Mereka Mengklaim Diri sebagai Imam Mahdi
loading...
A
A
A
Pada akhirnya, Agha Muhammad Reza ditangkap oleh East India Company (EIC), kongsi dagang Inggris, dan dipenjara di Kalkutta.
Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah , juga mengaku sebagai Imam Mahdi dan mengklaim telah menerima wahyu dari Tuhan. Selain itu, dalam usahanya untuk melegitimasi sebagai Imam Mahdi, Mirza Ghulam Ahmad mendirikan gerakan Ahmadiyah. Melalui Ahmadiyah inilah, Mirza Ghulam Ahmad menyalurkan segala idenya.
Tokoh lain yang mengaku diri sebagai Imam Mahdi adalah Juhaiman Al-Otabi. Ia adalah teroris yang telah menyerang Masjidil Haram di Mekkah pada 1979.
Pengepungan yang dilakukan bersama ratusan orang itu berlangsung pada 20 November 1979. Ia mengaku sebagai Imam Mahdi karena tidak puas dengan Kerajaan Arab Saudi yang telah kehilangan wibawanya karena korupsi dan westernisasi.
Juhaiman juga menyerang para ulama yang gagal memprotes kebijakan kerajaan Arab yang dinilai mengkhianati Islam. Ia juga menuduh para ulama telah menerima pemerintahan kafir dan menawarkan kesetiaan kepada penguasa yang korup.
Syaikh Mutawalli Sya'rawi mengatakan masih banyak kelompok yang mengaku Imam Mahdi dan jumlah mereka tidak dapat dihitung kecuali Allah yang menghitungnya.
Terkadang Al-Mahdi mereka ini bermanfaat bagi suatu kaum, meskipun juga menimbulkan mudharat bagi kaum yang lain, sebagaimana yang kita ketahui dari Al-Mahdi dari kawasan barat. Ada sesuatu yang dipuji dan sesuatu yang dicela dari Al-Mahdi ini.
Menurutnya, Al-Mahdi ini dan orang-orang sepertinya lebih baik daripada Al-Mahdi yang diakui Rafidhah, yaitu Al-Mahdi yang tidak dilihat dan tidak ditemukan beritanya sampai sekarang, ia tidak memberikan manfaat sama sekali baik untuk dunia maupun untuk agama. "Bahkan dengan mayakini adanya timbullah kerusakan dan kejahatan yang tidak dapat menghitungnya kecuali Allah SWT."
Hadis Shahih
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah sebagaimana dinukil Syaikh Mutawalli Sya'rawi mengatakan, hadis-hadis yang dijadikan hujjah atas munculnya Al-Mahdi adalah shahih. Hadis-hadis tersebut telah diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad dan lainnya dari Ibnu Mas'ud dan sahabat-sahabat yang lain.
"Dalam menyikapi hadis-hadis ini banyak orang yang melakukan kesalahan. Segolongan orang mengingkarinya dan mengambil hujjah dari hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah, yaitu bahwa sesungguhnya Nabi SAW bersabda, 'Tidak ada Al-Mahdi kecuali Isa bin Maryam', padahal hadis ini adalah dhaif. Muhammad bin Al-Walid Al-Baghdadi dan lainnya telah menggunakan hadis dhaif ini sebagai dasar dan ini adalah sesuatu yang tidak dibenarkan," ujar Ibnu Taimiyah.
Hadis ini diriwayatkan Ibnu Majah dari Yunus dari Asy-Syafi'i, dan Asy-Syafi'i meriwayatkannya dari seorang lelaki dari penduduk Yaman yaitu Muhammad bin Khalid Al-Jundi, seorang yang tidak dapat dijadikan hujjah. Hadis ini juga tidak terdapat dalam Munad Asy-Syafi'i. Sungguh dikatakan bahwa sesungguhnya Asy-Syafi'i tidak mendengar hadis itu dari Al-Jundi dan Yunus tidak mendengarnya dari Asy-Syafi'i.
Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah , juga mengaku sebagai Imam Mahdi dan mengklaim telah menerima wahyu dari Tuhan. Selain itu, dalam usahanya untuk melegitimasi sebagai Imam Mahdi, Mirza Ghulam Ahmad mendirikan gerakan Ahmadiyah. Melalui Ahmadiyah inilah, Mirza Ghulam Ahmad menyalurkan segala idenya.
Tokoh lain yang mengaku diri sebagai Imam Mahdi adalah Juhaiman Al-Otabi. Ia adalah teroris yang telah menyerang Masjidil Haram di Mekkah pada 1979.
Pengepungan yang dilakukan bersama ratusan orang itu berlangsung pada 20 November 1979. Ia mengaku sebagai Imam Mahdi karena tidak puas dengan Kerajaan Arab Saudi yang telah kehilangan wibawanya karena korupsi dan westernisasi.
Juhaiman juga menyerang para ulama yang gagal memprotes kebijakan kerajaan Arab yang dinilai mengkhianati Islam. Ia juga menuduh para ulama telah menerima pemerintahan kafir dan menawarkan kesetiaan kepada penguasa yang korup.
Syaikh Mutawalli Sya'rawi mengatakan masih banyak kelompok yang mengaku Imam Mahdi dan jumlah mereka tidak dapat dihitung kecuali Allah yang menghitungnya.
Terkadang Al-Mahdi mereka ini bermanfaat bagi suatu kaum, meskipun juga menimbulkan mudharat bagi kaum yang lain, sebagaimana yang kita ketahui dari Al-Mahdi dari kawasan barat. Ada sesuatu yang dipuji dan sesuatu yang dicela dari Al-Mahdi ini.
Menurutnya, Al-Mahdi ini dan orang-orang sepertinya lebih baik daripada Al-Mahdi yang diakui Rafidhah, yaitu Al-Mahdi yang tidak dilihat dan tidak ditemukan beritanya sampai sekarang, ia tidak memberikan manfaat sama sekali baik untuk dunia maupun untuk agama. "Bahkan dengan mayakini adanya timbullah kerusakan dan kejahatan yang tidak dapat menghitungnya kecuali Allah SWT."
Hadis Shahih
Syaikh Islam Ibnu Taimiyah sebagaimana dinukil Syaikh Mutawalli Sya'rawi mengatakan, hadis-hadis yang dijadikan hujjah atas munculnya Al-Mahdi adalah shahih. Hadis-hadis tersebut telah diriwayatkan oleh Abu Dawud, At-Tirmidzi, Ahmad dan lainnya dari Ibnu Mas'ud dan sahabat-sahabat yang lain.
"Dalam menyikapi hadis-hadis ini banyak orang yang melakukan kesalahan. Segolongan orang mengingkarinya dan mengambil hujjah dari hadis yang diriwayatkan Ibnu Majah, yaitu bahwa sesungguhnya Nabi SAW bersabda, 'Tidak ada Al-Mahdi kecuali Isa bin Maryam', padahal hadis ini adalah dhaif. Muhammad bin Al-Walid Al-Baghdadi dan lainnya telah menggunakan hadis dhaif ini sebagai dasar dan ini adalah sesuatu yang tidak dibenarkan," ujar Ibnu Taimiyah.
Hadis ini diriwayatkan Ibnu Majah dari Yunus dari Asy-Syafi'i, dan Asy-Syafi'i meriwayatkannya dari seorang lelaki dari penduduk Yaman yaitu Muhammad bin Khalid Al-Jundi, seorang yang tidak dapat dijadikan hujjah. Hadis ini juga tidak terdapat dalam Munad Asy-Syafi'i. Sungguh dikatakan bahwa sesungguhnya Asy-Syafi'i tidak mendengar hadis itu dari Al-Jundi dan Yunus tidak mendengarnya dari Asy-Syafi'i.
(mhy)