Keistimewaan Nabi Muhammad Tak Pernah Menguap dan Mimpi Basah
loading...
A
A
A
Tidak ada manusia yang dalam dirinya terkumpul kesempurnaan kecuali ada pada diri baginda Nabi Muhammad shollallohu 'alihi wasallam. Beliaulah manusia yang layak dipuji dan diteladani sebagaimana Allah memuliakan beliau.
Bahkan tanda sempurnanya iman seseorang adalah apabila ia mencintai Rasulullah SAW melebihi kecintaannya terhadap orang tua, anak dan seluruh manusia. Beberapa keistimewaan Rasulullah SAW adalah tidak pernah menguap maupun ihtilam (mimpi basah).
Seperti diketahui, menguap erat kaitannya dengan rasa kantuk dan lelah. Rata-rata manusia sehat menguap 5 sampai 10 kali dalam sehari, bahkan ada yang lebih. Sebuah riset menunjukkan bahwa menguap merupakan salah satu cara tubuh untuk meningkatkan jumlah oksigen.
Dalam perspektif kesehatan, penyebab seseorang menguap biasanya dikarenakan beberapa hal. Di antaranya, kurang tidur, kelelahan, upaya tubuh untuk mendinginkan otak, merasa bosan, efek samping dari obat-obatan dan memiliki penyakit tertentu dan sebagainya.
Bagi manusia pada umumnya, aktivitas menguap adalah lumrah. Namun, hal itu tidak pernah terjadi pada diri Nabi Muhammad. Beliau satu-satunya manusia yang tidak pernah menguap.
Dalam riwayat disebutkan:
التَّثَاؤُبُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ الشَّيْطَانُ
Artinya: "Menguap itu dari setan. Maka bila seorang dari kalian menguap hendaklah sedapat mungkin ditahannya karena bila seseorang dari kalian menguap dengan mengeluarkan suara 'Huaah', setan akan tertawa." (HR Al-Bukhari)
Imam an-Nawawi berpendapat bahwa kata 'menguap' disandarkan kepada setan karena menguap dapat menyebabkan seseorang mengikuti syahwatnya disebabkan beratnya badan, lemasnya badan dan gemuknya badan. Yang dimaksud dalam hadis itu adalah peringatan Rasulullah terhadap sebab-sebab yang dapat membuat seseorang menguap, yakni terlalu besar tempat makanan dan terlalu banyak makan. Inilah yang harus dihindari.
Dalam buku "Manusia Yang Tidak Seperti Manusia", Ustaz Ahmad Zarkasih menyebutkan bahwa Nabi Muhammad shollallohu 'alihi wasallam sepanjang hayatnya tidak pernah menguap. Hal ini diketengahkan dalam Kitab al-Khashaish al-Kubra karya Imam al-Suyuthi.
Ditakhrij oleh Imam al-Bukhari dalam Kitabnya al-Tarikh dan juga Ibn Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya dan dari Ibn Sa'd dari Yazid bin al-Ashamm, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menguap sama sekali.
Suatu waktu Nabi pernah ditanya oleh istrinya Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha tentang tidurnya. "Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur setelah sholat Witir?". Beliau menjawab: "Betul, Aisyah. Sesunguhnya mataku tertidur akan tetapi hatiku tidak pernah tidur." (HR Malik)
Hal ini sejalan dengan apa yang disebutkan oleh Rasulullah bahwa para Nabi dan Rasul tidaklah tidur kecuali hanya mata mereka saja yang terpejam. Sedangkan hati mereka tidak pernah tidur dari berdzikir kepada Allah.
Tak Pernah Mimpi Basah
Ihtilam adalah keluarnya air mani karena sebab mimpi atau fantasi. Kebanyakan orang Indonesia menyebut ihtilam dengan mimpi basah. Dan hal itu tidak pernah dialami Nabi shollallohu 'alaihi wasallam.
Dalam Kitab haditsnya, Al-Mu'jam Al-Kabir, Imam at-Thabrani mengeluarkan sebuah riwayat dari Sayyidina Ibnu 'Abbas: Dari Ikrimah, dari Ibn Abbas bahwasanya Nabi shollallohu 'alaihi wasallam tidak pernah ber-ihtilam. (HR at-Thabrani)
Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW pernah bersabda:
الرُّؤْيَا مِنَ اللهِ، وَالْحُلْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ
Artinya: "Ar-Rukya itu dari Allah dan Al-Hulmu itu dari setan." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam Syarh Shahih Muslim dijelaskan bahwa istilah ar-Rukya untuk menyebut mimpi yang disukai (mimpi baik). Sedangkan istilah al-Hulmu untuk menyebut mimpi yang tidak disukai (mimpi buruk).
Keistimewaan lain Nabi Muhammad adalah tidak memiliki bayangan tubuh. Beliau adalah Nur (cahaya). Karena itu, ketika matahari atau bulan menyinarinya, tidak ada bayangan yang muncul di bawah kakinya. Selain itu, tubuh beliau yang mulia tidak pernah dihinggapi lalat.
Bahkan tanda sempurnanya iman seseorang adalah apabila ia mencintai Rasulullah SAW melebihi kecintaannya terhadap orang tua, anak dan seluruh manusia. Beberapa keistimewaan Rasulullah SAW adalah tidak pernah menguap maupun ihtilam (mimpi basah).
Seperti diketahui, menguap erat kaitannya dengan rasa kantuk dan lelah. Rata-rata manusia sehat menguap 5 sampai 10 kali dalam sehari, bahkan ada yang lebih. Sebuah riset menunjukkan bahwa menguap merupakan salah satu cara tubuh untuk meningkatkan jumlah oksigen.
Dalam perspektif kesehatan, penyebab seseorang menguap biasanya dikarenakan beberapa hal. Di antaranya, kurang tidur, kelelahan, upaya tubuh untuk mendinginkan otak, merasa bosan, efek samping dari obat-obatan dan memiliki penyakit tertentu dan sebagainya.
Bagi manusia pada umumnya, aktivitas menguap adalah lumrah. Namun, hal itu tidak pernah terjadi pada diri Nabi Muhammad. Beliau satu-satunya manusia yang tidak pernah menguap.
Dalam riwayat disebutkan:
التَّثَاؤُبُ مِنْ الشَّيْطَانِ فَإِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ الشَّيْطَانُ
Artinya: "Menguap itu dari setan. Maka bila seorang dari kalian menguap hendaklah sedapat mungkin ditahannya karena bila seseorang dari kalian menguap dengan mengeluarkan suara 'Huaah', setan akan tertawa." (HR Al-Bukhari)
Imam an-Nawawi berpendapat bahwa kata 'menguap' disandarkan kepada setan karena menguap dapat menyebabkan seseorang mengikuti syahwatnya disebabkan beratnya badan, lemasnya badan dan gemuknya badan. Yang dimaksud dalam hadis itu adalah peringatan Rasulullah terhadap sebab-sebab yang dapat membuat seseorang menguap, yakni terlalu besar tempat makanan dan terlalu banyak makan. Inilah yang harus dihindari.
Dalam buku "Manusia Yang Tidak Seperti Manusia", Ustaz Ahmad Zarkasih menyebutkan bahwa Nabi Muhammad shollallohu 'alihi wasallam sepanjang hayatnya tidak pernah menguap. Hal ini diketengahkan dalam Kitab al-Khashaish al-Kubra karya Imam al-Suyuthi.
Ditakhrij oleh Imam al-Bukhari dalam Kitabnya al-Tarikh dan juga Ibn Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya dan dari Ibn Sa'd dari Yazid bin al-Ashamm, beliau berkata bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menguap sama sekali.
Suatu waktu Nabi pernah ditanya oleh istrinya Sayyidah Aisyah radhiyallahu 'anha tentang tidurnya. "Wahai Rasulullah, apakah engkau tidur setelah sholat Witir?". Beliau menjawab: "Betul, Aisyah. Sesunguhnya mataku tertidur akan tetapi hatiku tidak pernah tidur." (HR Malik)
Hal ini sejalan dengan apa yang disebutkan oleh Rasulullah bahwa para Nabi dan Rasul tidaklah tidur kecuali hanya mata mereka saja yang terpejam. Sedangkan hati mereka tidak pernah tidur dari berdzikir kepada Allah.
Tak Pernah Mimpi Basah
Ihtilam adalah keluarnya air mani karena sebab mimpi atau fantasi. Kebanyakan orang Indonesia menyebut ihtilam dengan mimpi basah. Dan hal itu tidak pernah dialami Nabi shollallohu 'alaihi wasallam.
Dalam Kitab haditsnya, Al-Mu'jam Al-Kabir, Imam at-Thabrani mengeluarkan sebuah riwayat dari Sayyidina Ibnu 'Abbas: Dari Ikrimah, dari Ibn Abbas bahwasanya Nabi shollallohu 'alaihi wasallam tidak pernah ber-ihtilam. (HR at-Thabrani)
Dari Abu Qatadah radhiyallahu 'anhu, Rasulullah SAW pernah bersabda:
الرُّؤْيَا مِنَ اللهِ، وَالْحُلْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ
Artinya: "Ar-Rukya itu dari Allah dan Al-Hulmu itu dari setan." (HR Al-Bukhari dan Muslim)
Dalam Syarh Shahih Muslim dijelaskan bahwa istilah ar-Rukya untuk menyebut mimpi yang disukai (mimpi baik). Sedangkan istilah al-Hulmu untuk menyebut mimpi yang tidak disukai (mimpi buruk).
Keistimewaan lain Nabi Muhammad adalah tidak memiliki bayangan tubuh. Beliau adalah Nur (cahaya). Karena itu, ketika matahari atau bulan menyinarinya, tidak ada bayangan yang muncul di bawah kakinya. Selain itu, tubuh beliau yang mulia tidak pernah dihinggapi lalat.