QS. Al-'Ankabut Ayat 40
a. Angin yang sangat kencang dan membawa batu, yang didatangkan kepada kaum 'Ad. Mereka menantang Nabi Hud, "Siapakah gerangan yang lebih kuat dan berkuasa lagi dari kami?" Kesombongan mereka dibalas Tuhan dengan mendatangkan angin, sehingga mereka mati bergelimpangan. Allah berfirman dalam ayat lain yang menjelaskan tentang siksaan itu, yakni:
Sedangkan kaum 'Ad, mereka telah dibinasakan dengan angin topan yang sangat dingin, Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam delapan hari terus-menerus; maka kamu melihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seperti batang-batang pohon kurma yang telah kosong (lapuk).Maka adakah kamu melihat seorang pun yang masih tersisa di antara mereka? (al-haqqah/69: 6-8)
b. Suara mengguntur yang memecahkan anak telinga. Siksaan ini diturunkan kepada kaum Samud. Mereka masih membangkang, tidak mau beriman kepada Nabi Saleh. Tiba-tiba mereka dipingsankan lalu mati oleh kejutan suara yang mengguntur yang dahsyat sekali. Allah menjelaskan lagi:
Maka adapun kaum Samud, mereka telah dibinasakan dengan suara yang sangat keras. (al-haqqah/69: 5)
c. Ditelan bumi, inilah kisah buat Karun, seorang hartawan. Pada mulanya, ia adalah seorang yang beriman dan patuh kepada Musa. Kemudian setelah kaya, ia menjadi sombong dan durhaka. Ia berbuat kemungkaran melampaui batas. Lebih dari itu, ia tidak mau menyerahkan zakat sebagai kewajiban harta kekayaan bagi orang kaya. Karena kecongkakan ini, Allah menyiksanya. Tanah sekitar Karun berpijak berguncang, runtuh, dan secara berangsur menelan tubuh Karun sampai lenyap sama sekali dari permukaan bumi.
Firman Allah :
Maka Kami benamkan dia (Karun) bersama rumahnya ke dalam bumi. Maka tidak ada baginya satu golongan pun yang akan menolongnya selain Allah, dan dia tidak termasuk orang-orang yang dapat membela diri. (al-Qasas/28: 81)
d. Ditenggelamkan ke dalam air. Inilah siksaan buat umat Nabi Nuh bersama seluruh hartanya. Selain umat Nabi Nuh, Fir'aun, Haman beserta bala tentaranya juga tenggelam dalam Laut Merah sebagai balasan atas kesombongan dan siksaan yang mereka lakukan terhadap Musa dan pengikutnya. Firman Allah tentang Nuh dalam Surah al-Anbiya'/21: 76-77:
Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu, ketika dia berdoa. Kami perkenankan (doa)nya, lalu Kami selamatkan dia bersama pengikutnya dari bencana yang besar. Dan Kami menolongnya dari orang-orang yang telah mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang jahat, maka Kami tenggelamkan mereka semuanya. (al-Anbiya'/21: 76-77)
Firman Allah tentang Fir'aun dalam Surah al-Qasas/28: 39-40:
Dan dia (Fir'aun) dan bala tentaranya berlaku sombong, di bumi tanpa alasan yang benar, dan mereka mengira bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami. Maka Kami siksa dia (Fir'aun) dan bala tentaranya, lalu Kami lemparkan mereka ke dalam laut. Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang zalim.
Semua itu adalah balasan yang setimpal atas kesalahan yang mereka lakukan, bukan kezaliman dari Allah. Dia tidak akan menyiksa seseorang kecuali yang mengerjakan perbuatan tercela. Mengazab seseorang tanpa ada kesalahan tidak sesuai dengan sunah Allah yang berlaku. Mereka yang tersebut dalam ayat-ayat yang lalu disiksa karena dosa dan kekafiran mereka terhadap Allah. Di samping itu, juga karena mereka menyembah berhala dan mengingkari nikmat yang diberikan kepadanya.
Surat Al 'Ankabuut terdiri atas 69 ayat, termasuk golongan surat-surrat Makkiyah. Dinamai Al 'Ankabuut berhubung terdapatnya perkataan Al 'Ankabuut yang berarti laba-laba pada ayat 41 surat ini, dimana Allah mengumpamakan penyembah-penyembah berhala-berhala itu, dengan laba-laba yang percaya kepada kekuatan rumahnya sebagai tempat ia berlindung dan tempat ia menjerat mangsanya, padahal kalau dihembus angin atau ditimpa oleh suatu barang yang kecil saja, rumah itu akan hancur. Begitu pula halnya dengan kaum musyrikin yang percaya kepada kekuatan sembahan-sembahan mereka sebagai tempat berlindung dan tempat meminta sesuatu yang mereka ingini, padahal sembahan-sembahan mereka itu tidak mampu sedikit juga menolong mereka dari azab Allah waktu di dunia, seperti yang terjadi pada kaum Nuh, kaum Ibrahim, kaum Luth, kaum Syu'aib, kaum Saleh, dan lain-lain. Apalagi menghadapi azab Allah di akhirat nanti, sembahan-sembahan mereka itu lebih tidak mampu menghindarkan dan melindungi mereka.
Bacaan selawat asyghil pertama kali dicetuskan oleh Jafar bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo. Kata asyghil, dalam bahasa Arab berarti sibuk.
Bacaan doa agar tidak hujan bisa diamalkan jika turunnya hujan justru merugikan diri kita. Doa ini dikenal juga sebagai doa agar dihindarkan dari hujan yang merusak.
Surat Al Araf ayat 1-20 memberikan berbagai kandungan penting, mulai dari pengingat akan kebesaran Allah hingga panduan menjalani kehidupan yang penuh makna.
Ahmad Al-Badawi dituduh menyebarkan agama Kristen oleh orang Islam ia pun ditolak oleh orang Kristen karena tak mau menerima dogma-dogma Kristen secara harafiah. Ia pendiri tarekat Badawi Mesir.
Hukum tajwid Surat Yasin ayat 16-18 penting dipelajari kaum muslim. Tak sekadar menambah ilmu atau pengetahuan, namun juga ditujukan agar nantinya tidak keliru saat membacanya.