5 Syarat Agar Doa Terkabul, Nomor 3 Makanan dan Pakaian Harus Halal
loading...
A
A
A
Tak sedikit orang yang berdoa namun doanya tidak terkabul. Di sisi lain Allah SWT berfirman.
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu“. ( QS Ghafir/40 : 60).
Ibnu Hajar dalam kitab "Fathul Bari" menjelaskan setiap orang yang berdoa pasti terkabulkan tetapi dengan bentuk pengkabulan yang berbeda-beda, terkadang apa yang diminta terkabulkan, atau terkadang diganti dengan sesuatu pemberian lain.
Hal ini sebagaimana hadis dari ‘Ubadah bin Shamit bahwasanya Nabi SAW bersabda. ”Tidak ada seorang muslim di dunia berdoa memohon suatu permohonan melainkan Allah pasti mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya”.
Lalu, ada syair seperti yang dikutip Al-Azhiyah dalam "Ahkamil Ad’iyah" berbunyi:
“Kita berdoa dan menyangka doa terangkat padahal dosa menghadangnya lalu doa tersebut kembali. Bagaimana doa kita bisa sampai sementara dosa kita menghadang di jalannya”.
Nah untuk itu, Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih dalam buku berjudul "Jahalatun nas fid du’a" dan diterjemahkan Zaenal Abidin, Lc dengan judul "Kesalahan Dalam Berdo’a" menyebut doa ditolak karena tidak memenuhi syarat doa. Ia lalu menyampaikan syarat-syarat yang terpenting agar doa mustajab.
Pertama, ikhlas. Ibnu Katsir saat menafsirkan Surat Ghafir ayat 14 mengatakan bahwa setiap orang yang beribadah dan berdoa hendaknya dengan ikhlas serta menyelisihi orang-orang musyrik dalam cara dan mazhab mereka. Allah SWT berfirman:
فَادْعُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya“. ( QS Ghafir/40 : 14)
Dari Abdurrahman bin Yazid bahwa dia berkata bahwasannya Ar-Rabii’ datang kepada ‘Alqamah pada hari Jumat dan jika saya tidak ada dia memberikan kabar kepada saya, lalu ‘Alqamah bertemu dengan saya dan berkata: Bagaimana pendapatmu tentang apa yang dibawa oleh Rabii’?
Dia menjawab: “Berapa banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan? Karena Allah tidak menerima doa kecuali yang ikhlas”.
Saya berkata: Bukankah itu telah dikatakannya?
Dia berkata: Abdullah mengatakan bahwa Allah tidak mendengar doa seseorang yang berdoa karena sum’ah, riya’ dan main-main tetapi Allah menerima orang yang berdoa dengan ikhlas dari lubuk hatinya”.
Hadis tersebut diriwayatkan Imam Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad 2/65 No. 606. Disahihkan sanadnya oleh Al-Albani dalam Shahih Adabul Mufrad No. 473. Nakhilah maksudnya adalah iikhlas, Masma’ adalah orang yang beramal untuk dipuji atau tenar.
Termasuk syarat terkabulnya doa adalah tidak beribadah dan tidak berdoa kecuali kepada Allah. Jika seseorang menujukan sebagian ibadah kepada selain Allah SWT baik kepada para Nabi atau para wali seperti mengajukan permohonan kepada mereka, maka doanya tidak terkabulkan dan nanti di akhirat termasuk orang-orang yang merugi serta kekal di dalam Neraka Jahim bila dia meninggal sebelum bertaubat.
Kedua, tidak berdoa untuk sesuatu dosa atau memutuskan silaturrahmi. Ini sesuai hadis dari Abu Said bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu“. ( QS Ghafir/40 : 60).
Ibnu Hajar dalam kitab "Fathul Bari" menjelaskan setiap orang yang berdoa pasti terkabulkan tetapi dengan bentuk pengkabulan yang berbeda-beda, terkadang apa yang diminta terkabulkan, atau terkadang diganti dengan sesuatu pemberian lain.
Hal ini sebagaimana hadis dari ‘Ubadah bin Shamit bahwasanya Nabi SAW bersabda. ”Tidak ada seorang muslim di dunia berdoa memohon suatu permohonan melainkan Allah pasti mengabulkannya atau menghilangkan daripadanya keburukan yang semisalnya”.
Lalu, ada syair seperti yang dikutip Al-Azhiyah dalam "Ahkamil Ad’iyah" berbunyi:
“Kita berdoa dan menyangka doa terangkat padahal dosa menghadangnya lalu doa tersebut kembali. Bagaimana doa kita bisa sampai sementara dosa kita menghadang di jalannya”.
Nah untuk itu, Ismail bin Marsyud bin Ibrahim Ar-Rumaih dalam buku berjudul "Jahalatun nas fid du’a" dan diterjemahkan Zaenal Abidin, Lc dengan judul "Kesalahan Dalam Berdo’a" menyebut doa ditolak karena tidak memenuhi syarat doa. Ia lalu menyampaikan syarat-syarat yang terpenting agar doa mustajab.
Pertama, ikhlas. Ibnu Katsir saat menafsirkan Surat Ghafir ayat 14 mengatakan bahwa setiap orang yang beribadah dan berdoa hendaknya dengan ikhlas serta menyelisihi orang-orang musyrik dalam cara dan mazhab mereka. Allah SWT berfirman:
فَادْعُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ
“Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ibadah kepada-Nya“. ( QS Ghafir/40 : 14)
Dari Abdurrahman bin Yazid bahwa dia berkata bahwasannya Ar-Rabii’ datang kepada ‘Alqamah pada hari Jumat dan jika saya tidak ada dia memberikan kabar kepada saya, lalu ‘Alqamah bertemu dengan saya dan berkata: Bagaimana pendapatmu tentang apa yang dibawa oleh Rabii’?
Dia menjawab: “Berapa banyak orang yang berdoa tetapi tidak dikabulkan? Karena Allah tidak menerima doa kecuali yang ikhlas”.
Saya berkata: Bukankah itu telah dikatakannya?
Dia berkata: Abdullah mengatakan bahwa Allah tidak mendengar doa seseorang yang berdoa karena sum’ah, riya’ dan main-main tetapi Allah menerima orang yang berdoa dengan ikhlas dari lubuk hatinya”.
Hadis tersebut diriwayatkan Imam Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad 2/65 No. 606. Disahihkan sanadnya oleh Al-Albani dalam Shahih Adabul Mufrad No. 473. Nakhilah maksudnya adalah iikhlas, Masma’ adalah orang yang beramal untuk dipuji atau tenar.
Baca Juga
Termasuk syarat terkabulnya doa adalah tidak beribadah dan tidak berdoa kecuali kepada Allah. Jika seseorang menujukan sebagian ibadah kepada selain Allah SWT baik kepada para Nabi atau para wali seperti mengajukan permohonan kepada mereka, maka doanya tidak terkabulkan dan nanti di akhirat termasuk orang-orang yang merugi serta kekal di dalam Neraka Jahim bila dia meninggal sebelum bertaubat.
Kedua, tidak berdoa untuk sesuatu dosa atau memutuskan silaturrahmi. Ini sesuai hadis dari Abu Said bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: