Kisah Rasulullah SAW Merobohkan Masjid Dirar yang Dibangun Kaum Anshar

Jum'at, 07 Oktober 2022 - 17:24 WIB
loading...
Kisah Rasulullah SAW Merobohkan Masjid Dirar yang Dibangun Kaum Anshar
Ketika Nabi SAW kembali ke Madinah dari medan Tabuk, Malaikat Jibril turun membawa berita bahwa niat para pembangunnya hendak menyebarkan kekufuran. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Kisah Rasulullah SAW memerintahkan merobohkan Masjid Dirar setelah beliau mendapat wahyu bahwa masjid itu dibangun untuk memecah belah umat Islam. Masjid tersebut dibangun orang-orang munafik yang menyatu dengan kaum Anshar.

Muhammad Husain Haekal dalam bukunya berjudul "Sejarah Hidup Muhammad" menuturkan ada beberapa orang membuat sebuah masjid di Dhu Awan sejauh satu jam perjalanan dari Madinah. Masjid ini dibangun orang-orang munafik.

"Mereka berusaha hendak mengubah ajaran Tuhan dari yang sebenarnya. Dengan itu mereka hendak memecah-belah kaum Muslimin dengan menimbulkan bencana dan kekufuran," tulis Haekal.

Kelompok ini meminta kepada Nabi supaya meresmikan masjid dan sekalian sholat di tempat itu. Permintaan mereka diajukan sebelum peristiwa Tabuk. Oleh Nabi mereka diminta menunggu sampai beliau kembali. Tetapi setelah kembali dan mengetahui persoalan masjid itu serta untuk apa pula tujuan sebenarnya dibangun, Nabi diperintahkan supaya masjid itu dibakar.



Allah SWT berfirman:

وَلَيَحْلِفُنَّ إِنْ أَرَدْنَا إِلا الْحُسْنَى وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (107) لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَى مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ (108) }

Dan (di antara orang-orang munafik itu) ada orang-orang yang mendirikan masjid untuk menimbulkan kemudaratan (pada orang-orang mukmin) dan karena kekafiran(nya), dan untuk memecah belah antara orang-orang mukmin serta menunggu kedatangan orang-orang yang telah memerangi Allah dan Rasul-Nya sejak dahulu. Mereka sesungguhnya bersumpah, "Kami tidak menghendaki selain kebaikan.” Dan Allah menjadi saksi bahwa sesungguhnya mereka itu adalah pendusta (dalam sumpahnya). Janganlah kamu sholat dalam masjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa (Masjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih. ( QS At-Taubah : 107-108)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan penyebab turunnya ayat-ayat ini ialah bahwa sebelum kedatangan Nabi SAW di Madinah terdapat seorang lelaki dari kalangan kabilah Khazraj yang dikenal dengan nama Abu Amir Ar-Rahib.

Sejak masa Jahiliyah dia telah masuk agama Nasrani dan telah membaca ilmu ahli kitab. Ia melakukan ibadahnya di masa Jahiliyah, dan ia mempunyai kedudukan yang sangat terhormat di kalangan kabilah Khazraj.

Ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah untuk berhijrah, lalu orang-orang muslim berkumpul bersamanya, dan kalimah Islam menjadi tinggi serta Allah memenangkannya dalam Perang Badar, maka si terkutuk Abu Amir ini mulai terbakar dan bersikap oposisi serta memusuhi beliau secara terang-terangan.

Ia melarikan diri bergabung dengan orang-orang kafir Mekkah dari kalangan kaum musyrik Quraisy dan membujuk mereka untuk memerangi Rasulullah SAW.

Maka bergabunglah bersamanya orang-orang dari kalangan Arab Badui yang setuju dengan pendapatnya, lalu mereka datang pada tahun terjadinya Perang Uhud. Maka terjadilah suatu cobaan yang menimpa kaum muslim dalam perang itu. Tetapi akibat yang terpuji hanyalah bagi orang-orang yang bertakwa.



Tersebutlah bahwa si laknat Abu Amir ini telah membuat lubang-lubang di antara kedua barisan pasukan, dan secara kebetulan Rasulullah SAW terjatuh ke dalam salah satunya. Dalam perang itu Rasulullah SAW mengalami luka pada wajahnya, gigi geraham bagian bawah kanannya ada yang rontok, dan kepalanya luka.

Pada permulaan perang, Abu Amir maju menghadapi kaumnya yang tergabung ke dalam barisan orang-orang Anshar, lalu ia berkhotbah kepada mereka, membujuk mereka guna membantunya dan bergabung ke dalam barisannya.

Setelah menyelesaikan pidatonya itu, orang-orang mengatakan, "Semoga Allah tidak memberikan ketenangan pada matamu, hai orang fasik, hai musuh Allah."

Mereka melempari dan mencacinya. Akhirnya Abu Amir kembali seraya berkata, "Demi Allah, sesungguhnya kaumku telah tertimpa keburukan sepeninggalku."

Pada mulanya Rasulullah SAW telah menyerunya untuk menyembah Allah —yaitu sebelum ia melarikan diri—dan membacakan Al-Qur'an kepadanya, tetapi ia tetap tidak mau masuk Islam, dan membangkang.

Rasulullah SAW pun mendoakan Abu Amir untuk kecelakaannya, semoga dia mati dalam keadaan jauh dari tempat tinggalnya dan terusir. Maka doa itu menimpanya.
Halaman :
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2600 seconds (0.1#10.140)