Sudah Dianggap Sahid, Sang Ayah Pulang Setelah 30 Tahun Hilang

Jum'at, 10 Juli 2020 - 16:51 WIB
loading...
A A A
Farrukh: “Saya penduduk sini.”

Fulan: “Masih adakah di Madinah ini orang yang tak mengenal syaikh yang memberikan ceramah itu?”

Farrukh: “Maaf, saya benar-benar tidak tahu karena sudah sejak 30 tahun lalu saya meninggalkan kota ini dan baru kemarin saya kembali.”

Fulan: “Tidak apa, duduklah sejenak, akan saya jelaskan. Syaikh yang Anda dengarkan ceramahnya tadi adalah seorang tokoh ulama tabi’in, termasuk di antara ulama yang terpandang, dialah ahli hadis di Madinah, fuqaha, dan imam kami meski usianya masih sangat muda.”



Farrukh: “Masya Allah… laa quwwata illa billah.” (tidak ada kekuatan kecuali dari Allah).

Fulan: “Majelisnya dihadiri oleh Malik bin Anas, Abu Hanifah an-Nu’man, Yahya bin Sa’id al-Anshari, Sufyan ats-Tsauri, Abdurrahman bin Amru al-Auza’i, Laits bin Sa’id dan lain-lain.”

Farrukh: “Tetapi Anda belum…”

Orang tersebut tidak memberinya kesempatan untuk bicara. Dia melanjutkan pujiannya.

Fulan: “Di samping itu dia sangat dermawan dan bijaksana. Tidak ada di Madinah ini orang yang lebih dermawan terhadap kawan dan keluarga darinya. Dia hanya mengharapkan apa yang ada di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.



Farrukh: “Tetapi, Anda belum menyebutkan namanya.”

Fulan: “Namanya adalah Rabi’ah ar-Ra’yi.”

Farrukh: “Rabi’ah ar-Ra’yi?”

Fulan: “Nama aslinya ar-Rabi’ah, tetapi para ulama dan pemuka Madinah biasa memanggilnya ar-Rabi’ah ar-Ra’yi. Karena setiap kali mereka menjumpai kesulitan atau merasa tidak jelas tentang suatu nash dalam Kitabullah dan hadis, mereka selalu bertanya kepadanya. Kemudian beliau berijtihad dalam masalah itu, menyebutkan qias apabila tidak ada nash sama sekali, serta menyimpulkan hukum bagi mereka yang memerlukannya secara bijak dan menenteramkan hati.”

Farrukh: “Anda belum menyebutkan nasabnya.”



Fulan: “Dia adalah ar-Rabi’ah putra Farrukh yang memiliki kunyah (julukan) Abu Abdirrahman. Dilahirkan tak lama setelah ayahnya meninggalkan Madinah sebagai mujahid fi sabilillah, lalu ibunyalah yang memelihara dan mendidiknya. Tapi sebelum salat tadi saya mendengar dari orang-orang bahwa ayahnya telah datang kemarin malam.”

Tiba-tiba saja Farukh melelehkan air mata tanpa lawan bicaranya tahu penyebabnya. Kemudian beliau mempercepat langkahnya untuk pulang.

Begitu melihat suaminya datang sambil meneteskan air mata, ibunda ar-Rabi’ah bertanya: “Ada apa wahai Abu Abdirrahman?” Beliau menjawab, “Tidak apa-apa, aku melihat putraku berada dalam kedudukan ilmu dan kehormatan yang tinggi, yang tidak kulihat pada orang lain.”
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3577 seconds (0.1#10.140)