Ustaz Felix: Ambil Pelajaran dari Kisah Bapak Zionis
A
A
A
Dai beretnis Tionghoa-Indonesia, Ustaz Felix Siauw menceritakan sebuah kisah Theodore Herzl, yang dikenal sebagai Bapak Zionis yang pantang menyerah. Meskipun salah, ia tetap yakin.
Ustaz Felix menceritakan kisah itu dalam akun Instagram-nya @felixsiauw. Dia berharap umat Islam bisa memetik pelajaran.
"Sebenarnya saya sangat malas menceritakan kisah ini, khawatir bahwa kita akan menganggap bahwa Yahudi itu superior, dan kita punya perasaan inferior," kata Ustaz Felix membuka ceritanya.
Hanya Al-Qur'an pun menceritakan kisah orang jahat, agar kita bisa mengambil pelajaran. Dan hari ini kita ambil pelajaran dari kisah Theodore Herzl, yang dikenal Bapak Zionis.
Ustaz Felix menyebutkan, Theodore Herzl lahir 1860 di Hungaria, dalam keadaan Yahudi ditekan di seluruh dunia. Sebab sifat mereka yang buruk, mereka ditolak di seluruh dunia pada saat itu.
Dalam agamanya, Herzl tak diperintah untuk menegakkan kesatuan Yahudi, punya pemerintahan dan negara Yahudi, tapi itulah yang digagasnya kemudian.
Pada 1896, ia mempublikasikan buku kontroversial "Der Judenstaat", impiannya mendirikan negara Yahudi, yang tentu saja menjadi ide paling radikal pada saat itu. Dia dicemooh, dituduh, dicela, dihambat dan direndahkan sebab idenya itu, menyatukan Yahudi jadi satu negara, agar mereka tak lagi diusir, agar mereka punya kekuatan.
Tapi dia tak menyerah, bahkan nekad mendatangi Khalifah kaum Muslim pada saat itu, Sultan Abdul Hamid II, menawarkan uang membeli wilayah Baitul Maqdis. Singkat cerita, dia mendapatkan dukungan dari Inggris via keluarga Rothchilds, dan negara Yahudi tegak pada 1948 dengan bantuan PBB dan Amerika Serikat.
"Semua berawal dari ide, narasi, yang disampaikan lewat lisan dan tulisan. Bayangkan, untuk menghasilkan kekuatan Yahudi yang menjadi penyakit dunia pun, usahanya tak mudah," terang Ustaz Felix.
Padahal Herzl tak punya hadis, tak punya ayat Al-Qur'an untuk mendukungnya. Ia hanya punya gagasan dan impian, dan meyakini kesemuanya itu, meski salah, ia yakin.
"Kita? Diperintahkan bersatu, dijanjikan kekuatan dan kekuasaan andai kita mau berpegang pada syariat Allah dan Rasul-Nya. Apa sebab kita masih terjembab?" kata Ustaz Felix.
Yang kita yakini suatu saat Allah pasti akan menolong hamba-hamba-Nya. Dengan satu cara atau dengan cara lain. Islam pasti akan tegak. Ini janji Allah, bukan perkara manusia.
Ustaz Felix menceritakan kisah itu dalam akun Instagram-nya @felixsiauw. Dia berharap umat Islam bisa memetik pelajaran.
"Sebenarnya saya sangat malas menceritakan kisah ini, khawatir bahwa kita akan menganggap bahwa Yahudi itu superior, dan kita punya perasaan inferior," kata Ustaz Felix membuka ceritanya.
Hanya Al-Qur'an pun menceritakan kisah orang jahat, agar kita bisa mengambil pelajaran. Dan hari ini kita ambil pelajaran dari kisah Theodore Herzl, yang dikenal Bapak Zionis.
Ustaz Felix menyebutkan, Theodore Herzl lahir 1860 di Hungaria, dalam keadaan Yahudi ditekan di seluruh dunia. Sebab sifat mereka yang buruk, mereka ditolak di seluruh dunia pada saat itu.
Dalam agamanya, Herzl tak diperintah untuk menegakkan kesatuan Yahudi, punya pemerintahan dan negara Yahudi, tapi itulah yang digagasnya kemudian.
Pada 1896, ia mempublikasikan buku kontroversial "Der Judenstaat", impiannya mendirikan negara Yahudi, yang tentu saja menjadi ide paling radikal pada saat itu. Dia dicemooh, dituduh, dicela, dihambat dan direndahkan sebab idenya itu, menyatukan Yahudi jadi satu negara, agar mereka tak lagi diusir, agar mereka punya kekuatan.
Tapi dia tak menyerah, bahkan nekad mendatangi Khalifah kaum Muslim pada saat itu, Sultan Abdul Hamid II, menawarkan uang membeli wilayah Baitul Maqdis. Singkat cerita, dia mendapatkan dukungan dari Inggris via keluarga Rothchilds, dan negara Yahudi tegak pada 1948 dengan bantuan PBB dan Amerika Serikat.
"Semua berawal dari ide, narasi, yang disampaikan lewat lisan dan tulisan. Bayangkan, untuk menghasilkan kekuatan Yahudi yang menjadi penyakit dunia pun, usahanya tak mudah," terang Ustaz Felix.
Padahal Herzl tak punya hadis, tak punya ayat Al-Qur'an untuk mendukungnya. Ia hanya punya gagasan dan impian, dan meyakini kesemuanya itu, meski salah, ia yakin.
"Kita? Diperintahkan bersatu, dijanjikan kekuatan dan kekuasaan andai kita mau berpegang pada syariat Allah dan Rasul-Nya. Apa sebab kita masih terjembab?" kata Ustaz Felix.
Yang kita yakini suatu saat Allah pasti akan menolong hamba-hamba-Nya. Dengan satu cara atau dengan cara lain. Islam pasti akan tegak. Ini janji Allah, bukan perkara manusia.
(rhs)