu'alam.
(wid)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1689 seconds (0.1#10.140)