Nasaruddin Umar: Orang yang Mukhlas Tidak Bisa Digoda Iblis

Jum'at, 31 Mei 2019 - 08:01 WIB
Nasaruddin Umar: Orang...
Nasaruddin Umar: Orang yang Mukhlas Tidak Bisa Digoda Iblis
A A A
Imam besar Masjid Istiqlal Prof KH Nasaruddin Umar mengupas hakikat keikhlasan saat memberi ceramah i'tikaf pada malam ke-25 Ramadhan 1440 Hijriyah di Masjid Istiqlal Jakarta (27/5/2019).

Setelah membahas tentang anak tangga menuju langit, Kiyai Nasaruddin membahas tentang seseorang yang mencapai derajat ikhlas atau disebut mukhlishin. Ikhlas ibarat tangan kanan berbuat baik, tangan kiri tidak tahu.

Seperti nasihat bijak Ibnu Atha'illah (pengarang kitab Al-Hikam), amal yang kosong dari ikhlas sama sekali tidak berarti, bagaikan jasad tanpa ruh. Keikhlasan merupakan ruh yang menjadikan setiap amal bermakna.

Seperti diketahui riya adalah popularitas. Sifat tercela ini adalah lawannya ikhlas. Orang-orang saat ini banyak berlomba-lomba mencari popularitas dunia. Orang yang memburu terima kasih itu pertanda tidak ikhlas. Bahkan ulama-ulama mengatakan orang yang masih menikmati terima kasih atas kebaikannya itu pertanda cacatnya amalan orang tersebut.

"Mari kita hijrah, mari kita mulai menyembunyikan kebajikan kita. Jangan pernah menikmati pujian. Karena pujian itu hanya milik Allah," ajak Nasaruddin Umar di hadapan ribuan jamaah i'tikaf. (Baca Juga: Dahsyatnya Fadhillah Menangis karena Allah)

Nasaruddin menjelaskan, jangan mengumumkan kepada orang agar tidak dipuji karena akan menimbulkan kesan yang tidak ikhlas. Manusia boleh saja menerima ucapan terima kasih dari oramg lain. Namun, jangan sampai berharap setiap kebajikan dihargai atau dipuji.

Jika seseorang sudah sampai ke maqom ikhlas, maka tidak perlu lagi berharap terima kasih atau meminta pujian. Banyak orang yang jatuh dan tersungkur karena pujian, bukan karena kritikan.

"Bersedihlah jika kita dipuji. Jika kita dikritik orang, syukurilah kritikan itu. Seperti Rasulullah, jika kritikannya benar beliau mengucapkan ampuni aku ya Allah, jika kritikannya salah, ampuni dia ya Allah. Tidak ada dendam yang bermalam," kata mantan Wakil Menteri Agama itu.

Nasaruddin mengungkapkan, ketika Iblis bersumpah pasti aku akan menggoda anak cucu Adam, illa min ibaadikal mukhlasin. Kecuali orang-orang yang Mukhlas.

"Jadi, seorang mukhlis masih mungkin digoda oleh Iblis. Mukhlis dan mukhlas itu beda. Mukhlis itu masih mengingat memori kebajikan yang dilakukannya. Kalau mukhlas itu tidak lagi mengingat kebaikannya. Orang yang mukhlas itu tidak bisa digoda Iblis," jelasnya.

Allah SWT menyatakan ketiberdayaan Iblis di hadapan mukhlashin (orang-orang mukhlas) dalam Alqur'an: "Iblis berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlas di antara mereka". (Surah Al-Hijr: 39-40)

Di ayat lain, Allah berfirman: "Iblis menjawab: 'Demi kekuasaan Engkau aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba-Mu yang mukhlas di antara mereka. (Surah Shad: 82-83)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1331 seconds (0.1#10.140)