Kisah Kegagalan Abu Jahal Menginjak Kepala Rasulullah SAW

Minggu, 11 September 2022 - 11:10 WIB
loading...
Kisah Kegagalan Abu Jahal Menginjak Kepala Rasulullah SAW
Rencana jahat Abu Jahal untuk menyakiti Rasulullah SAW selalu gagal. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Abu Jahal musuh bebuyutan Rasulullah SAW. Suatu kali si kafir ini berencana menginjak kepala Nabi Muhammad SAW , namun pada saat yang menentukan rencana itu batal. "Sesungguhnya antara aku dan dia terdapat parit api dan pemandangan yang sangat menakutkan serta banyak sayap," ujar Abu Jahal dengan wajah ketakutan.

Ibnu Katsir saat menafsirkan Surat Al-'Alaq , ayat 6-19 menukil sejumlah hadis yang mengisahkan tentang rencana jahat Abu Jahal tersebut.

Abu Jahal pernah berkata, "Sesungguhnya jika aku melihat Rasulullah sedang mengerjakan salat di dekat Kakbah, benar-benar aku akan menginjak lehernya (saat ia sujud)."



Hadis ini disampaikan Ibnu Abbas . Menurut Ibnu Abbas, mendengar itu Nabi Muhamad SAW bersabda: "Seandainya dia melakukan niatnya itu, niscaya malaikat akan mengambilnya secara terang-terangan."

Ibnu Abbas juga mengungkap rencana jahat Abu Jahal untuk membunuh Rasulullah SAW saat ke maqam Ibrahim untuk melakukan sholat. "Aku benar-benar akan membunuhnya," kata Abu Jahal.

Ibnu Katsir mengatakan atas rencana jahat itu, Allah menurunkan firman-Nya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang Menciptakan. (Al-'Alaq: 1) Sampai dengan firman-Nya: niscaya Kami tarik ubun-nbunnya, (yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. Maka biarlah dia memanggil golongannya (untuk menolongnya), kelak Kami akan memanggil Malaikat Zabaniyah. ( QS Al-'Alaq : 15-18)

Rasulullah SAW tetap datang ke Maqam Ibrahim dan melakukan sholat. Lalu orang-orang kafir Quraisy bertanya kepada Abu Jahal, "Mengapa engkau mengurungkan niatmu dan tidak melakukannya?"

Abu Jahal menjawab, "Sesungguhnya ada bala tentara yang banyak sekali yang menghalang-halangi antara aku dengan dia."

Ibnu Abbas mengatakan bahwa demi Allah, seandainya Abu Jahal bergerak, benar-benar malaikat akan mengambilnya dengan terang-terangan, sedangkan orang-orang menyaksikannya.



Hal yang sedikit berbeda disampaikan Abu Hurairah. Konon Abu Jahal pernah berkata, "Maukah kalian melihat wajah Muhammad ditaburi dengan debu di hadapan kalian?"

"Ya," jawab orang-orang kafir Quraisy.

Abu Jahal pun mengatakan, "Demi Lata dan 'Uzza, sesungguhnya jika aku melihat Muhammad sedang sholat seperti ini (sujud), aku benar-benar akan menginjak lehernya dan benar-benar akan menaburkan debu ke mukanya."

Pada saat Rasulullah SAW sedang mengerjakan sholat datanglah Abu Jahal dengan maksud akan menginjak lehernya. Hanya saja, yang mengejutkan banyak orang Abu Jahal justru mundur ke belakang dan melindungi wajahnya dengan kedua tangannya.

"Mengapa engkau?" orang-orang bertanya kepada Abu Jahal.

"Sesungguhnya antara aku dan dia terdapat parit api dan pemandangan yang sangat menakutkan serta banyak sayap," jawabnya.

Abu Hurairah melanjutkan, bahwa lalu Rasulullah SAW bersabda:

«لَوْ دَنَا مِنِّي لَاخْتَطَفَتْهُ الْمَلَائِكَةُ عُضْوًا عُضْوًا»

Seandainya dia mendekat kepadaku, niscaya malaikat akan mencabik-cabik tubuhnya anggota demi anggota.

Musuh Bebuyutan
Abu Jahal adalah musuh bebuyutan Rasulullah SAW. Padahal, sebenarnya ia meyakini yang dibawa Rasulullah itu benar. Namun kesombongan dan fanatik kepada jahiliyah telah menghalanginya dari hidayah.

Al Baihaqi meriwayatkan dengan dengan sanadnya dari Mughirah bin Syu’bah:

Pertama kali aku mengetahui Rasulullah, yaitu saat aku dan Abu Jahal berjalan di gang-gang kota Mekkah. Tiba-tiba kami berjumpa dengan Rasulullah SAW, kemudian Rasulullah berkata kepada Abu Jahal: “Wahai, Abul Hakam. Marilah menuju Allah dan RasulNya. Saya mengajakmu menuju Allah”.



Abu Jahal menjawab: “Wahai, Muhammad. Tidakkah engkau berhenti mencela tuhan-tuhan kami? Apakah engkau menginginkan agar kami memberikan persaksian, bahwa engkau telah menyampaikannya? (Jika itu yang engkau inginkan, Red.), maka bersaksi bahwa engkau telah menyampaikannya. Demi Allah! Jika aku mengetahui yang engkau bawa itu benar, maka pasti aku telah mengikutimu.”

Lalu Rasulullah SAW berlalu, dan Abu Jahal melihat ke arahku seraya berkata: “Demi Allah! Sesungguhnya aku mengetahui yang dibawanya itu haq. Akan tetapi, ada sesuatu yang menghalangiku (untuk mengikutinya)"

Tentang riwayat ini, Syaikh al Albani mengatakan: Perkataan ini adalah perkataannya la’anahullah, sebagaimana dikhabarkan oleh Allah Azza wa Jalla tentang orang ini dan orang-orang yang semisal dengannya:

وَإِذَا رَأَوْكَ إِنْ يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُوًا أَهَٰذَا الَّذِي بَعَثَ اللَّهُ رَسُولًا﴿٤١﴾إِنْ كَادَ لَيُضِلُّنَا عَنْ آلِهَتِنَا لَوْلَا أَنْ صَبَرْنَا عَلَيْهَا ۚ وَسَوْفَ يَعْلَمُونَ حِينَ يَرَوْنَ الْعَذَابَ مَنْ أَضَلُّ سَبِيلًا

Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan): “Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul?”

Sesungguhnya hampirlah ia menyesatkan kita dari sembahan-sembahan kita, seandainya kita tidak sabar (menyembah)nya. Dan mereka kelak akan mengetahui di saat mereka melihat azab, siapa yang paling sesat jalannya. ( QS al Furqan/25 ayat 41- 42).

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2178 seconds (0.1#10.140)