Mengobati Penyakit Hati dengan Al-Qur'an
loading...
A
A
A
Tidaklah Allah Ta'ala menurunkan penyakit melainkan Allah juga menurunkan obatnya, begitu pula dengan penyakit hati , sudah pasti ada obatnya. Untuk obat penyakit hati ini, berikut nasehat atau fatwa dari Asy Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin rahimahullah. Beliau mengatakan, "Hati yang keras itu memiliki obat yaitu dengan sering-sering membaca Al Qur’an."
Dalilnya firman Allah Ta’ala,
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah....” (QS Al Hasyr :21)
Sementara gunung seperti yang kita tahu isinya batu yang tuli kalau seandainya Al Qur’an diturunkan kepadanya ia akan tunduk dan terpecah belah. Demikian juga hati jika Al Qur’an sampai kepadanya dan seseorang membacanya dengan penuh penghayatan dan mencermati (maknanya) maka pasti akan berpengaruh di hatinya.
Perhatikan firman Allah Ta’ala berikut:
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaf : 37)
Karena itu, obat hati yang keras, maka seorang muslim diwajibkan membaca Al Qur’ an dengan tadabbur dan kekhusukan. Allah akan mengganti kerasnya hati dengan kelembutan dan kembali kepada Allah Ta’ala.
Selain membaca Al-Qur'an, terapi penyakit hati ini bisa dilakukan dengan berbagai amalan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut terapi untuk penyakit hati ini,:
1. Mentauhidkan Allah
Obat yang paling mujarab untuk membersihkan hati adalah dengan mentauhidkan Allah dan menjauhkan diri dari syirik, ikhlas, serta beriman dengan keimanan yang benar. Tidak ada kebaikan hati melainkan jika Allah sebagai Rabb-nya, Pencipta-nya Yang Maha Esa, menjadi satu-satunya Dzat yang diibadahinya, puncak tujuannya, dan Yang paling dicintainya dari pada yang lain.
Firman Allah Ta'ala :
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)
2. Menuntut ilmu syar’i dan mengamalkannya
Menuntut ilmu syar’i adalah ladang penyubur iman. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia dengan membawa dua hal, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Karenanya, konsekuensi dari menuntut ilmu adalah menerima kebenaran dan mengamalkannya. Orang yang paling bahagia adalah orang yang menuntut ilmu syar’i, ikhlas karena Allah, dan mengamalkannya.
3. Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat
Urutan dosa dan maksiat dari yang paling besar adalah syirik, kemudian bid’ah, lalu kemaksiatan secara umum. Kesemuanya ini harus dijauhkan dari amalan sehari-hari seorang muslim.
4. Berzikir dan istighfar
Berzikir yang sesuai dengan sunnah Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam serta banyak beristighfar dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dapat mengobati hati yang sakit. Sebab dalam dzikir ada ketenangan hati, sebagaimana firman Allah:
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (QS.Ar-Ra’d :28)
5. Selalu bertaubat kepada Allah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertaubat sebanyak 100 kali dalam sehari. Bahkan pernah dalam satu majelis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seratus kali mengucapkan:
‘Robbigfirliy wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabul ghofuur”
“Ya Allah, ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat, dan Maha Pengampun.”(HR.Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
6. Berbuat baik kepada manusia
Berbuat baik, membantu, menolong manusia akan menjadikan hati itu menjadi sehat dan hidup.Yang lebih berhak supaya kita berbuat baik kepadanya adalah orang tua kita. Berbuat baik kepada orang tua akan melapangkan dada, memudahkan urusan, dan dapat memasukkan seseorang ke dalam Surga.
Wallahu A'lam
Dalilnya firman Allah Ta’ala,
لَوْ أَنْزَلْنَا هَذَا الْقُرْآنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعاً مُتَصَدِّعاً مِنْ خَشْيَةِ اللَّه
“Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah....” (QS Al Hasyr :21)
Sementara gunung seperti yang kita tahu isinya batu yang tuli kalau seandainya Al Qur’an diturunkan kepadanya ia akan tunduk dan terpecah belah. Demikian juga hati jika Al Qur’an sampai kepadanya dan seseorang membacanya dengan penuh penghayatan dan mencermati (maknanya) maka pasti akan berpengaruh di hatinya.
Perhatikan firman Allah Ta’ala berikut:
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيد
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.” (QS. Qaf : 37)
Karena itu, obat hati yang keras, maka seorang muslim diwajibkan membaca Al Qur’ an dengan tadabbur dan kekhusukan. Allah akan mengganti kerasnya hati dengan kelembutan dan kembali kepada Allah Ta’ala.
Selain membaca Al-Qur'an, terapi penyakit hati ini bisa dilakukan dengan berbagai amalan. Dirangkum dari berbagai sumber, berikut terapi untuk penyakit hati ini,:
1. Mentauhidkan Allah
Obat yang paling mujarab untuk membersihkan hati adalah dengan mentauhidkan Allah dan menjauhkan diri dari syirik, ikhlas, serta beriman dengan keimanan yang benar. Tidak ada kebaikan hati melainkan jika Allah sebagai Rabb-nya, Pencipta-nya Yang Maha Esa, menjadi satu-satunya Dzat yang diibadahinya, puncak tujuannya, dan Yang paling dicintainya dari pada yang lain.
Firman Allah Ta'ala :
إِيَّاك نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah: 5)
2. Menuntut ilmu syar’i dan mengamalkannya
Menuntut ilmu syar’i adalah ladang penyubur iman. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia dengan membawa dua hal, yaitu ilmu yang bermanfaat dan amal shalih. Karenanya, konsekuensi dari menuntut ilmu adalah menerima kebenaran dan mengamalkannya. Orang yang paling bahagia adalah orang yang menuntut ilmu syar’i, ikhlas karena Allah, dan mengamalkannya.
3. Menjauhkan diri dari dosa dan maksiat
Urutan dosa dan maksiat dari yang paling besar adalah syirik, kemudian bid’ah, lalu kemaksiatan secara umum. Kesemuanya ini harus dijauhkan dari amalan sehari-hari seorang muslim.
4. Berzikir dan istighfar
Berzikir yang sesuai dengan sunnah Nabi shallalahu ‘alaihi wa sallam serta banyak beristighfar dan memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dapat mengobati hati yang sakit. Sebab dalam dzikir ada ketenangan hati, sebagaimana firman Allah:
اَلَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا وَتَطۡمَٮِٕنُّ قُلُوۡبُهُمۡ بِذِكۡرِ اللّٰهِ ؕ اَلَا بِذِكۡرِ اللّٰهِ تَطۡمَٮِٕنُّ الۡقُلُوۡبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.” (QS.Ar-Ra’d :28)
5. Selalu bertaubat kepada Allah
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertaubat sebanyak 100 kali dalam sehari. Bahkan pernah dalam satu majelis Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam seratus kali mengucapkan:
رَبِّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الْغَفُورُ
‘Robbigfirliy wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabul ghofuur”
“Ya Allah, ampunilah aku, terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima Taubat, dan Maha Pengampun.”(HR.Ahmad, Abu Dawud, at-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
6. Berbuat baik kepada manusia
Berbuat baik, membantu, menolong manusia akan menjadikan hati itu menjadi sehat dan hidup.Yang lebih berhak supaya kita berbuat baik kepadanya adalah orang tua kita. Berbuat baik kepada orang tua akan melapangkan dada, memudahkan urusan, dan dapat memasukkan seseorang ke dalam Surga.
Wallahu A'lam
(wid)