Saat Sakaratul Maut Tak Mampu Ucapkan Syahadat, Rasulullah SAW akan Bakar Al-Qamah?
loading...
A
A
A
Kemudian Rasulullah SAW bersabda kepada anak muda itu, “Wahai anak muda ucapkanlah Laa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu.”
Lalu anak muda itupun dapat mengucapkannya. Maka bersabda Rasulullah SAW, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dengan sebab aku dari api neraka.”
Kisah ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitabnya Al Mu’jam Kabir dan Imam Ahmad meriwayatkan dengan ringkas. Demikian keterangan Al Imam Mundzir di kitabnya At Targhib wat Tarhib.
Abdul Hakim bin Amir Abdat mengatakan Imam Ahmad telah meriwayatkan di Musnad-nya juz 4 hal. 382 dari jalan Faa-id bin Abdurrahman dari Abdullah bin Aufa dengan ringkas.
Sedangkan Imam Ibnul Jauzi telah meriwayatkan hadis tersebut dalam kitabnya Al-Maudlu’aat juz 3 hal.87 dari jalan Faa-id seperti di atas.
Abdullah bin Ahmad --putra Imam Ahmad bin Hanbal--setelah meriwayatkan hadis tersebut yang ia dapati di kitab sang ayah bahwa ayahnya tidak rida terhadap hadis Faa-id bin Abdurrahman atau menurut beliau bahwa Faa-id bin Abdurrahman itu matrukul hadist.
Imam Ibnul Jauzi setelah meriwayatkan hadis tersebut mengatakan, “Hadis ini tidak sah datangnya dari Rasulullah SAW. Dan di dalam sanadnya terdapat Faa-id, telah berkata Ahmad bin Hambal: Faa-id matrukul hadist.
Dan telah berkata Yahya (bin Ma’in): Tidak ada apa-apanya. Berkata Ibnu Hibban: Tidak boleh berhujjah dengannya. Berkata Al ‘Uqailiy: Tidak ada mutabi’nya (pembantunya) di dalam hadis ini dari rawi yang seperti dia.”
Abdul Hakim bin Amir Abdat mengatakan hadis Alqamah batil bila ditinjau dari matannya. Karena tidak ada seorang pun sahabat yang datang dari hadis-hadis yang sah yang durhaka kepada orangtuanya istimewa kepada ibunya. Bahkan ada sebaliknya, bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat berbuat kebaikan (birrul walidain) kepada orang tua mereka apalagi kepada ibu mereka.
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dalam bukunya berjudul "Waspada Terhadap Kisah-Kisah Tak Nyata" juga mengatakan derajat kisah ini adalah maudhu' alias bohong.
Kisah ini juga dilemahkan oleh para ulama lainnya seperti al Uqaili, al-Baihaqi, al-Mundziri, adz-Dzahabi, Ibnu Arraq, asy-Syaukani dan sebagainya.
Kesimpulanya, hadis ini adalah maudhu’, tidak sahih. Nama Al-Qamah dalam kisah ini tidak jelas dan tersembunyi. Tampaknya, nama Al-Qamah hanyalah dibuat-buat oleh para pemalsu hadis. Sebab, sahabat Nabi yang bernama Al-Qamah sangat jauh dari kisah batil ini.
Hal tersebut sangat jelas bagi mereka yang membaca sejarah sahabat yang bernama Al-Qamah seperti dalam kitab Al-Ishobah oleh Ibnu Hajar dan Usdul Ghabah oleh Ibnu Atsir. Oleh karena itu, ujar Abu Ubaidah, dalam kisah ini kita tidak mendapati secara jelas namanya, baik ayah, kakek, nama kabilah, kunyahnya dan lain sebagainya.
Lalu anak muda itupun dapat mengucapkannya. Maka bersabda Rasulullah SAW, “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dengan sebab aku dari api neraka.”
Kisah ini diriwayatkan oleh Thabrani dalam kitabnya Al Mu’jam Kabir dan Imam Ahmad meriwayatkan dengan ringkas. Demikian keterangan Al Imam Mundzir di kitabnya At Targhib wat Tarhib.
Abdul Hakim bin Amir Abdat mengatakan Imam Ahmad telah meriwayatkan di Musnad-nya juz 4 hal. 382 dari jalan Faa-id bin Abdurrahman dari Abdullah bin Aufa dengan ringkas.
Sedangkan Imam Ibnul Jauzi telah meriwayatkan hadis tersebut dalam kitabnya Al-Maudlu’aat juz 3 hal.87 dari jalan Faa-id seperti di atas.
Abdullah bin Ahmad --putra Imam Ahmad bin Hanbal--setelah meriwayatkan hadis tersebut yang ia dapati di kitab sang ayah bahwa ayahnya tidak rida terhadap hadis Faa-id bin Abdurrahman atau menurut beliau bahwa Faa-id bin Abdurrahman itu matrukul hadist.
Imam Ibnul Jauzi setelah meriwayatkan hadis tersebut mengatakan, “Hadis ini tidak sah datangnya dari Rasulullah SAW. Dan di dalam sanadnya terdapat Faa-id, telah berkata Ahmad bin Hambal: Faa-id matrukul hadist.
Dan telah berkata Yahya (bin Ma’in): Tidak ada apa-apanya. Berkata Ibnu Hibban: Tidak boleh berhujjah dengannya. Berkata Al ‘Uqailiy: Tidak ada mutabi’nya (pembantunya) di dalam hadis ini dari rawi yang seperti dia.”
Abdul Hakim bin Amir Abdat mengatakan hadis Alqamah batil bila ditinjau dari matannya. Karena tidak ada seorang pun sahabat yang datang dari hadis-hadis yang sah yang durhaka kepada orangtuanya istimewa kepada ibunya. Bahkan ada sebaliknya, bahwa mereka adalah orang-orang yang sangat berbuat kebaikan (birrul walidain) kepada orang tua mereka apalagi kepada ibu mereka.
Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi dalam bukunya berjudul "Waspada Terhadap Kisah-Kisah Tak Nyata" juga mengatakan derajat kisah ini adalah maudhu' alias bohong.
Kisah ini juga dilemahkan oleh para ulama lainnya seperti al Uqaili, al-Baihaqi, al-Mundziri, adz-Dzahabi, Ibnu Arraq, asy-Syaukani dan sebagainya.
Kesimpulanya, hadis ini adalah maudhu’, tidak sahih. Nama Al-Qamah dalam kisah ini tidak jelas dan tersembunyi. Tampaknya, nama Al-Qamah hanyalah dibuat-buat oleh para pemalsu hadis. Sebab, sahabat Nabi yang bernama Al-Qamah sangat jauh dari kisah batil ini.
Hal tersebut sangat jelas bagi mereka yang membaca sejarah sahabat yang bernama Al-Qamah seperti dalam kitab Al-Ishobah oleh Ibnu Hajar dan Usdul Ghabah oleh Ibnu Atsir. Oleh karena itu, ujar Abu Ubaidah, dalam kisah ini kita tidak mendapati secara jelas namanya, baik ayah, kakek, nama kabilah, kunyahnya dan lain sebagainya.
(mhy)