Ikrimah bin Abu Jahal, Pelopor Pasukan Berani Mati dalam Islam

Rabu, 13 Juli 2022 - 22:27 WIB
loading...
Ikrimah bin Abu Jahal, Pelopor Pasukan Berani Mati dalam Islam
Ikrimah bin Abu Jahal, sosok sahabat yang dikenal berani mati saat perang Yarmuk melawan ratusan ribu pasukan Romawi. Foto/dok Twitter@CeramahUstSomad
A A A
Abu Jahal ('Amr bin Hisyam) dijuluki Fir'aun umat ini karena permusuhannya yang keras kepada Rasulullah SAW dan umat Islam. Namun, tidak demikian dengan putranya bernama Ikrimah radhiyallahu 'anhu.

Allah memberinya cahaya Hidayah kepada Ikrimah dan menjadi pelopor (pencetus) pasukan berani mati dalam sejarah Islam. Masa remaja Ikrimah tumbuh di Makkah saat kedengkian dan permusuhan kepada Islam dan Nabi Muhammad digaungkan oleh ayahnya, Abu Jahal.

Ikrimah melihat ayahnya di Makkah tidak henti-hentinya memusuhi umat Islam, kemudian melihat kaumnya kalah dalam perang Badar. Ia kembali ke Makkah tanpa disertai ayahnya yang tewas di tangan pasukan Islam.

Keberanian Ikrimah di medan perang diceritakan dalam banyak riwayat. Ketika perang melawan pasukan Romawi yang berjumlah ratusan ribu orang, Ikrimah tampil bak singa mengamuk. Ia berjuang mati-matian menembus pasukan Romawi.

Suaranya yang lantang menggelegar bagaikan petir mengejutkan pasukan kaum muslimin: "Wahai kaum muslimin, siapakah di antara kalian yang siap sumpah setia untuk berperang hingga titik darah penghabisan?"

400 orang pasukan muslim merapat ke Ikrimah. Merekalah yang dalam sejarah dikenal dengan "Pasukan Berani Mati". Melihat itu, Khalid bin Al-Walid bergegas mendekati Ikrimah dan berusaha mencegahnya agar tidak mengorbankan dirinya.

Ikrimah menatap Khalid sambil berujar: "Biarkan aku mengambil keputusan ini wahai Khalid. Engkau telah lebih dahulu melakukan banyak kebaikan bersama Rasulullah. Sedangkan Aku dan Ayahku adalah orang yang paling keras menentang Rasulullah. Biarkan Aku menebus kesalahan masa laluku. Dahulu aku memerangi Rasulullah dalam berbagai peperangan, apakah hari ini aku harus lari dari kepungan Romawi? Hal ini tidak boleh terjadi."

Pasukan Romawi dikejutkan dengan pergerakan Pasukan Berani Mati pimpinan Ikrimah yang bergerak maju menyerang dan menebas leher mereka. Pasukan berani mati ini terus maju merangsek memukul mundur ribuan pasukan Romawi yang kala itu mengepung pasukan muslimin.

Ikrimah bin Abi Jahl terus maju hingga ke jantung kekuatan pasukan Romawi. Perjuangan Ikrimah dan ratusan pasukan muslim yang menyertainya membuat pasukan Romawi kucar-kacir.

Komandan pasukan Romawi memerintahkan seluruh anak panah diarahkan kepada pasukan berani mati. Kuda yang ditunggangi Ikrimah pun terjatuh di tengah medan perang lantaran banyaknya anak panah menancap di kudanya. Ikrimah melompat dari kudanya dan terus menerjang ribuan pasukan Romawi dengan pedangnya. Kini anak-anak panah Romawi diarahkan kepada Ikrimah.

Pasukan Romawi hampir tidak percaya dengan pemandangan yang ada di hadapan mereka. 400 pasukan muslim berani mati telah bersumpah setia terus maju di medan perang. Pasukan Romawi mundur kebelakang melarikan diri. Teriakan Takbir yang digaungkan pasukan berani mati membuat pasukan Romawi kabur sehingga pengepungan terhadap pasukan muslimin gagal.

Khalid bin Walid bergegas mencari Ikrimah yang juga sepupunya di tengah pasukan yang bergelimpangan. Tubuh Ikrimah didapatinya bersimbah darah tidak jauh dari Al-Harits bin Hisyam dan Ayasy bin Abi Rabiah yang juga terluka parah. Ikrimah tergeletak terkena 70 tikaman di dadanya.

Kala itu Harits bin Hisyam meminta seteguk air. Namun sebelum meminumnya, ia melihat Ikrimah bin Abi Jahal terbaring lemah tidak jauh darinya. Haris mengatakan kepada orang yang membawa air: "Berikan air itu kepada Ikrimah, karena ia lebih haus daripada aku."

Ketika pembawa air mendekati Ikrimah dan akan meneguknya, Ikrimah melihat Ayasy yang tidak jauh darinya. Ikrimah meminta pembawa air agar memberikannya kepada Ayasy terlebih dahulu.

Namun Ayasy menolaknya sembari berkata: "Aku tidak akan meminum air itu sampai saudaraku yang meminta pertama kali meminumnya."

Akhirnya pembawa air kembali ke tempat Harits bin Hisyam. Namun sayang, ia mendapati Harits telah mengembuskan nafas terakhirnya. Saat mereka menengok Ikrimah, Ikrimah pun telah Syahid. Air pun dibawa ke Ayasy, namun Ayasy juga sudah tak bernyawa lagi. Para sahabat mulia ini telah menunaikan janjinya. Allah mewafatkan mereka di medan perang.

Masuk Islamnya Ikrimah bin Abu Jahal
Dalam "Kisah Teladan 20 Sahabat Nabi Muhammad shollallahu 'alaihi wasallam karya Hamid Ahmad Ath-Thahir diceritakan bahwa Ikrimah pernah melarikan diri karena takut dengan ancaman Rasulullah SAW. Kala itu Rasulullah mengizinkan untuk membunuhnya bersama sembilan orang lainnya. Mendengar ancaman tersebut, Ikrimah melarikan diri ke Yaman.

Saat itu istrinya bernama Ummu Hakim masuk Islam dan meminta perlindungan dan keamanan kepada Rasulullah SAW untuk Ikrimah, maka Beliau bersabda kepadanya: "Dia aman"

Ketika istrinya menyampaikan kabar itu, Ikrimah pun datang menemui Rasulullah. Beliau menyambut Ikrimah: "Selamat datang, pengendara yang berhijrah."

Nabi berdiri kepadanya, meluaskan kain untuknya, dan menyambutnya dengan sebaik-baik sambutan. Ikrimah berkata: "Aku mendengar bahwa engkau telah menjamin keamananku, wahai Muhammad?" "Ya sungguh engkau aman," jawab Rasululllah.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2334 seconds (0.1#10.140)