Yajuj dan Majuj: Dua Umat Bani Adam Kini Sudah Ada
loading...
A
A
A
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengatakan Yajuj dan Majuj adalah dua umat dari Bani Adam yang telah ada sekarang. Hal ini dinyatakan beliau tatkala ditanya siapa sejatinya Yajuj dan Majuj itu?
Hal ini tersaji dalam kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang disusun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin lalu menukil ayat al-Quran dan hadis tentang Yajuj dan Majuj itu.
Allah Ta’ala berfirman.
حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا ﴿٩٣﴾ قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰ أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا ﴿٩٤﴾ قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا ﴿٩٥﴾ آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِۖ حَتَّىٰ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُواۖ حَتَّىٰ إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا ﴿٩٦﴾ فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا ﴿٩٧﴾ قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّيۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا
“Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
Mereka berkata : ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Yajuj dan Majuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka’.
Dzulqarnain berkata : ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabb-ku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi’.
Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu)’. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata : ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu’. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.
Dzulqarnain berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabb-ku. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabb-ku itu adalah benar”. ( QS al-Kahfi/18 : 93-98)
Di sisi lain, Nabi Muhammad SAW telah bersabda: ‘Allah Ta’ala akan berfirman pada hari kiamat, ‘Hai Adam ! bangkitlah dan keluarlah seperti kobaran api dari anak cucumu, sampai akhirnya Nabi bersabda, ‘Berilah kabar gembira, sesungguhnya satu orang dari kalian dan dari Yajuj dan Majuj seribu’. Keluarnya Yajuj dan Majuj termasuk tanda kiamat yang telah diketahui ciri-cirinya sejak zaman Nabi.
Dalam hadis Ummu Habibah ra disebutkan bahwa Rasulullah pada suatu hari yang menegangkan keluar dari rumah dengan wajah memerah seraya berkata:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذَا قَالَ وَحَلَّقَ بِأُصْبُعَيْهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا
“Laa ilaaha illallah! Celaka bagi orang Arab dari kejahatan telah dekatnya waktu terbukanya benteng Ya’juj dan Ma’juj seperti ini’. Sambil beliau mengepal ibu jarinya dengan jari-jarinya yang lain”.
Dinding Yajuj dan Majuj
Sementara itu dalam kitab "Asyraathus Saa’ah" karya Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil juga disebutkan bahwa banyak hadis-hadis yang menunjukkan akan keluarnya Yajuj dan Majuj.
Lalu di manakah posisi dinding Yajuj dan Majuj? Yusuf bin Abdillah mengutip Tafsir Ibnu Katsir mengatakan sejauh ini tempat dinding penghalang tersebut tidak diketahui tempatnya dengan pasti. Sebagian raja dan para ahli sejarah berusaha untuk mengetahui tempatnya, di antaranya adalah Khalifah al-Watsiq.
Beliau pernah mengutus beberapa gubernurnya bersama pasukan infantri untuk pergi guna melihat dinding tersebut, menelitinya dan menjelaskan kepadanya ketika kembali. Maka mereka menelusuri dari suatu negeri ke negeri lain, dan satu kerajaan ke kerajaan lainnya hingga mereka sampai kepadanya, dan melihat dinding tersebut yang terbuat dari besi juga timah.
Mereka menyebutkan bahwa mereka melihat sebuah pintu yang sangat besar dengan kuncinya yang sangat besar, demikian pula mereka melihat susu-susu dan madu pada sebuah benteng di sana, dan dijaga oleh para penjaga dari kerajaan-kerajaan yang berbatasan dengannya, dan dinding tersebut sangat tinggi sekali, tidak dapat didaki juga gunung-gunung yang ada di sekitarnya tidak dapat didaki. Setelah itu mereka kembali ke negeri mereka, setelah mengembara lebih dari 2 tahun, dan menyaksikan banyak keajaiban.
Hal ini tersaji dalam kitab Fatawa Anil Iman wa Arkaniha, yang disusun oleh Abu Muhammad Asyraf bin Abdul Maqshud. Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin lalu menukil ayat al-Quran dan hadis tentang Yajuj dan Majuj itu.
Allah Ta’ala berfirman.
حَتَّىٰ إِذَا بَلَغَ بَيْنَ السَّدَّيْنِ وَجَدَ مِنْ دُونِهِمَا قَوْمًا لَا يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ قَوْلًا ﴿٩٣﴾ قَالُوا يَا ذَا الْقَرْنَيْنِ إِنَّ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مُفْسِدُونَ فِي الْأَرْضِ فَهَلْ نَجْعَلُ لَكَ خَرْجًا عَلَىٰ أَنْ تَجْعَلَ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ سَدًّا ﴿٩٤﴾ قَالَ مَا مَكَّنِّي فِيهِ رَبِّي خَيْرٌ فَأَعِينُونِي بِقُوَّةٍ أَجْعَلْ بَيْنَكُمْ وَبَيْنَهُمْ رَدْمًا ﴿٩٥﴾ آتُونِي زُبَرَ الْحَدِيدِۖ حَتَّىٰ إِذَا سَاوَىٰ بَيْنَ الصَّدَفَيْنِ قَالَ انْفُخُواۖ حَتَّىٰ إِذَا جَعَلَهُ نَارًا قَالَ آتُونِي أُفْرِغْ عَلَيْهِ قِطْرًا ﴿٩٦﴾ فَمَا اسْطَاعُوا أَنْ يَظْهَرُوهُ وَمَا اسْتَطَاعُوا لَهُ نَقْبًا ﴿٩٧﴾ قَالَ هَٰذَا رَحْمَةٌ مِنْ رَبِّيۖ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ رَبِّي جَعَلَهُ دَكَّاءَۖ وَكَانَ وَعْدُ رَبِّي حَقًّا
“Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan.
Mereka berkata : ‘Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Yajuj dan Majuj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka’.
Dzulqarnain berkata : ‘Apa yang telah dikuasakan oleh Rabb-ku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi’.
Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Dzulqarnain: ‘Tiuplah (api itu)’. Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, diapun berkata : ‘Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu’. Maka mereka tidak bisa mendakinya dan mereka tidak bisa (pula) melobanginya.
Dzulqarnain berkata: ‘Ini (dinding) adalah rahmat dari Rabbku, maka apabila sudah datang janji Rabb-ku. Dia akan menjadikannya hancur luluh; dan janji Rabb-ku itu adalah benar”. ( QS al-Kahfi/18 : 93-98)
Di sisi lain, Nabi Muhammad SAW telah bersabda: ‘Allah Ta’ala akan berfirman pada hari kiamat, ‘Hai Adam ! bangkitlah dan keluarlah seperti kobaran api dari anak cucumu, sampai akhirnya Nabi bersabda, ‘Berilah kabar gembira, sesungguhnya satu orang dari kalian dan dari Yajuj dan Majuj seribu’. Keluarnya Yajuj dan Majuj termasuk tanda kiamat yang telah diketahui ciri-cirinya sejak zaman Nabi.
Dalam hadis Ummu Habibah ra disebutkan bahwa Rasulullah pada suatu hari yang menegangkan keluar dari rumah dengan wajah memerah seraya berkata:
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذَا قَالَ وَحَلَّقَ بِأُصْبُعَيْهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا
“Laa ilaaha illallah! Celaka bagi orang Arab dari kejahatan telah dekatnya waktu terbukanya benteng Ya’juj dan Ma’juj seperti ini’. Sambil beliau mengepal ibu jarinya dengan jari-jarinya yang lain”.
Dinding Yajuj dan Majuj
Sementara itu dalam kitab "Asyraathus Saa’ah" karya Yusuf bin Abdillah bin Yusuf al-Wabil juga disebutkan bahwa banyak hadis-hadis yang menunjukkan akan keluarnya Yajuj dan Majuj.
Lalu di manakah posisi dinding Yajuj dan Majuj? Yusuf bin Abdillah mengutip Tafsir Ibnu Katsir mengatakan sejauh ini tempat dinding penghalang tersebut tidak diketahui tempatnya dengan pasti. Sebagian raja dan para ahli sejarah berusaha untuk mengetahui tempatnya, di antaranya adalah Khalifah al-Watsiq.
Beliau pernah mengutus beberapa gubernurnya bersama pasukan infantri untuk pergi guna melihat dinding tersebut, menelitinya dan menjelaskan kepadanya ketika kembali. Maka mereka menelusuri dari suatu negeri ke negeri lain, dan satu kerajaan ke kerajaan lainnya hingga mereka sampai kepadanya, dan melihat dinding tersebut yang terbuat dari besi juga timah.
Mereka menyebutkan bahwa mereka melihat sebuah pintu yang sangat besar dengan kuncinya yang sangat besar, demikian pula mereka melihat susu-susu dan madu pada sebuah benteng di sana, dan dijaga oleh para penjaga dari kerajaan-kerajaan yang berbatasan dengannya, dan dinding tersebut sangat tinggi sekali, tidak dapat didaki juga gunung-gunung yang ada di sekitarnya tidak dapat didaki. Setelah itu mereka kembali ke negeri mereka, setelah mengembara lebih dari 2 tahun, dan menyaksikan banyak keajaiban.