Idries Shah: Praktik dan Pemikiran Sufi Mirip Peribadatan Zen Buddhist Jepang

Jum'at, 26 Agustus 2022 - 16:04 WIB
loading...
A A A
Kepada para Pencari Kebenaran, saya terpaksa mengatakan bahwa Sufi sulit untuk dipahami. Mengapa? Karena para pemerhati generasi baru mengharapkan serangkaian sistem menurut pola pikir mereka. Mereka tidak tahu bahwa pola pikir tersebut keliru.

Pada dasarnya Sufi ada dalam diri Anda. Anda merasakannya, namun tidak mengetahui apa itu. Bilamana Anda mengalami perasaan-perasaan tertentu seperti kebaikan, cinta, kebenaran, keinginan melakukan sesuatu dengan sepenuh jiwa --itulah Sufi.

Bila Anda hanya mementingkan diri sendiri --itu bukan Sufi. Anda mempunyai rasa simpati yang kuat kepada orang bijak yang luhur --itulah Sufi ...

Seorang guru ditanya, "Apakah Sufi itu?"

Ia menjawab, "Tunjukkan kepadaku perasaan sakit, maka akan kutunjukkan apa Sufi itu!"

Hal ini sama seperti pertanyaan Anda kepada guru, "Dari mana asalnya api (cahaya)?"

Kemudian guru memadamkannya dan bertanya, "Engkau jawab dulu ke mana perginya api itu, baru akan kujawab dari mana asalnya."

Anda tidak dapat menyatakan dengan kata-kata apa yang Anda tanyakan dengan kata-kata ...

Idries Shah mengatakan hal ini kedengarannya mungkin sangat bercorak Timur bagi pembaca Barat, namun ilustrasi-ilustrasi yang digunakan (rasa sakit dan lilin) tidak sepenuhnya merupakan analogi-analogi orang Timur.

Menurutnya, ilustrasi-ilustrasi tersebut berasal secara langsung dari ajaran-ajaran sang Guru (Sufi) Barat, yaitu Rumi. Bagaimana metode penyampaian gagasan-gagasan, penyederhanaan dengan parabolis, kelihatannya sangat bercorak China, namun tetap mengandung semangat Sufi.

Sementara Col. A. Clarke dalam "Letters to England" telah mengungkapkan kesan-kesannya tentang sufi, sehingga memungkinkan pikiran Barat untuk memahami orientasi aliran mistik ini dan menciptakan suatu atmosfir yang sesuai dengan pikiran Barat:

"Puisi cinta yang sangat agung dari para Sufi yang luhur, seluruh ajaran-ajarannya yang praktis, semangatnya yang dipadukan dengan suatu pengukuhan mendalam dari tujuan risalah (ketuhanan) dan tujuan pencapaian nilai-nilai spiritual dan fisik, keyakinan terhadap pesan dan masa depan ummat manusia: semua itu merupakan sumbangan-sumbangan yang berharga dari kelompok yang mengesankan ini, pengakuan dari orang-orang yang senantiasa menyampaikan keyakinan dan kesan-kesan abadi dari orang kuno pilihan."

(mhy)
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2490 seconds (0.1#10.140)