Berdoa Saat Berbuka Puasa, Jangan Abaikan!
A
A
A
Berdoa saat berbuka puasa merupakan sunnah yang diajarkan Rasulullah SAW. Keutamaan berdoa ketika berbuka puasa adalah makbul. Doanya tidak akan tertolak, sayangnya umat Islam di Indonesia banyak mengabaikan sunnah ini.
Fenomena puasa Ramadhan di Tanah Air, banyak umat Islam lebih memilih ‘jalan-jalan sore’ hingga masuk waktu Maghrib. Banyak yang menyiakan waktu mustajab itu dengan ngabuburit.
Kekeliruan umat Islam Indonesia menyia-nyiakan waktu menjelang berbuka disebabkan kurangnya pemahaman agama dan adanya tradisi ngabuburit yang telah mendarah daging. Padahal umat Islam di Saudi dan negara lain, apabila hendak masuk waktu Maghrib, mereka ramai-ramai berkumpul di masjid, berdoa, berzikir dan kemudian berbuka secara berjamaah.
Setidaknya 30 menit sebelum Adzan Maghrib berkumandang, umat Islam disunnahkan berzikir dan berdoa dan menunaikan salat Maghrib berjamaah. Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan: “Disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa dalam keadaan sedang berpuasa, dengan berbagai hajat akhirat dan hajat duniawi. Juga mendoakan orang-orang yang ia cintai dan mendoakan kaum Muslimin.
Berdasarkan hadis Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: ”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Dalam riwayat ini digunakan kata hatta sehingga menunjukkan bahwa dianjurkannya doa adalah mulai dari awal puasa hingga akhir puasa. Karena pada rentang waktu itu ia disebut shaaim (orang yang berpuasa). (Al Majmu‘, 6/375).
Sementara itu Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan: “Doa ketika berbuka puasa dilakukan sebelum berbuka, ketika matahari tenggelam. Karena ketika itu tergabung perendahan jiwa, penuh ketundukan, dan ketika itu ia masih sedang berpuasa. Dan semua ini merupakan sebab dikabulkannya doa. Adapun jika setelah berbuka, maka jiwa merasa santai dan senang, bahkan terkadang menjadi lalai.
Habib Segaf bin Ali Alaydrus dalam kitabnya “Ithaful Ikhwan” menyebutkan sunnah-sunnah di bulan Ramadhan. Di antaranya menyegerakan berbuka. Kemudian berbuka dengan ruthob (kurma basah) dam berdoa ketika hendak berbuka.
Inilah doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW saat berbuka:
1. Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah. Artinya: Telah hilang dahaga telah basah urat-urat dan telah ditetapkan pahalanya insya Allah Taala. (HR Abu Dawud dan Nasai)
2. Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthortu. Artinya: Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rizki dari-Mu aku berbuka.” (HR Abu Dawud)
3. Alhamdulillahilladzi a‘aananii fashumtu wa rozaqini fa afthortu. Artinya: Segala puji bagi Allah yang menolong aku sehingga aku dapat berpuasa dan memberiku rizki sehingga aku dapat berbuka. (HR Ibnu Sunni)
4. Allahumma inni as aluka birahmatikallatii wa saa’at kulla syai an taghfiro li idza afthoro. Artinya: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang mencakup segala sesuatu agar Engkau mengampuniku.” (HR Ibnu Majah)
Fenomena puasa Ramadhan di Tanah Air, banyak umat Islam lebih memilih ‘jalan-jalan sore’ hingga masuk waktu Maghrib. Banyak yang menyiakan waktu mustajab itu dengan ngabuburit.
Kekeliruan umat Islam Indonesia menyia-nyiakan waktu menjelang berbuka disebabkan kurangnya pemahaman agama dan adanya tradisi ngabuburit yang telah mendarah daging. Padahal umat Islam di Saudi dan negara lain, apabila hendak masuk waktu Maghrib, mereka ramai-ramai berkumpul di masjid, berdoa, berzikir dan kemudian berbuka secara berjamaah.
Setidaknya 30 menit sebelum Adzan Maghrib berkumandang, umat Islam disunnahkan berzikir dan berdoa dan menunaikan salat Maghrib berjamaah. Imam An-Nawawi rahimahullah menjelaskan: “Disunnahkan bagi orang yang berpuasa untuk berdoa dalam keadaan sedang berpuasa, dengan berbagai hajat akhirat dan hajat duniawi. Juga mendoakan orang-orang yang ia cintai dan mendoakan kaum Muslimin.
Berdasarkan hadis Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda: ”Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa hingga ia berbuka, doanya pemimpin yang adil dan doanya orang yang terzhalimi” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah). Dalam riwayat ini digunakan kata hatta sehingga menunjukkan bahwa dianjurkannya doa adalah mulai dari awal puasa hingga akhir puasa. Karena pada rentang waktu itu ia disebut shaaim (orang yang berpuasa). (Al Majmu‘, 6/375).
Sementara itu Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin menjelaskan: “Doa ketika berbuka puasa dilakukan sebelum berbuka, ketika matahari tenggelam. Karena ketika itu tergabung perendahan jiwa, penuh ketundukan, dan ketika itu ia masih sedang berpuasa. Dan semua ini merupakan sebab dikabulkannya doa. Adapun jika setelah berbuka, maka jiwa merasa santai dan senang, bahkan terkadang menjadi lalai.
Habib Segaf bin Ali Alaydrus dalam kitabnya “Ithaful Ikhwan” menyebutkan sunnah-sunnah di bulan Ramadhan. Di antaranya menyegerakan berbuka. Kemudian berbuka dengan ruthob (kurma basah) dam berdoa ketika hendak berbuka.
Inilah doa yang diajarkan Nabi Muhammad SAW saat berbuka:
1. Dzahabazh zhoma’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru insyaa Allah. Artinya: Telah hilang dahaga telah basah urat-urat dan telah ditetapkan pahalanya insya Allah Taala. (HR Abu Dawud dan Nasai)
2. Allahumma laka shumtu wa ‘ala rizqika afthortu. Artinya: Ya Allah untuk-Mu aku berpuasa dan dengan rizki dari-Mu aku berbuka.” (HR Abu Dawud)
3. Alhamdulillahilladzi a‘aananii fashumtu wa rozaqini fa afthortu. Artinya: Segala puji bagi Allah yang menolong aku sehingga aku dapat berpuasa dan memberiku rizki sehingga aku dapat berbuka. (HR Ibnu Sunni)
4. Allahumma inni as aluka birahmatikallatii wa saa’at kulla syai an taghfiro li idza afthoro. Artinya: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang mencakup segala sesuatu agar Engkau mengampuniku.” (HR Ibnu Majah)
(rhs)