Pidato Husein saat 77 Orang Pengikutnya Berhadapan dengan 30.000 Orang Pasukan Muawiyah

Kamis, 28 Juli 2022 - 15:56 WIB
loading...
Pidato Husein saat 77 Orang Pengikutnya Berhadapan dengan 30.000 Orang Pasukan Muawiyah
Pasukan Husein hanya 77 orang menghadapi 30.000 pasukan Muawiyah. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Fajar mulai tampak di ufuk, pertanda subuh akan segera datang untuk mengusir kegelapan malam. Perkemahan hamba-hamba Allah mulai disibukkan oleh datangnya pagi.

Fajar perlahan-lahan menghamparkan dirinya di padang Karbala dan menyajikan warna perak di sungai Furat. Inilah saatnya untuk melaksanakan penghambaan kepada sang Maha Pencipta.

Husein bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah SAW dan para pengikutnya yang setia berdiri menghadap kiblat menunjukkan kepatuhan kepada Tuhan dengan melaksanakan perintah sholat. Usai sholat, beliau berdiri untuk menyampaikan beberapa patah kata di hadapan para sahabatnya.

Setelah memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah, beliau berkata, “Tuhan berkehendak untuk memerintahkan jihad kepada kita. Sudah menjadi ketentuan-Nya bahwa kita semua akan gugur sebagai syahid. Karenanya, bersabarlah menyongsong jihad melawan kekafiran ini.



Pagi itu, Husein mengatur barisan pasukannya yang berjumlah 77 orang. Pasukan sekecil itu diaturnya sedemikian rapi hingga menyerupai sebuah laskar besar.

Zuhair bin Qain mendapatkan tugas di bagian kanan, sedangkan Habib bin Madhahir ditempatkan di kiri. Bendera perang beliau serahkan kepada Abbas, adiknya.

Sedangkan Sayyidna Husien sendiri berada di tengah barisan pasukan bersama sanak keluarganya. Sebagai langkah awal pertahanan, pasukan suci itu membakar kayu-kayu yang ada di balik parit yang memisahkan mereka dengan pasukan musuh.

Dengan cara itu mereka membuat sebuah kubu pertahanan yang kuat, sehingga tidak lagi disibukkan untuk menjaga perkemahan. Tak lama kemudian, pasukan musuh mulai bergerak maju.

Umar bin Saad dengan pasukannya yang berjumlah 30 ribu orang menempatkan Umar bin Hajjaj di bagian kanan dan Syimr bin Dzil Jausyan di bagian kiri.

Komandan pasukan Ibnu Ziyad itu memerintahkan Azrah bin Qais untuk memimpin pasukan berkuda. Pasukan pejalan kaki dipimpin oleh Syabats bin Rab`i.

Sedangkan bendera perang pasukan dipegang oleh Zubaib, budak Umar bin Saad. Serangan ke arah kamp Imam Husein dilancarkan.

Pasukan Ibnu Ziyad yang berencana menyerang dari belakang terpaksa mengurungkan niat karena berhadapan dengan api yang disulut oleh sahabat-sahabat Imam Husein.

Dengan kesal dan kemarahan memuncak, Syimr menyeringai, “Hai Husein, rupanya kau tidak sabar untuk merasakan neraka sehingga buru-buru menyalakannya di dunia.”

“Siapa dia,” tanya Husein. “Aku rasa dia adalah Syimr bin Dzil Jausyan” lanjut beliau.

“Ya, dia adalah Syimr,” jawab para sahabat. “Hei Syimr, engkau lebih layak masuk ke neraka dari pada aku."



Muslim bin Ausajah maju dan meminta izin dari Imam Husein untuk membidikkan anak panahnya ke arah Syimr. Imam melarang dan mengatakan, “Aku tidak ingin menjadi pihak yang memulai.”

Husein memandang ke arah pasukan Bani Umayyah, lalu mengangkat tangannya ke atas dan berdoa, “Ya Allah, Husein-Mu selalu bertawakkal dan menyerahkan diri kepada-Mu. Engkaulah harapanku saat menghadapi kesulitan. Aku menyerahkan segalanya kepada-Mu. Ya Allah betapa banyak masalah yang Engkau selesaikan setelah aku menyerahkannya kepada-Mu."

"Betapa banyak kesulitan yang meluluhkan orang perkasa sekalipun menjadi mudah bagiku saat aku mengajukannya kehadirat-Mu. Ya Allah, sekarang ini pun aku menyerahkan diriku dan segala urusanku kepada-Mu."
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4019 seconds (0.1#10.140)