Tradisi Puasa di Jombang dan Seruling Peninggalan Belanda

Senin, 22 Juni 2015 - 04:52 WIB
Tradisi Puasa di Jombang...
Tradisi Puasa di Jombang dan Seruling Peninggalan Belanda
A A A
JOMBANG - Ada yang berbeda dengan tradisi puasa Ramadan warga Kota Jombang, Jawa Timur. Di kota ini, untuk memastikan waktu berbuka puasa, warga tak hanya berpatokan dengan suara azan. Namun juga bunyi seruling elektrik di pusat kota.

Setiap waktu berbuka puasa dan sahur tiba, seruling kuno peninggalan zaman Belanda tersebut rutin dibunyikan hingga suaranya menggema dan bisa didengar hampir di seluruh sudut kota.

Seruling itu berada di sebuah bangunan kecil setinggi 15 meter yang selalu menjadi pusat perhatian warga, bernama tugu seruling elektrik. Peninggalan zaman Belanda ini hanya dibunyikan selama bulan Ramadan saja.

Tujuannya untuk pertanda waktu saat berbuka puasa dan akhir waktu sahur telah tiba. Setiap sore, banyak warga yang ngabuburit di sini. Mereka sama-sama ingin mendengar suara seruling itu lebih dekat saat waktu berbuka puasa tiba.

Meski usianya sudah hampir seratus tahun, namun raungan suara seruling ini masih sangat keras sehingga bisa didengar warga hampir di seluruh sudut Kota Jombang.

Tak pelak, warga yang awalnya sedang ngabuburit pun setelah mendengar lengkingan seruling langsung bubar. Ada yang pulang ke rumahnya masing-masing, dan langsung berbuka dengan minum, serta makan ala kadarnya di sekitar alun-alun kota.

Anton widodo, petugas yang merawat seruling elektrik mengaku sudah belasan tahun merawat seruling kuno tersebut. Menurut Anton, dulunya tugu ini merupakan gardu listrik pada zaman Belanda yang sudah ada seruling elektriknya.

Saat itu, seruling ini dimanfaatkan untuk penentu waktu kerja para pegawai Belanda. Namun setelah masa kemerdekaan, tugu dan seruling elektrik ini diambil alih oleh pemerintah. Pada bulan-bulan biasa, seruling ini tidak pernah dibunyikan.

Seruling ini hanya akan dibunyikan saat bulan Ramadan saja, tepatnya saat waktu buka puasa dan akhir waktu sahur. Bagi warga Jombang, keberadaan seruling elektrik ini dirasakan sangat membantu.

Sebab, jika tidak mendengar suara adzan, mereka masih bisa mengetahui waktu berbuka dan sahur hanya dengan mendengar suara raungannya yang sangat keras.
(san)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1124 seconds (0.1#10.140)