Doa Ketika Mendengar Kedahsyatan Suara Petir
loading...
A
A
A
Dalam Islam, ketika mendengar suara petir seorang muslim dianjurkan untuk berdoa. Apalagi saat ini, musim penghujan hampir dialami semua wilayah di Indonesia, hujan yang turun terkadang disertai angin kencang dan petir yang menggelegar.
Doa yang dianjurkan ketika mendengar petir ini, antara lain termaktub dalam Kitab Tuhfah al-Muhtaj bi Syarh al-Minhaj, karya al-Imam Syihabuddin Abu al-‘Abbas Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Hajar al-Makki al-Haytami (909-973H), atau dikenal dengan nama Ibn Hajar al-Haytami.
Menurut Ibnu Hajar Al Haytami, ketika mendengar suara guruh atau petir seorang muslim dianjurkan untuk memuji atau bertasbih pada Allah. Sembari memohon agar terhindar dari dampak buruk yang diakibatkan oleh suara gurug tersebut, terlebih bila dibarengi kilat.
Adapun doa saat mendengar suara guruh atau petir tersebut adalah sebagai berikut:
Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khifatihi
Artinya; Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya.”
Makna Petir dalam Islam
Suara petir yang menggelegar terkadang menimbulkan ketakutan. Dalam Islam, kedahsyatan suara petir atau guruh ini dimaknai sebagai bentuk tasbih dari para malaikat penjaga langit. Sebagaimana disebut firman Allah :
"Dan guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya." (QS ar-Ra'd : 13).
Dalam hadisnya, Rasulullah Shallallau alaihi wa sallam menyebut petir sebagai suara para malaikat. Beliau bersabda;
"Ar-Ra'du (petir) adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah." (HR Tirmizi).
Al-Khoro'ithi dalam Makarim Al Akhlaq mengutip pendapat Ali bin Abi Thalib RA soal ar-Ra'du. Menurut Ali, ar-Ra'du adalah malaikat, sedangkan al-Barq (kilatan petir) adalah pengoyak di tangannya sejenis besi.
Ibnu Taimiyah mengatakan, ar-ra'du adalah mashdar ( bentuk kata benda) berasal dari kata ra'ada, yar'adu, ra'dan yang berarti gemuruh. Namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakkan dengan cara menggetarkan awan kemudian dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Ketika menafsirkan surat Al Baqarah ayat 19, as-Suyuthi mengatakan bahwa ar-Ra'du adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan.
Dalam tafsir Jalalain juga disebutkan bahwa ar-ra'du adalah suara malaikat, sedangkan al-barq (kilatan petir) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat untuk menggiring mendung.
Secara umum, umat Islam meyakini ar-Ra'du dengan malaikat yang ditugasi mengatur awan atau suara dari malaikat tersebut yang tengah bertasbih dan mengatur awan. Sedangkan, al-barq atau ash-showa'iq adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan untuk menggiring mendung.
Wallahu A'lam
Doa yang dianjurkan ketika mendengar petir ini, antara lain termaktub dalam Kitab Tuhfah al-Muhtaj bi Syarh al-Minhaj, karya al-Imam Syihabuddin Abu al-‘Abbas Ahmad bin Muhammad bin Ali bin Hajar al-Makki al-Haytami (909-973H), atau dikenal dengan nama Ibn Hajar al-Haytami.
Menurut Ibnu Hajar Al Haytami, ketika mendengar suara guruh atau petir seorang muslim dianjurkan untuk memuji atau bertasbih pada Allah. Sembari memohon agar terhindar dari dampak buruk yang diakibatkan oleh suara gurug tersebut, terlebih bila dibarengi kilat.
Adapun doa saat mendengar suara guruh atau petir tersebut adalah sebagai berikut:
سُبْحَانَ مَنْ يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةِ مِنْ خِيْفَتِهِ
Subhanalladzi yusabbihur ro’du bi hamdihi wal mala-ikatu min khifatihi
Artinya; Mahasuci Allah yang petir dan para malaikat bertasbih dengan memuji-Nya karena rasa takut kepada-Nya.”
Makna Petir dalam Islam
Suara petir yang menggelegar terkadang menimbulkan ketakutan. Dalam Islam, kedahsyatan suara petir atau guruh ini dimaknai sebagai bentuk tasbih dari para malaikat penjaga langit. Sebagaimana disebut firman Allah :
وَيُسَبِّحُ الرَّعۡدُ بِحَمۡدِهٖ وَالۡمَلٰۤـٮِٕكَةُ مِنۡ خِيۡفَتِهٖ ۚ وَيُرۡسِلُ الصَّوَاعِقَ فَيُصِيۡبُ بِهَا مَنۡ يَّشَآءُ وَهُمۡ يُجَادِلُوۡنَ فِى اللّٰهۚ ِ وَهُوَ شَدِيۡدُ الۡمِحَالِؕ
"Dan guruh bertasbih memuji-Nya (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya." (QS ar-Ra'd : 13).
Dalam hadisnya, Rasulullah Shallallau alaihi wa sallam menyebut petir sebagai suara para malaikat. Beliau bersabda;
"Ar-Ra'du (petir) adalah malaikat yang diberi tugas mengurus awan dan bersamanya pengoyak dari api yang memindahkan awan sesuai dengan kehendak Allah." (HR Tirmizi).
Al-Khoro'ithi dalam Makarim Al Akhlaq mengutip pendapat Ali bin Abi Thalib RA soal ar-Ra'du. Menurut Ali, ar-Ra'du adalah malaikat, sedangkan al-Barq (kilatan petir) adalah pengoyak di tangannya sejenis besi.
Ibnu Taimiyah mengatakan, ar-ra'du adalah mashdar ( bentuk kata benda) berasal dari kata ra'ada, yar'adu, ra'dan yang berarti gemuruh. Namanya gerakan pasti menimbulkan suara. Malaikat adalah yang menggerakkan dengan cara menggetarkan awan kemudian dipindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya.
Ketika menafsirkan surat Al Baqarah ayat 19, as-Suyuthi mengatakan bahwa ar-Ra'du adalah malaikat yang ditugasi mengatur awan.
Dalam tafsir Jalalain juga disebutkan bahwa ar-ra'du adalah suara malaikat, sedangkan al-barq (kilatan petir) adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat untuk menggiring mendung.
Secara umum, umat Islam meyakini ar-Ra'du dengan malaikat yang ditugasi mengatur awan atau suara dari malaikat tersebut yang tengah bertasbih dan mengatur awan. Sedangkan, al-barq atau ash-showa'iq adalah kilatan cahaya dari cambuk malaikat yang digunakan untuk menggiring mendung.
Wallahu A'lam
(wid)