5 Perkara yang Harus Disiapkan Menghadapi Fitnah Akhir Zaman

Senin, 05 September 2022 - 14:27 WIB
loading...
5 Perkara yang Harus Disiapkan Menghadapi Fitnah Akhir Zaman
Hidup manusia saat ini telah berada di akhir zaman , dan sudah dekat dengan waktu hari kiamat. Foto ilustrasi/ist
A A A
Hidup manusia saat ini telah berada di akhir zaman , dan sudah dekat dengan waktu hari kiamat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa sallam telah menjelaskan dalam sejumlah hadisnya tentang dekatnya dengan hari kiamat ini. Walaupun, kapan akan hari kiamat, seberapa lama lagi hari kiamat, itu adalah ilmu yang dirahasiakan di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tetapi Baginda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengisyaratkan tentang dekatnya hari kiamat. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah hadis:

بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ، وَيُشِيرُ بِإِصْبَعَيْهِ فَيَمُدُّ هُمَا.


“Jarak diutusnya aku dan hari kiamat seperti dua (jari) ini.” Beliau memberikan isyarat dengan kedua jarinya (jari telunjuk dan jari tengah), lalu merenggangkannya. (HR. Bukhari)



Rasulullah pun telah mengisyaratkan tentang keadaan di akhir zaman dalam sabdanya, “Bagaimana sikap kalian apabila fitnah telah mengelilingi kalian?”

Tentang hadis ini, Ustaz Abu Qotadah, pendiri Pondok Pesantren Ma’had Ihya As Sunnah menjelaskan, fitnah telah berada di sekitar kita dan kita telah diliputi oleh fitnah, kita telah dihadapkan kepada fitnah dari depan, dari belakang, dari kanan, dari kiri, dari berbagai unsur kehidupan, fitnah berada di tengah-tengah. Dan fitnah itupun berkepanjangan, lama, berkesinambungan dan semakin dahsyat dari satu waktu ke waktu yang lainnya. Sampai disebutkan di dalam hadis:

يَرْبُو فِيهَا الصَّغِيرُ وَ يَهْرَمُ فِيهَا الْكَبِيرُ


“Anak-anak kecil menjadi dewasa dan orang yang tua menjadi pikun.” “Yaitu apabila kebanyakan dari umat ini telah meninggalkan sunnah.” Lalu para sahabat bertanya: “Kapan akan terjadi hal itu Wahai Abu Abdurrahman?” Maka beliau menjawab: “Apabila telah pergi para ulamanya.” Artinya banyak yang meninggal dunia dari kalangan ulama, banyak orang-orang yang wafat dari kalangan para ulama. “Dan semakin banyak orang-orang yang bodohnya. Semakin banyak ahli qira’ah, tapi semakin sedikit yang faqih kepada makna-makna ayat Al-Qur’an.”

Lantas bagaimana kita harus menghadapi ujian dan fitnah akhir zaman ini? Dai yang rutin mengisi kajian dakwah sunnah ini menjelaskan sebagai berikut:

1. Mencari ilmu

Semua problem berkaitan dengan fitnah, jalannya ilmu Hiruk-pikuk fitnah dunia hari ini, maka mesti setiap mukmin menjadikan bagian dari hidupnya adalah untuk mencari ilmu. Karena ilmu adalah bagian terpenting dalam hidup kita.

2. Menyiapkan kehidupan masa depan (setelah kematian)

Kehidupan setelah kematian kita adalah masa depan yang paling depan. Jika para ibu dan para bapak berbicara tentang masa depan, maka inilah masa depan yang sesungguhnya. Oleh sebab itu Al-Qur’an mengajarkan kisah seorang Nabi yang mengajarkan masa depan kepada anaknya, yaitu Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam. Ketika beliau sedang dalam keadaan dekat kepada kematian, sedang sakaratul mau, maka mengumpulkan semua anaknya.

Allah berfirman:

أَمْ كُنتُمْ شُهَدَاءَ إِذْ حَضَرَ يَعْقُوبَ الْمَوْتُ إِذْ قَالَ لِبَنِيهِ مَا تَعْبُدُونَ مِن بَعْدِي قَالُوا نَعْبُدُ إِلَـٰهَكَ وَإِلَـٰهَ آبَائِكَ إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ إِلَـٰهًا وَاحِدًا وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ


“Tidaklah kalian memperhatikan tentang Nabi Ya’qub ‘Alaihis Salam ketika datang sakaratul maut menjemputnya? Maka beliau berkata: ‘Wahai anak-anakku, apa yang kalian akan sembah setelah aku meninggal dunia?’ Maka serempak anaknya mengatakan: ‘Kami akan menyembah Ilahmu dan Ilah nenek moyangmu (yaitu Allah, Ilah yang satu), dan kami tunduk kepadaNya.’” (QS. Al-Baqarah: 133)

Jadi ketika kita berbicara tentang masa depan, maka ingatkanlah masa depan itu adalah masa depan setelah kematian. Maka oleh sebab itu -sebagai catatan tinta emas bagi kita- semua apa yang kita cari dalam interaksi dunia, maka jadikanlah semuanya adalah jembatan dan jadikanlah kendaraan untuk kita ke surga. Jadikanlah semua nikmat yang Allah berikan kepada kita sebagai kendaraan yang menghantarkan kita ke surga, sebagai masa depan kita. Jangan Anda berpikir masa depan adalah masa depan karir kita di dunia ini.

3. Menjaga amal

Ketika kita bertanya tentang amal dan ketika kita meminta ditunjukkan kepada seorang alim tentang amal dimasa hari ini, maka ada jawaban yang sederhana dari sekian penjelasan. Lakukanlah amal yang mampu kita mendawamkannya setelah kita menunaikan perkara-perkara yang fardhu (wajib). Menjaga shalat lima waktu, menjaga puasa dan menjaga setiap perkara yang Allah Ta’ala fardhu-kan.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1521 seconds (0.1#10.140)