Saking Cintanya pada Rasulullah, Anak Ini Rela Menempuh Madinah Seminggu

Jum'at, 19 Juni 2020 - 17:17 WIB
loading...
Saking Cintanya pada Rasulullah, Anak Ini Rela Menempuh Madinah Seminggu
Ustaz Miftah el-Banjary, pakar ilmu linguistik Arab lulusan Kairo. Foto/Istimewa
A A A
Ustaz DR Miftah el-Banjary
Pakar Ilmu Linguistik Arab dan Tafsir Al-Qur'an

Kisah ini terjadi pada zaman al-Imam Wajhuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad al-Syaibani al-Yamani al-Zabidi as-Syafii, seorang ulama sekaligus pengarang Qasidah ad-Diba'e.

Di suatu hari beliau dan para sahabatnya serta murid-muridnya ingin berangkat berziarah ke Makam Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam di Madinah. Mereka bersiap berangkat dari Yaman. ( )

Ketika itu, ada seorang anak kecil yang ingin sekali melihat makam Rasulullah SAW . Imam Wajhuddin bertanya, "Ini anak siapa dan apa yang ia inginkan?!"

Para sahabatnya menjawab, "Anak kecil ini ingin ikut bersama kita, wahai Imam! Katanya dia ingin sekali melihat makam Rasulullah ."

"Tidak boleh! Perjalanan kita sangat jauh. Aku tidak izinkan anak kecil itu ikut dalam perjalanan kita. Perjalanan kita bisa ditempuh dalam waktu 1 minggu!".

Walhasil, berangkatlah rombongan mereka. Namun, tanpa sepengetahuan sang imam, si anak kecil tersebut menyelinap masuk di bawah kereta kuda sang Imam.

Selama 1 minggu perjalanan, si anak kecil itu tanpa makan dan minum di bawah terik matahari. Demi cinta dan rindunya ingin melihat makam Rasulullah SAW . ( )

Manakala telah sampai di Kota Madinah, barulah diketahui bahwa anak kecil itu secara sembunyi-sembunyi menguntit masuk ikut dalam perjalanan rombongan itu. Betapa terkejutnya sang Imam.

Si anak itu terbaring lemas. Ketika diketahuinya, ia telah sampai di Kota Madinah betapa bahagia dan senang hatinya. Dia berlari kegirangan, menghamburkan pasir ke atas kepalanya.

Terus menerus ia seakan mandi pasir itu, hingga menyebabkannya kelelahan, kehabisan nafas, hingga ia meninggal di tempat itu, sebelum sempat menyaksikan maqam Rasulullah SAW . Ia meninggal dunia dan dikuburkan tak jauh dari Masjid Nabawi.

Berselang satu minggu kemudian, setelah usai berziarah ke makam Rasulullah , Imam Wajhuddin menziarahi kubur anak kecil itu. Betapa terkejutnya sang Imam manakala mengetahui bahwa maqam anak kecil itu telah bergeser mendekati makam Rasulullah .

Sampai hari ini, makamnya tertutup dan berada di halaman/teras perluasan masjid Nabawi. Begitulah nilai cinta dahsyat seorang anak kecil terhadap Rasulullah saja mendatangkan kemuliaan yang sungguh sangat luar biasa.

Begitu sampai kembali ke Zabid, Yaman, Imam Wajhuddin lebih banyak menangis dan mengurung di dalam kamar, menangisi diri beliau yang merasa malu dengan kadar cinta si anak kecil tersebut terhadap Rasulullah SAW .

"Wahai anak kecil, aku ini Imam Besar, namun cintamu pada Rasulullah melebihi kadar kecintaanku. Sungguh, aku sangat malu dengan diriku."

Imam Wajhuddin pun kemudian memasukkan kisah anak kecil itu dalam perjalanannya dalam qasidahnya. Begitulah kedahsyatan kisah-kisah orang-orang yang sangat mencintai dan merindui Rasulullah SAW . Bagaimana dengan kita? ( )

ﺍَﻟﻠﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻝِ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada junjungan kami Baginda Nabi Muhammad dan keluarga Nabi Muhammad.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2275 seconds (0.1#10.140)