Kisah Robert Poole Kampanyekan Islam Agama Asli Orang Kulit Hitam

Senin, 21 November 2022 - 13:19 WIB
loading...
Kisah Robert Poole Kampanyekan Islam Agama Asli Orang Kulit Hitam
Robert Poole atau Elijah Muhammad. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Kisah Robert Poole atau Elijah Muhammad (1897-1975) tak bisa dilepaskan dari pergerakan Islam di Amerika. Dia menyatakan bahwa Islam adalah agama asli orang kulit hitam . Ia mengaku nabi atau sang utusan.

Dilahirkan dengan nama Robert Poole di pedalaman Georgia, dia berjumpa dengan seorang pedagang sutra yang bernama Wallace Dodd Ford di Detroit yang kemudian dikenal sebagai WD Farad.

Farad mendirikan sebuah sekte Islam, dan kemudian menghilang secara misterius. Kepemimpinan kemudian jatuh ke tangan Robert Poole, yang menurut seorang pengamat memiliki lebih dari seratus nama lain sebelum menetapkan namanya sebagai Elijah Muhammad.



Bruce Perry dalam "Malcolm: The Life of a Man Who Changed Black America" menyebut nama-nama sebelum ia memilih untuk tetap bernama Elijah Muhammad antara lain Elijah Poole, Elijah Karriem, Mohammed Allah, Elijah Black, Rassoul Mohammed, dan Elijah Muck-Muck.

Menurut Elijah, orang kulit hitam berasal suku Shabazz yang muncul 66 trilliun tahun yang lalu; sedangkan orang kulit putih termasuk suku Frankensteins yang disisipkan ke muka bumi oleh Mr Yakub, seorang ilmuwan gila berkulit hitam yang percobaan hybridasinya selama 600 tahun menghasilkan iblis-iblis yang tak punya kemampuan untuk menyembah Tuhan.

Orang-orang kulit putih, kata Elijah, telah memerintah selama 6000 tahun dengan 'ilmu tipu muslihat' (tricknology). Masa kekuasaan mereka telah usai pada 1914, tetapi Tuhan mereka telah memberi masa kejayaan selama 75 tahun, masa yang cukup bagi orang kulit hitam untuk bangkit dari 'kematian mental.'

Elijah mengkhutbahkan mitologi, tetapi berdiri di atas akar yang kokoh. Dia meniadakan kisah tentang alam baka, menyatakan hal itu sebagai cerita bohong yang dilontarkan orang-orang untuk menangguhkan pembayaran kepada orang kulit hitam sampai mereka mati. Yang penting adalah, katanya, apa yang kamu cari dan dapatkan dalam hidup nyata.



Steven Barbosa dalam buku berjudul "American Jihad, Islam After Malcolm X" yang diterjemahkan Sudirman Teba dan Fettiyah Basri menjadi Jihad "Gaya Amerika, Islam Setelah Malcolm X" (Mizan, 1995) menyebutkan Elijah menjalankan apa-apa yang diajarkannya.

Sebelum wafat pada 1975, dia telah memimpin 76 kuil yang tersebar di seluruh penjuru negara dengan 50.000 sampai 100.000 orang pengikut. Kekuasaannya meliputi 15.000 acre tanah pertanian, surat kabar dengan oplah sekitar 500.000 eksemplar, beberapa pesawat terbang, bisnis impor ikan, rumah makan, toko roti, dan supermarket.

Nation of Islam
Elijah Muhammad juga pendiri gerakan Nation of Islam. Dia memimpin gerakan itu sejak 1934 sampai meninggal dunia tahun 1975. Di luar itu, dia juga mentor bagi Malcolm X, Louis Farrakhan, Muhammad Ali ; dan putranya, Warith Deen Mohammed.

Menurut Steven Barbosa, Elijah juga berhasil mendirikan sebuah yayasan rehabilitasi. Dia menyelamatkan para pemabuk dan pecandu narkotika, dan menanamkan harga diri pada mereka. Organisasinya, Fruit of Islam, membentuk suatu persatuan kaum kapitalis yang bergengsi; dan para wanita Islam, hidup tentram dan suci seperti bidadari. Mereka menutup auratnya dengan jubah panjang.



Pemandangan seperti ini terlihat nyata di daerah kumuh itu. Dengan didampingi orang-orang yang kharismatik, antara lain-Muhammad Ali, putranya yang terhormat; dan kadang-kadang Malcolm X, yang bagaikan seorang jaksa yang dinamis, berusaha keras untuk membawa Amerika Serikat ke pengadilan atas kejahatan-kejahatan yang telah dilakukannya terhadap para masyarakat kulit hitam --daya tarik Elijah tampak sangat kuat.

Dia mendapatkan pengikut yang antusias. Dia berkata pada mereka bahwa Kristen adalah agama kematian --simbulnya, salib, membuktikan hal itu. Dia menyatakan pula bahwa Islam adalah agama asli orang kulit hitam.

Tetapi ide-idenya, khususnya tentang pemisahan rasial, hanya disetujui oleh sedikit dari miliaran umat Islam di muka bumi, yang sebagian besar memegang teguh prinsip bahwa persaudaraan antarmanusia merupakan sesuatu yang ideal. Kekolotan, katanya, telah tercemari oleh kepolosan. Ide itu menjadi sesuatu yang menakutkan.

Banyak orang kulit hitam yang menghargai kelihaiannya menyusun kekuasaan, tetapi tidak tergerak untuk bergabung ke dalam kelompok tersebut karena kisah-kisahnya yang seram.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2525 seconds (0.1#10.140)