Sejarah Bangkalan Dijuluki Kota Dzikir dan Sholawat

Selasa, 29 November 2022 - 09:26 WIB
loading...
Sejarah Bangkalan Dijuluki Kota Dzikir dan Sholawat
Sejarah Bangkalan dijuluki Kota Dzikir dan Sholawat tidak tiba-tiba. Foto/Ilustrasi: Ist
A A A
Sejarah Bangkalan dijuluki Kota Dzikir dan Sholawat bukanlah sesuatu yang tiba-tiba. Pada 2015 kota yang terletak di ujung barat Pulau Madura ini memang dideklarasikan sebagai Kota Zikir Dan Selawat oleh bupati Bangkalan yang saat itu dijabat Makmun Ibnu Fuad. Julukan ini menggantikan sebutan sebelumnya, yakni sebagai Kota Salak.

Mengapa berjuluk Kota Dzikir dan Sholawat tidak lepas dari sosok almarhum RKH Fakhrillah. Masyarakat Bangkalan, sejak dahulu gemar berkumpul dalam acara keagamaan. Tidak hanya sebatas menghadiri pengajian dan ceramah agama, mereka sering berkumpul dalam acara tahlilan sholawatan, manaqiban, yasinan, dan lain sebagainnya. Kegiatan ini biasa disebut srakalan yang rutin diadakan satu minggu sekali atau sebulan sekali.

Kegiatan rutinan yang bersifat positif ini, kemudian menjadi keresahan bagi RKH Fakhrillah. Mengapa hal baik seperti ini tidak menjadi sebuah identitas yang mengenalkan kebiasaan orang Bangkalan kepada orang-orang di luar sana.



Akhirnya, atas dukungan masyarakat, para ulama, santri, blater, bahkan hingga bajing pun ikut mendukung terbentuknya Bangkalan sebagai kota dzikir dan sholawat. Begitulah yang disampaikan Makmun Ibnu Fuad tatkala acara mengenang 40 hari wafatnya RKH Fakhrillah.

Bangkalan kota dzikir dan sholawat, lebih menggambarkan kebiasaan orang Bangkalan dan budaya serta tradisi yang ada di dalamnya. Jika dibandingkan dengan sebutan sebelumnya, yakni Bangkalan sebagai kota salak, rasanya masih unggul kota dzikir. Sebab, tidak semua tanah di daerah Bangkalan dapat ditumbuhi pohon salak. Tapi, setiap daerah di Bangkalan selalu ada acara kegiatan keagamaan, yang sudah pasti di dalamnya ada dzikir dan sholawat.

Sudah bukan hal baru lagi di Bangkalan, ketika ada sebuah hajatan pernikahan pun akan diselipkan acara hiburannya sholawatan atau habsyian. Hal itu menjadi suatu kebanggaan bagi si pemilik hajat, apabila anaknya menikah dan bisa mengadakan acara sholawatan.



Gerbangkertosusila
Bangkalan terletak di ujung paling barat Pulau Madura; berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Sampang di timur serta Selat Madura di selatan dan barat.

Pelabuhan Kamal merupakan pintu gerbang Madura dari Jawa. Kota ini merupakan salah satu wilayah yang masuk dalam kawasan metropolitan Surabaya, yaitu Gerbangkertosusila.

Kabupaten Bangkalan terdiri atas 18 kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 273 desa dan 8 kelurahan. Pusat pemerintahannya berada di Kecamatan Bangkalan.

Sejak diresmikannya Jembatan Suramadu, Kabupaten Bangkalan menjadi gerbang utama Pulau Madura serta menjadi salah satu destinasi wisata pilihan di Jawa Timur, baik dari keindahan alamnya (Bukit Jaddih, Gunung Geger, Pemandian Sumber Bening -Langkap–Modung dsb); budaya (Karapan sapi, dsb), serta wisata kuliner di antaranya adalah nasi bebek khas Madura.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1723 seconds (0.1#10.140)