Batalkah Wudhu Jika Menyentuh Kemaluan? Ini Penjelasan Ustaz Ajib
A
A
A
Sebelum melaksanakan salat atau ibadah lainnya, setiap muslim harus menyempurnakan wudhunya. Berwudhu atau thaharoh merupakan ilmu fiqih dasar yang wajib dipelajari oleh umat muslim.
Bagaimana hukum wudhu apabila menyentuh kemaluan? Berikut penjelasan Ustaz Muhammad Ajib , pengajar di Rumah Fiqih Indonesia (RFI) dalam bukunya berjudul "Masalah Khilafiyah 4 Mazhab Terpopuler". Berikut penjelasannya:
1. Mazhab Hanafi.
Mazhab Hanafi berpendapat bahwa menyentuh kemaluan tidak membatalkan wudhu. Dalam masalah ini, Mazhab Hanafi menggunakan dalil yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, An-Nasai, Abu Dawud & Ibnu Majah:
عن طلق بن علي رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم سئل عن مس الذكر في الصلاة «الرجل يمس ذكره، أعليه وضوء؟ فقال صلى الله عليه وسلم: إنما هو بضعة منك،».
Hadis Thalq bin Ali dari ayahnya bahwa: Nabi shallallahu alaihi wa sallam (SAW) pernah ditanya tentang seseorang yang menyentuh kemaluannya dalam salat , apakah dia harus wudhu? maka Nabi menjawab : Itu hanyalah bagian dari dirimu. (HR. Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah)
2. Mazhab Maliki.
Mazhab Maliki berpendapat bahwa menyentuh kemaluan dapat membatalkan wudhu. Dalam masalah ini, Mazhab Maliki menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi:
وعن زيد بن خالد إن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأ».
Dari Zaid bin Khalid radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi SAW bersabda: Siapa yang menyentuh kemaluannya maka harus berwudhu. (HR. Ahmad dan At-Tirmizy. Shahih)
3. Mazhab Syafi'i.
Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa menyentuh kemaluan dapat membatalkan wudhu. Pendapat Mazhab Syafi'i ini sama seperti pendapat Mazhab Maliki. Dalam masalah ini, Mazhab Syafi'i menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi:
وعن زيد بن خالد إن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأ».
Dari Zaid bin Khalid radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi SAW bersabda: Siapa yang menyentuh kemaluannya maka harus berwudhu. (HR. Ahmad dan At-Tirmizy. Shahih)
4. Mazhab Hanbali.
Madzhab Hanbali berpendapat bahwa menyentuh kemaluan dapat membatalkan wudhu. Pendapat Mazhab Hanbali ini sama seperti pendapat Mazhab Maliki dan Syafi'i. Dalam masalah ini, Mazhab Hanbali menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad & Imam Tirmidzi:
وعن زيد بن خالد إن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأ».
Dari Zaid bin Khalid radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi SAW bersabda: Siapa yang menyentuh kemaluannya maka harus berwudhu. (HR. Ahmad dan At-Tirmizy. Shahih)
Kesimpulan
Dari keempat mazhab ini, hanya satu mazhab yang menyatakan menyentuh kemaluan tidak membatalkan wudhu, yaitu Mazhab Hanafi. Sedangkan tiga mazhab lainnya Mazhab Maliki, Syafi'i dan Hanbali menyatakan batal wudhu apabila menyentuh kemaluan.
Wallahu A'lam Bisshowab
Bagaimana hukum wudhu apabila menyentuh kemaluan? Berikut penjelasan Ustaz Muhammad Ajib , pengajar di Rumah Fiqih Indonesia (RFI) dalam bukunya berjudul "Masalah Khilafiyah 4 Mazhab Terpopuler". Berikut penjelasannya:
1. Mazhab Hanafi.
Mazhab Hanafi berpendapat bahwa menyentuh kemaluan tidak membatalkan wudhu. Dalam masalah ini, Mazhab Hanafi menggunakan dalil yang diriwayatkan Imam Tirmidzi, An-Nasai, Abu Dawud & Ibnu Majah:
عن طلق بن علي رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم سئل عن مس الذكر في الصلاة «الرجل يمس ذكره، أعليه وضوء؟ فقال صلى الله عليه وسلم: إنما هو بضعة منك،».
Hadis Thalq bin Ali dari ayahnya bahwa: Nabi shallallahu alaihi wa sallam (SAW) pernah ditanya tentang seseorang yang menyentuh kemaluannya dalam salat , apakah dia harus wudhu? maka Nabi menjawab : Itu hanyalah bagian dari dirimu. (HR. Tirmidzi, Nasai, Abu Dawud, Ibnu Majah)
2. Mazhab Maliki.
Mazhab Maliki berpendapat bahwa menyentuh kemaluan dapat membatalkan wudhu. Dalam masalah ini, Mazhab Maliki menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi:
وعن زيد بن خالد إن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأ».
Dari Zaid bin Khalid radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi SAW bersabda: Siapa yang menyentuh kemaluannya maka harus berwudhu. (HR. Ahmad dan At-Tirmizy. Shahih)
3. Mazhab Syafi'i.
Mazhab Syafi'i berpendapat bahwa menyentuh kemaluan dapat membatalkan wudhu. Pendapat Mazhab Syafi'i ini sama seperti pendapat Mazhab Maliki. Dalam masalah ini, Mazhab Syafi'i menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Imam Tirmidzi:
وعن زيد بن خالد إن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأ».
Dari Zaid bin Khalid radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi SAW bersabda: Siapa yang menyentuh kemaluannya maka harus berwudhu. (HR. Ahmad dan At-Tirmizy. Shahih)
4. Mazhab Hanbali.
Madzhab Hanbali berpendapat bahwa menyentuh kemaluan dapat membatalkan wudhu. Pendapat Mazhab Hanbali ini sama seperti pendapat Mazhab Maliki dan Syafi'i. Dalam masalah ini, Mazhab Hanbali menggunakan dalil shahih yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad & Imam Tirmidzi:
وعن زيد بن خالد إن النبي صلى الله عليه وسلم قال: مَنْ مَسَّ ذَكَرَهُ فَلْيَتَوَضَّأ».
Dari Zaid bin Khalid radhiyallahu 'anhu bahwa Nabi SAW bersabda: Siapa yang menyentuh kemaluannya maka harus berwudhu. (HR. Ahmad dan At-Tirmizy. Shahih)
Kesimpulan
Dari keempat mazhab ini, hanya satu mazhab yang menyatakan menyentuh kemaluan tidak membatalkan wudhu, yaitu Mazhab Hanafi. Sedangkan tiga mazhab lainnya Mazhab Maliki, Syafi'i dan Hanbali menyatakan batal wudhu apabila menyentuh kemaluan.
Wallahu A'lam Bisshowab
(rhs)