Mengapa Seorang Muslimah Harus Menjaga Izzah dan Iffah? Begini Penjelasannya
loading...
A
A
A
Sifat izzah dan iffah sudah semestinya dimiliki setiap muslimah. Sifat apakah itu dan bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari kaum muslimah ini? Dalam Islam, izzah adalah kesucian atau kemuliaan, sebuah harga diri dan kehormatan perempuan sebagai seorang muslimah. Sedangkan iffah adalah menahan atau cara menjaga kesucian dan kemuliaan tersebut.
Secara istilah, menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan. Dan bagaimana seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Izzah juga merupakan kehormatan sebagai seorang muslimah . Sedangkan dengan iffah maka seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Malu adalah sebagian dari iman dan malu adalah akhlak islam .
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;
“Sesungguhnya perkataan yang diwarisi oleh orang-orang dari perkataan Nabi-Nabi terdahulu adalah, “Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu” (HR Bukhari). Dengan begitu, izzah dan iffah adalah akhlak yang tinggi, mulia, dan dicintai oleh Allah Ta'ala. Bahkan akhlak ini merupakan sifat hamba-hamba Allah Ta'ala yang saleh, yang senantiasa memuji keagungan Allah Ta'ala takut akan siksa, azab, dan murka-Nya, serta selalu mencari keridhaan dan pahala-Nya.
Mengapa seorang muslimah harus memiliki dua sifat tersebut? Wanita muslimah harus sadar bahwa dirinya adalah anak-anak panah iblis yang beracun, yang siap meluluh lantakkan hati kaum Adam . Wanita adalah sumber fitnah dan sumber dosa bagi mereka kaum Adam . Firman Allah Ta'ala
“Dan orang-orang yang belum mampu untuk menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya sampai Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 33).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :
"Fitnah yang pertama menimpa bani Adam adalah fitnah wanita." Karena itu, berhati-hatilah dengan fitnah akhir zaman , salah satunya adalah fitnah syahwat. Sebab fitnah syahwat adalah fitnah yang berkaitan dengan hawa nafsu, harta dan wanita. Rasul Yang Mulia, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, pernah mengatakan tentang fitnah akhir zaman. Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
"Sesungguhnya menjelang datangnya hari kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari. Di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari. Orang yang duduk saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri. Orang yang berdiri saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan. Dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika salah seorang dari kalian dimasukinya (fitnah), maka jadilah seperti salah seorang anak Adam yang paling baik (Habil).’” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Hakim).
Seorang muslimah semestinya sadar bahwa hancurnya kaum Bani Israil yang pertama kali disebabkan oleh wanita, sesuai dengan sabda Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.”
Pertanyaannya kemudian, apa yang kita cari dengan hijrahnya para muslimah dengan hijabnya? Benarkah berhijrah? Sudahkah menutup pintu fitnah? Atau bahkan justru membuka pintu fitnah untuk dirinya sendiri? Mereka para muslimah justru bermudah-mudahan mencari popularitas agar viral di dunia maya atau dunia nyata.
Hendaknya, dengan hijab dan niqab yang dipakai, harusnya muslimah memahami ilmu menjaga izzah (harga diri) dan iffah (menahan diri dari yang Allah murkai) sebagai wanita terhormat layaknya Ummahatul Mukminin Khadijah dan Ibunda Aisyah. Mereka terkenal dengan ilmu-ilmunya. Muslimah seharusnya bisa mencontoh keteladanan Ummahatul Mukminin. Ini agar muslimah bisa lebih menjaga izzah dan iffah dirinya, dengan tidak bermudah-mudahan berselfie, ber-wefie dan ber-groufie ria.
Sejatinya, hadis Nabi Shallalalahu alaihi wa sallam di atas adalah mengingatkan, bahwa apakah muslimah tidak sadar bahwa saat muslimah meng-upload foto bersama hewan peliharaannya atau menari-nari ria, di situlah iblis dan setan berperan serta menggerakkan hawa nafsunya agar muslimah bisa viral dengan hijab dan niqabnya.
Wallahu A'lam
Secara istilah, menahan diri sepenuhnya dari perkara-perkara yang Allah haramkan. Dan bagaimana seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Izzah juga merupakan kehormatan sebagai seorang muslimah . Sedangkan dengan iffah maka seorang muslimah dapat menjaga kesucian dirinya dengan menjadikan malu sebagai pakaian mereka. Malu adalah sebagian dari iman dan malu adalah akhlak islam .
Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda;
“Sesungguhnya perkataan yang diwarisi oleh orang-orang dari perkataan Nabi-Nabi terdahulu adalah, “Jika engkau tidak malu, berbuatlah sesukamu” (HR Bukhari). Dengan begitu, izzah dan iffah adalah akhlak yang tinggi, mulia, dan dicintai oleh Allah Ta'ala. Bahkan akhlak ini merupakan sifat hamba-hamba Allah Ta'ala yang saleh, yang senantiasa memuji keagungan Allah Ta'ala takut akan siksa, azab, dan murka-Nya, serta selalu mencari keridhaan dan pahala-Nya.
Mengapa seorang muslimah harus memiliki dua sifat tersebut? Wanita muslimah harus sadar bahwa dirinya adalah anak-anak panah iblis yang beracun, yang siap meluluh lantakkan hati kaum Adam . Wanita adalah sumber fitnah dan sumber dosa bagi mereka kaum Adam . Firman Allah Ta'ala
ﻭَﻟْﻴَﺴْﺘَﻌْﻔِﻒِ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﻻَ ﻳَﺠِﺪُﻭْﻥَ ﻧِﻜَﺎﺣًﺎ ﺣَﺘَّﻰ ﻳُﻐْﻨِﻴَﻬُﻢُ ﺍﻟﻠﻪُ ﻣِﻦْ ﻓَﻀْﻠِﻪِ
“Dan orang-orang yang belum mampu untuk menikah hendaklah menjaga kesucian dirinya sampai Allah menjadikan mereka mampu dengan karunia-Nya.” (An-Nur: 33).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda :
"Fitnah yang pertama menimpa bani Adam adalah fitnah wanita." Karena itu, berhati-hatilah dengan fitnah akhir zaman , salah satunya adalah fitnah syahwat. Sebab fitnah syahwat adalah fitnah yang berkaitan dengan hawa nafsu, harta dan wanita. Rasul Yang Mulia, Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, pernah mengatakan tentang fitnah akhir zaman. Sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam:
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا وَيُمْسِـي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، اَلْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ وَالْقَائِِمُ خَيْـرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ وَاضْرِبُوا بِسُيُوفِكُمُ الْحِجَارَةَ، فَإِنْ دُخِلَ عَلَى أَحَدِكُمْ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ
"Sesungguhnya menjelang datangnya hari kiamat akan muncul banyak fitnah besar bagaikan malam yang gelap gulita. Pada pagi hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir di sore hari. Di sore hari seseorang dalam keadaan beriman, dan menjadi kafir pada pagi hari. Orang yang duduk saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri. Orang yang berdiri saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan. Dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika salah seorang dari kalian dimasukinya (fitnah), maka jadilah seperti salah seorang anak Adam yang paling baik (Habil).’” (HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan Hakim).
Seorang muslimah semestinya sadar bahwa hancurnya kaum Bani Israil yang pertama kali disebabkan oleh wanita, sesuai dengan sabda Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
Dari Abu Sa’id al-Khudri Radhiyallahu'anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , beliau bersabda, “Sesungguhnya dunia ini manis dan indah. Dan sesungguhnya Allâh Azza wa Jalla menguasakan kepada kalian untuk mengelola apa yang ada di dalamnya, lalu Dia melihat bagaimana kalian berbuat. Oleh karena itu, berhati-hatilah terhadap dunia dan wanita, karena fitnah yang pertama kali terjadi pada Bani Israil adalah karena wanita.”
Pertanyaannya kemudian, apa yang kita cari dengan hijrahnya para muslimah dengan hijabnya? Benarkah berhijrah? Sudahkah menutup pintu fitnah? Atau bahkan justru membuka pintu fitnah untuk dirinya sendiri? Mereka para muslimah justru bermudah-mudahan mencari popularitas agar viral di dunia maya atau dunia nyata.
Hendaknya, dengan hijab dan niqab yang dipakai, harusnya muslimah memahami ilmu menjaga izzah (harga diri) dan iffah (menahan diri dari yang Allah murkai) sebagai wanita terhormat layaknya Ummahatul Mukminin Khadijah dan Ibunda Aisyah. Mereka terkenal dengan ilmu-ilmunya. Muslimah seharusnya bisa mencontoh keteladanan Ummahatul Mukminin. Ini agar muslimah bisa lebih menjaga izzah dan iffah dirinya, dengan tidak bermudah-mudahan berselfie, ber-wefie dan ber-groufie ria.
Sejatinya, hadis Nabi Shallalalahu alaihi wa sallam di atas adalah mengingatkan, bahwa apakah muslimah tidak sadar bahwa saat muslimah meng-upload foto bersama hewan peliharaannya atau menari-nari ria, di situlah iblis dan setan berperan serta menggerakkan hawa nafsunya agar muslimah bisa viral dengan hijab dan niqabnya.
Wallahu A'lam
(wid)