SINDO Media Gelar Maulid Nabi, Ini Pesan Habib Geys Assegaf
A
A
A
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar di Auditorium SINDO Media Menteng Jakarta Pusat menghadirkan dai lulusan Al-Azhar Kairo, Al-Habib Geys bin Abdurrahman Assegaf .
Dalam ceramahnya, Habib Geys berpesan kepada umat Islam agar meneladani Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) dan mencintainya sepenuh hati. Sebagai tauladan umat, Nabi Muhammad SAW merupakan sosok manusia yang luar biasa yang kemuliaannya tidak dimiliki oleh makhluk apapun di dunia.
Adapun peringatan Maulid Nabi SAW sesungguhnya bukan bid'ah yang dihukumi ahli neraka. Bagaimana mungkin orang bersalawat kepada Nabinya masuk api neraka.
Justru peringatan Maulid Nabi, kata Habib Geys, hukumnya hampir menjadi wajib di zaman sekarang dimana banyak orang tidak mengenal Nabinya. Apalagi umat Islam di zaman sekarang banyak yang kehilangan makna dan hakikat hidupnya.
"Ketahuilah bahwa yang pertama kali diciptakan oleh Allah bukan dunia dan seisinya, melainkan Nur-nya Nabi Muhammad SAW. Artinya, sebelum ada dunia, Nur Rasulullah SAW atau cahayanya Rasulullah itu sudah ada. Dan kita semua berkumpul di sini bersalawat itu karena Beliau," kata Habib yang juga lulusan S2 UIN Jakarta.
Dari banyak dalil Maulid Nabi SAW, salah satunya ada dalam Alqur'an, Allah Ta'ala berfirman:
Katakanlah (Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (QS Yunus: 58)
Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah rahmat terbesar yang diberikan Allah untuk alam semesta. Sangkin mulianya, keringat Beliau pernah disimpan dalam botol dan dijadikan minyak wangi. Ketika berjalan, Beliau juga dinaungi awan.
"Umur 25 tahun Beliau menikahi Sayyidah Khadijah dengan mahar 100 ekor unta. Jika dikonversi 1 ekor unta Rp40 juta maka Nabi memberikan uang sebesar Rp4 miliar untuk Sayyidah Khadijah. Padahal Nabi sejak kecil telah ditinggal wafat orangtuanya. Itulah salah satu kemuliaan Nabi SAW," terang Habib Geys juga Wakil Kepala Sekolah Islam Terpadu Al-Bukhari Islamic University Islamic School, Kedah, Malaysia.
Akhlak Beliau juga sangat terpuji. Ketika bertemu anak kecil, beliau menyalaminya lebih duluan dan menciumnya. Sebelum beliau lahir, Jazirah Arab itu terkenal dengan jahiliyahnya. Tidak ada adab, yang ada adalah peradaban bar-bar di mana perempuan dijadikan pemuas nafsu dan beragam kekejian.
Setelah Beliau lahir dan diutus menjadi Nabi, Jazirah Arab menjadi bermartabat berkat cahaya dan kemuliaan akhlak beliau. Semua orang memeluk Islam dan menaruh cinta dan hormat kepada Beliau.
"Inilah hakikat Maulid Nabi yang kita gelar. Kita bercerita tentang kemuliaan Beliau agar kita bisa meneladaninya. Lalu dimana letak bid'ahnya?" kata Habib Geys.
Di akhir ceramahnya, Habib Geys mengatakan bahwa negara tidak akan eksis tanpa keberadaan media. Peran media sangat membantu kemajuan bangsa. Beliau berpesan kepada pekerja media agar memberikan pemberitaan yang benar dan berusaha mencerdaskan umat.
Habib Geys juga mengajak jamaah agar menghidupkan sunnah-sunnah Nabi. Salah satu amalan yang disampaikannya adalah mendawamkan tidur dalam keadaan berwudhu dan berdoa agar bisa mimpi Rasulullah SAW.
Direktur Content, Regional dan Sirkulasi SINDO Media yang mewakili perusahaan, Pung Purwanto mengatakan, peringatan Maulid Nabi ini merupakan yang pertama kali digelar. Kegiatan semacam ini diharapkan bisa digelar secara rutin mengingat manfaat dan barokahnya yang luar biasa.
"Pegangan kita ialah Allah dan Rasul-Nya, semoga kita semua tetap menjadi pengikut Rasulullah SAW hingga hari kiamat," kata Pung Purwanto didampingi Pemimpin Redaksi Koran SINDO Djaka Susila.
Ketua Panitia Maulid Nabi, Abdul Azis menyampaikan terima kasih kepada jajaran manajemen yang sudah mendukung acara Maulid Nabi tersebut. "Semoga acara ini menjadi pintu keberkahan bagi seluruh karyawan dan perusahaan," katanya saat memberi sambutan.
Untuk diketahui, peringatan Maulid Nabi SINDO Media 2019 ini dihadiri 100 lebih karyawan dari berbagai divisi. Maulid Nabi ini diisi dengan pembacaan kalam Ilahi oleh Ustaz Muhammad Rusmansyah dan pembacaan Kitab Maulid Simthuddurar karya Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.
Dalam ceramahnya, Habib Geys berpesan kepada umat Islam agar meneladani Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) dan mencintainya sepenuh hati. Sebagai tauladan umat, Nabi Muhammad SAW merupakan sosok manusia yang luar biasa yang kemuliaannya tidak dimiliki oleh makhluk apapun di dunia.
Adapun peringatan Maulid Nabi SAW sesungguhnya bukan bid'ah yang dihukumi ahli neraka. Bagaimana mungkin orang bersalawat kepada Nabinya masuk api neraka.
Justru peringatan Maulid Nabi, kata Habib Geys, hukumnya hampir menjadi wajib di zaman sekarang dimana banyak orang tidak mengenal Nabinya. Apalagi umat Islam di zaman sekarang banyak yang kehilangan makna dan hakikat hidupnya.
"Ketahuilah bahwa yang pertama kali diciptakan oleh Allah bukan dunia dan seisinya, melainkan Nur-nya Nabi Muhammad SAW. Artinya, sebelum ada dunia, Nur Rasulullah SAW atau cahayanya Rasulullah itu sudah ada. Dan kita semua berkumpul di sini bersalawat itu karena Beliau," kata Habib yang juga lulusan S2 UIN Jakarta.
Dari banyak dalil Maulid Nabi SAW, salah satunya ada dalam Alqur'an, Allah Ta'ala berfirman:
قُلۡ بِفَضۡلِ اللّٰهِ وَبِرَحۡمَتِهٖ فَبِذٰلِكَ فَلۡيَـفۡرَحُوۡا ؕ هُوَ خَيۡرٌ مِّمَّا يَجۡمَعُوۡنَ
Katakanlah (Muhammad), "Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan." (QS Yunus: 58)
Kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah rahmat terbesar yang diberikan Allah untuk alam semesta. Sangkin mulianya, keringat Beliau pernah disimpan dalam botol dan dijadikan minyak wangi. Ketika berjalan, Beliau juga dinaungi awan.
"Umur 25 tahun Beliau menikahi Sayyidah Khadijah dengan mahar 100 ekor unta. Jika dikonversi 1 ekor unta Rp40 juta maka Nabi memberikan uang sebesar Rp4 miliar untuk Sayyidah Khadijah. Padahal Nabi sejak kecil telah ditinggal wafat orangtuanya. Itulah salah satu kemuliaan Nabi SAW," terang Habib Geys juga Wakil Kepala Sekolah Islam Terpadu Al-Bukhari Islamic University Islamic School, Kedah, Malaysia.
Akhlak Beliau juga sangat terpuji. Ketika bertemu anak kecil, beliau menyalaminya lebih duluan dan menciumnya. Sebelum beliau lahir, Jazirah Arab itu terkenal dengan jahiliyahnya. Tidak ada adab, yang ada adalah peradaban bar-bar di mana perempuan dijadikan pemuas nafsu dan beragam kekejian.
Setelah Beliau lahir dan diutus menjadi Nabi, Jazirah Arab menjadi bermartabat berkat cahaya dan kemuliaan akhlak beliau. Semua orang memeluk Islam dan menaruh cinta dan hormat kepada Beliau.
"Inilah hakikat Maulid Nabi yang kita gelar. Kita bercerita tentang kemuliaan Beliau agar kita bisa meneladaninya. Lalu dimana letak bid'ahnya?" kata Habib Geys.
Di akhir ceramahnya, Habib Geys mengatakan bahwa negara tidak akan eksis tanpa keberadaan media. Peran media sangat membantu kemajuan bangsa. Beliau berpesan kepada pekerja media agar memberikan pemberitaan yang benar dan berusaha mencerdaskan umat.
Habib Geys juga mengajak jamaah agar menghidupkan sunnah-sunnah Nabi. Salah satu amalan yang disampaikannya adalah mendawamkan tidur dalam keadaan berwudhu dan berdoa agar bisa mimpi Rasulullah SAW.
Direktur Content, Regional dan Sirkulasi SINDO Media yang mewakili perusahaan, Pung Purwanto mengatakan, peringatan Maulid Nabi ini merupakan yang pertama kali digelar. Kegiatan semacam ini diharapkan bisa digelar secara rutin mengingat manfaat dan barokahnya yang luar biasa.
"Pegangan kita ialah Allah dan Rasul-Nya, semoga kita semua tetap menjadi pengikut Rasulullah SAW hingga hari kiamat," kata Pung Purwanto didampingi Pemimpin Redaksi Koran SINDO Djaka Susila.
Ketua Panitia Maulid Nabi, Abdul Azis menyampaikan terima kasih kepada jajaran manajemen yang sudah mendukung acara Maulid Nabi tersebut. "Semoga acara ini menjadi pintu keberkahan bagi seluruh karyawan dan perusahaan," katanya saat memberi sambutan.
Untuk diketahui, peringatan Maulid Nabi SINDO Media 2019 ini dihadiri 100 lebih karyawan dari berbagai divisi. Maulid Nabi ini diisi dengan pembacaan kalam Ilahi oleh Ustaz Muhammad Rusmansyah dan pembacaan Kitab Maulid Simthuddurar karya Habib Ali bin Muhammad Al-Habsyi.
(rhs)