4 Doa Nabi Ibrahim dalam Surat Asy-Syu'ara Ayat 83-89, Tak Semua Dikabulkan
loading...
A
A
A
Ada 4 doa Nabi Ibrahim as yang diinfomasikan dalam al-Quran surat Asy-Syu'ara' ayat 83-89. Tidak semua doa tersebut dikabulkan Allah SAW. Ada satu yang ditolak. Allah SWT berfirman:
{رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (83) وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ (84) وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ (85) وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ (86) وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)
(Ibrahim berdoa), "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." ( QS Asy-Syu'ara' : 83-89)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini mengisahkan tentang permohonan Nabi Ibrahim as agar diberi hikmah oleh Tuhannya. Menurut Ibnu Abbas , yang dimaksud dengan hikmah ialah ilmu. Menurut Ikrimah adalah akal. Menurut Mujahid yaitu Al-Qur'an, dan menurut As-Saddi kenabian.
Ayat tersebut mengandung empat permohonan yang diajukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah, namun yang dikabulkan hanya tiga; sedangkan satu lagi tidak dikabulkan karena bertentangan dengan prinsip doa itu sendiri.
Tiga permohonan yang dikabulkan tersebut yaitu; pertama, memohon kebahagiaan di dunia dan akhirat untuknya; kedua, meminta ganjaran -surga- di akhirat; ketiga, meminta Allah untuk menutupi -kejelekannya- di akhirat kelak. Sedangkan yang ditolak merupakan doa memohon kebahagiaan dan ampunan yang dikhususkan untuk ayahnya yang masih kafir.
Ibnu Katsir tatkala menafsirkan ayat tersebut menukil sebuah hadis dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Sesungguhnya Ibrahim melihat ayahnya di hari kiamat dalam keadaan penuh dengan debu dan berwarna hitam, lalu Ibrahim berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku telah melarangmu melakukan perbuatan (yang berakibat seperti) ini, tetapi engkau durhaka kepadaku.”
Ayahnya menjawab, "Tetapi hari ini aku tidak akan durhaka lagi kepadamu barang sekali pun.”
Ibrahim berdoa, "Wahai Tuhanku, Engkau telah menjanjikan kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakanku di hari mereka dibangkitkan. Karena sesungguhnya barang siapa yang Engkau hinakan orang tuanya, maka sesungguhnya dia telah mendapat kehinaan yang sangat.”
Allah berfirman, "Hai Ibrahim, sesungguhnya Aku mengharamkan surga atas orang-orang kafir.”
Lalu bapak Ibrahim diambil darinya, dan Allah bertanya, "Hai Ibrahim, di manakah bapakmu?"
Ibrahim menjawab, "Engkau telah mengambilnya dariku.”
Allah berfirman, "Lihatlah ke arah bawahmu!" Maka Ibrahim memandang ke arah bawahnya. Tiba-tiba ia melihat hewan dubuk yang berbau busuk karena kotoran yang melumuri tubuhnya, lalu hewan itu diseret kakinya dan dicampakkan ke dalam neraka.
Ibnu Katsir mengatakan sanad hadis ini garib, di dalamnya terdapat Nakarah. Az-Zaih artinya hewan dubuk (hyena) jantan, seakan-akan ayah Ibrahim (yaitu Azar) pada hari kiamat diubah bentuknya menjadi seekor hewan dubuk yang berlumuran dengan kotorannya, lalu dicampakkan ke dalam neraka.
{رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ (83) وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ (84) وَاجْعَلْنِي مِنْ وَرَثَةِ جَنَّةِ النَّعِيمِ (85) وَاغْفِرْ لِأَبِي إِنَّهُ كَانَ مِنَ الضَّالِّينَ (86) وَلَا تُخْزِنِي يَوْمَ يُبْعَثُونَ (87) يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ (88) إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ (89)
(Ibrahim berdoa), "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku hikmah dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian, dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang memusakai surga yang penuh kenikmatan, dan ampunilah bapakku, karena sesungguhnya ia termasuk golongan orang-orang yang sesat, dan janganlah Engkau hinakan aku pada hari mereka dibangkitkan, (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih." ( QS Asy-Syu'ara' : 83-89)
Ibnu Katsir dalam tafsirnya menjelaskan ayat ini mengisahkan tentang permohonan Nabi Ibrahim as agar diberi hikmah oleh Tuhannya. Menurut Ibnu Abbas , yang dimaksud dengan hikmah ialah ilmu. Menurut Ikrimah adalah akal. Menurut Mujahid yaitu Al-Qur'an, dan menurut As-Saddi kenabian.
Ayat tersebut mengandung empat permohonan yang diajukan oleh Nabi Ibrahim kepada Allah, namun yang dikabulkan hanya tiga; sedangkan satu lagi tidak dikabulkan karena bertentangan dengan prinsip doa itu sendiri.
Tiga permohonan yang dikabulkan tersebut yaitu; pertama, memohon kebahagiaan di dunia dan akhirat untuknya; kedua, meminta ganjaran -surga- di akhirat; ketiga, meminta Allah untuk menutupi -kejelekannya- di akhirat kelak. Sedangkan yang ditolak merupakan doa memohon kebahagiaan dan ampunan yang dikhususkan untuk ayahnya yang masih kafir.
Ibnu Katsir tatkala menafsirkan ayat tersebut menukil sebuah hadis dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: Sesungguhnya Ibrahim melihat ayahnya di hari kiamat dalam keadaan penuh dengan debu dan berwarna hitam, lalu Ibrahim berkata kepadanya, "Sesungguhnya aku telah melarangmu melakukan perbuatan (yang berakibat seperti) ini, tetapi engkau durhaka kepadaku.”
Ayahnya menjawab, "Tetapi hari ini aku tidak akan durhaka lagi kepadamu barang sekali pun.”
Ibrahim berdoa, "Wahai Tuhanku, Engkau telah menjanjikan kepadaku bahwa Engkau tidak akan menghinakanku di hari mereka dibangkitkan. Karena sesungguhnya barang siapa yang Engkau hinakan orang tuanya, maka sesungguhnya dia telah mendapat kehinaan yang sangat.”
Allah berfirman, "Hai Ibrahim, sesungguhnya Aku mengharamkan surga atas orang-orang kafir.”
Lalu bapak Ibrahim diambil darinya, dan Allah bertanya, "Hai Ibrahim, di manakah bapakmu?"
Ibrahim menjawab, "Engkau telah mengambilnya dariku.”
Allah berfirman, "Lihatlah ke arah bawahmu!" Maka Ibrahim memandang ke arah bawahnya. Tiba-tiba ia melihat hewan dubuk yang berbau busuk karena kotoran yang melumuri tubuhnya, lalu hewan itu diseret kakinya dan dicampakkan ke dalam neraka.
Ibnu Katsir mengatakan sanad hadis ini garib, di dalamnya terdapat Nakarah. Az-Zaih artinya hewan dubuk (hyena) jantan, seakan-akan ayah Ibrahim (yaitu Azar) pada hari kiamat diubah bentuknya menjadi seekor hewan dubuk yang berlumuran dengan kotorannya, lalu dicampakkan ke dalam neraka.
(mhy)