Sahabat Bertanya Seperti Apakah Surga? Ini Kata Rasulullah SAW (1)

Jum'at, 18 Oktober 2019 - 08:02 WIB
Sahabat Bertanya Seperti...
Sahabat Bertanya Seperti Apakah Surga? Ini Kata Rasulullah SAW (1)
A A A
Mendengar kata surga (Al-Jannah) tentu yang terbayang di pikiran kita adalah tempat yang penuh dengan kenikmatan dan keindahan. Tidak ada sedih, duka, dengki, iri, kesusahan, ketakutan apalagi permusuhan.

Surga identik dengan kesenangan dan kebahagiaan yang tak ada habisnya. Demikian gambaran sekilas tentang surga yang diceritakan dalam Alqur’an maupun hadits Nabi.

Allah Ta'ala berfirman dalam satu hadits Qudsi: "Aku persiapkan untuk hamba-hamba-Ku yang saleh kenikmatan yang tak pernah dilihat mata, tak pernah didengar telinga dan tak pernah terbayang di benak siapa pun (manusia), 'Bacalah firman Allah: 'Seseorang tidak mengetahui apa yang disembunyikan buat mereka, yaitu (bermacam-macam nikmat)yang menyedapkan pandangan mata, sebagai balasan terhadap apa yang mereka kerjakan" (QS. As-Sajdah: 17).

Seperti apa gambaran surga itu dan apa saja kenikmatan yang ada di dalamnya? Berikut ulasan singkat Abu Laits As-Samarqandi dalam Kitab Tanbihul Ghafilin.

Bangunan Surga
Abu Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abu Hurairah RA berkata: "Ya Rasullullah, dari apakah dibuat surga itu?" Jawab Nabi Muhammad SAW : "Dari air." Kami bertanya: "Beritakan tentang bangunan surga." Jawab Nabi SAW: "Satu bata dari emas dan satu bata dari perak, dan lantainya kasturi yang semerbak harum, tanahnya dari za'faran, kerikilnya mutiara dan yakut, siapa yang masuk dalamnya senang tidak susah, kekal tidak mati, tidak lapuk pakaiannya, tidak berubah mukanya."

Kemudian Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya di dalam surga ada pohon besar sehingga seorang yang berkendaraan dapat berjalan di bawah naungannya selama 100 tahun tidak putus naungannya, bacalah: Wa dhillin mamdud (dan naungan yang memanjang terus). Dan di dalam surga kesenangannya tidak pernah dilihat mata atau didengar oleh telinga, bahkan tidak pernah terlintas dalam hati (perasaan) manusia. Bacalah Fala ta'lamu nafsun maa ukh fia lahum min qurrati a'yunin jazza'an bima kanu ya'malun (maka tidak seorang pun yang mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari kesenangan yang memuaskan hari sebagai pembalasan apa yang telah mereka lakukan). Dan tempat di dalam surga lebih baik dari dunia seisinya. Bacalah ayat 'Faman zuhziha aninnari wa udkhillal jannata faqad faza (maka siapa dijauhkan dari api dan dimasukkan dalam surga berarti telah beruntung."

Kecantikan Bidadari Surga
Ibnu Abbas RA berkata: "Sesungguhnya di dalam surga ada bidadari yang dijadikan dari empat macam yaitu misik, ambar, kafur dan za'faran, sedang tanahnya dicampur dengan air hidup (hayawan), dan setelah dijadikan maka semua bidadari asyik kepadanya. Andaikan ia meludah ke laut maka airnya menjadi tawar. Di di lehernya tercantum "Siapa yang ingin mendapat istri seperti aku, maka hendaklah taat kepada Tuhanku."

Mujahid berkata: "Bumi surga itu dari perak, dan tanahnya dari misik, dan urat-urat pohonnya dari perak, sedang dahannya dari mutiara dan zabarjad, sedang daun dan buahnya di bawah itu. Maka siapa yang makan sambil berdiri tidak kesusahan, dengan duduk juga tidak susah, dan sambil berbaring juga tidak susah, kemudian membaca ayat 'Wa dzulillat quthufuha tadzlila' (Dan dimudahkan buah-buahnya semudah-mudahnya). Sehingga dapat dipetik oleh orang yang berdiri maupun yang duduk dan berbaring.

Abu Hurairah RA berkata: "Demi Allah yang menurunkan kitab kepada Nabi Muhammad SAW. Sesungguhnya ahli surga tiap saat bertambah elok wajahnya, sebagaimana dulu ketika di dunia bertambah tua."

Memandang Dzat-Nya Allah
Abu Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Shuhaib RA berkata: "Nabi Muhammad SAW bersabda: "Apabila ahli surga telah masuk ke surga dan ahli neraka telah masuk ke neraka, maka ada seruan: "Hai ahli surga, Allah akan menepati janji-Nya kepada kamu. Mereka berkata: "Tidakkah memberatkan timbangan amal kami dan memutihkan wajah kami dan memasukkan kami ke dalam surga dan menghindarkan kami dari neraka. Maka Allah membukakan bagi mereka hijab sehingga mereka dapat melihat-Nya, demi Allah yang jiwaku ada di tanganNya belum pernah mereka diberi sesuatu yang lebih senang daripada melihat Dzat Allah."

Anas bin Malik RA berkata: "Jibril datang kepada Rasulullah SAW membawa cermin putih yang di tengahnya ada titik hitam, maka Rasululah SAW bertanya kepada Jibril: "Apakah cermin yang putih ini?" Jawabnya: "Ini hari Jumat dan titik hitam ini saat mustajab yang ada di hari Jumaat, telah dikaruniakan untukmu dan untuk umatmu, sehingga umat-umat yang sebelumnya berada di belakangmu, yaitu Yahudi dan Nashara (Kristen) dan saat di hari Jumat, jika seorang mukmin bertepatan berdoa untuk kebaikan pada saat itu pasti ia akan diterima oleh Allah, atau berlindung kepada Allah dari suatu bahaya, pasti akan dihindarkannya, dan hari Jumat di kalangan kami (Malaikat) dinamakan Yaumal Mazid (hari tambahan)."

Rasulullah SAW bertanya lagi: "Apakah Yaumal Mazid itu?" Jawab Jibril: "Tuhan telah membuat lembah di surga Jannatul Firdaus, di sana ada anak bukit dari misik kasturi dan pada tiap-tiap hari Jumat di sana disediakan mimbar-minbar dari nur (cahaya) yang diduduki oleh para Nabi. Dan ada mimbar-mimbar dari emas bertaburan permata yaqut dan zabarjada diduduki para siddiqin, suhada dan solihin. Sedang orang-orang ahli ghurof (yang dibilik surga) berada di belakang mereka di atas bukit kecil itu berkumpul menghadap kepada Tuhan untuk memuji kepada Allah.

Lalu Allah Ta'ala berfirman: "Mintalah kepadaKu." Maka semua minta (Kami mohon keridhaan-Mu) Jawab Allah: "Aku telah ridha kepadamu, keridhaan sehingga kamu Aku tempatkan di rumahKu dan Aku muliakan kamu."

Kemudian Allah menampakkan Dzat-Nya kepada mereka sehingga mereka dapat melihat kemuliaan Dzat-Nya. Maka tidak ada hari yang mereka suka sebagaimana hari Jumat karena merasa bertambahnya kemuliaan dan kehormatan mereka.

Hidangan yang Amat Lezat
Dalam riwayat lain disebutkan Allah menyuruh kepada Malaikat: "Berikan makan kepada para waliKu." Maka dihidangkan berbagai makanan maka terasa pada tiap suap rasa yang lain dari semuanya, bahkan lebih lezat sehingga bila selesai makan, diperintahkan oleh Allah: "Berikan minum kepada hamba-hambaKu." Maka diberi minum yang dapat dirasakan kelezatannya pada tiap tegukan.

Dan ketika selesai maka Allah berfirman: "Akulah Tuhanmu telah menepati apa yang Kujanjikan kepadamu dan kini kamu boleh minta, niscaya Aku berikan permintaanmu." Jawab mereka: "Kami minta ridhaMu. kami minta ridhaMu." Dua tiga kali, dijawab oleh Allah: "Aku ridha kepadamu bahkan masih ada tambahan lagi daripadaKu, pada hari ini Aku muliakan kamu dengan penghormatan yang terbesar dari semua yang telah kamu terima."

Maka dibukakan hijab sehingga mereka dapat melihat Dzat Allah yang Maha Mulia, maka segera mereka bersujud kepada Allah sehingga Allah menyuruh mereka: "Angkatlah kepalamu sebab kini bukan masa beribadah. "Maka di situ mereka lupa pada nikmat-nikmat yang sebelumnya dan terasa benar bahwa tidak ada nikmat lebih besar daripada melihat Dzat Allah yang Maha Mulia.

Kemudian mereka kembali maka semerbak bau harum dari bawah 'Arsy dari bukit kasturi yang putih dan ditaburkan di atas kepala mereka, di atas ubun-ubun kuda mereka. Maka apabila mereka kembali kepada istri-istrinya terlihat bertambah cantik lebih dari semula ketika mereka meninggalkan mereka sehingga istri-istri mereka berkata: "Kamu kini lebih cantik dari yang biasa." Ma Sya Allah Tabarakallah. (Bersambung ke Bagian 2)
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1377 seconds (0.1#10.140)