Pujian Indah Sayyidina Abbas kepada Rasulullah SAW

Kamis, 27 Februari 2020 - 17:43 WIB
Pujian Indah Sayyidina Abbas kepada Rasulullah SAW
Pujian Indah Sayyidina Abbas kepada Rasulullah SAW
A A A
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam (SAW) adalah sosok yang tak pernah bosan untuk diceritakan. Kisah hidupnya yang mengagumkan selalu mendapat tempat di hati umat Islam, bahkan para ilmuwan modern kerap memuji keagungan beliau.

Al-Habib Quraisy Baharun menceritakan salah satu pujian indah Sayyidina Abbas radhiyallahu 'anhu (RA) yang dipersembahkannya kepada Baginda Rasulullah SAW . Disebutkan, sahabat Khuraim bin Aus al-Tha’iy RA berkata: "Aku berhijrah kepada Rasulullah SAW sepulang beliau dari peperangan Tabuk dan aku masuk Islam. Lalu aku mendengar Sayyidina Abbas bin Abdul Muththalib berkata: "Wahai Rasulullah, aku ingin memujimu." Rasulullah SAW menjawab: "Allah akan memberimu kehidupan dengan gigi-gigi yang sehat." Lalu Abbas berkata:

"مِنْ قَبْلِهَا طِبْتَ فِي الظِّلاَلِ وَفِيْ ... مُسْتَوْدَعٍ حَيْثُ يُخْصَفُ الْوَرَقُ"

Wahai Rasulullah, engkau telah harum sebelum diciptakan di bumi, dan ketika engkau berada dalam tulang rusuk Adam, ketika ia dan Hawwa menempelkan dedaunan surga ke tubuh mereka.

"ثُمَّ هَبِطْتَ الْبِلاَدَ لاَ بَشَرُ ... أَنْتَ وَلاَ مُضْغَةٌ وَلاَ عَلَقُ."

Engkau harum ketika Adam turun ke bumi engkau berada dalam tulang rusuknya, ketika engkau bukan seorang manusia, bukan gumpalan daging dan bukan gumpalan darah.

"بَلْ نُطْفَةٌ تَرْكَبُ السَّفِيْن وَقَدْ ... أَلْجَمَ نَسْراً وَأَهْلَهُ الْغَرَقُ."

Bahkan engkau harum ketika berupa setetes air di punggungnya Nabi Nuh 'alaihissalam ketika naik perahu. Sementara berhala Nasr dan orang-orang kafir pemujanya ditenggelamkan dalam banjir bandang.

"تُنْقَلُ مِنْ صَالَبٍ إِلىَ رَحِمِ ... إِذَا مَضَى عَالَمٌ بَدَا طَبَقُ."

Engkau harum ketika dipindah dari tulang rusuk laki-laki ke rahim wanita, ketika generasi berlalu diganti oleh generasi berikutnya.

"وَرَدْتَ نَارَ الْخَلِيْلِ مُكْتَتِمًا ... فِيْ صُلْبِهِ أَنْتَ كَيْفَ يَحْتَرِقُ"

Engkau harum ketika berada pada tulang rusuk Nabi Ibrahim sang kekasih Allah, ketika ia dilemparkan ke sekumpulan api, sehingga tidak mungkin ia terbakar.

"حَتَّى احْتَوَى بَيْتُكَ الْمُهَيْمِنُ مِنْ ... خِنْدِفَ عَلْيَاءَ تَحْتَهَا النُّطُقُ."

Sampai kemuliaanmu yang tinggi yang menjadi saksi akan keutamaanmu memuat dari suku yang tinggi dan di bawahnya terdapat lapisan gunung-gunung.

"وَأَنْتَ لَمَّا وُلِدْتَ أَشْرَقَتِ اْل ... أَرْضُ وَضَاءَتْ بِنُوْرِكَ اْلأُفُقُ."

Ketika engkau dilahirkan, bumi menjadi bersinar dan cakrawala menjadi terang berkat cahayamu.

"فَنَحْنُ فِي ذَلِكَ الضِّيَاءِ وَفِي ال ... نُّوْرِ وَسُبُلِ الرَّشَادِ نَخْتَرِقُ."

Maka Kami menerobos dalam sinar, cahaya dan jalan-jalan petunjuk itu.

Masya Allah, inilah pujian yang diriwayatkan oleh Imam at-Thabarani dalam Al-Mu'jam al-Kabir [4167], Abu Nu’aim dalam Ma’rifah al-Shahabah juz 2 halaman 983 dan al-Hakim dalam al-Mustadrak [5417]. Menurut al-Hakim, syair ini diriwayatkan oleh orang-orang Arab pedalaman, yang biasanya tidak memalsukan hadis. Oleh karena itu, syair itu dikutip secara tegas (jazm) oleh Hafizh al-Dzahabi dalam beberapa kitab sejarahnya seperti Tarikh al-Islam juz 1 halaman 495 dan Siyar A'lam al-Nubala’ juz 1 hlm 161 dan Ibnu Qayyim al-Jauziyyah dalam Zad al-Ma’ad juz 3 halaman 551.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3617 seconds (0.1#10.140)