Perdana Menteri India Narendra Modi Ahli Bersiul Anjing, Apa Maksudnya?

Jum'at, 26 April 2024 - 10:41 WIB
loading...
Perdana Menteri India Narendra Modi Ahli Bersiul Anjing, Apa Maksudnya?
Perdana Menteri India Narendra Modi. Foto: al Jazeera
A A A
Perdana Menteri India Narendra Modi dianggap ahli bersiul anjing . Dia menguasai seni menghina, mengejek, dan menyerang umat Islam tanpa mengucapkan kata Muslim . Apa maksudnya?

Poorvanand, dosen Bahasa Hindi di Universitas Delhi, dalam artikelnya berjudul "Modi wants to turn India’s election into a Hindu-Muslim war" yang dilansir Al Jazeera, 24 April 2024, mencontohkan, pada masa jabatannya sebagai menteri utama negara bagian Gujarat pada tahun 2002, terjadi kerusuhan yang memaksa ribuan warga Muslim meninggalkan rumah mereka dan memaksa mereka masuk ke kamp bantuan.

Ketika pemerintah negara bagian mulai menghancurkan kamp-kamp tersebut dan mendapat kritik atas hal tersebut, Modi mengatakan bahwa ia tidak dapat mengizinkan “pabrik yang memproduksi anak-anak” untuk beroperasi.

Tanpa mengucapkan kata Muslim, ia mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang yang semboyannya adalah “Kami berlima, kami 25”. Hal ini mengacu pada laki-laki Muslim yang menikah empat kali dan memiliki 25 anak.



Dalam pidato berikutnya, ia terus mengadu umat Hindu melawan Muslim dengan bantuan sindiran-sindiran, seperti “revolusi merah muda” (non-vegetarianisme) dan “revolusi putih” (vegetarianisme) atau kuburan (mengacu pada praktik penguburan Muslim) dan krematorium (mengacu pada dengan praktik Hindu membakar sisa-sisa).

Dalam pidatonya pada hari Minggu lalu, Modi secara langsung menyebut umat Islam sebagai “mereka yang menghasilkan lebih banyak anak” dan “penyusup”, sehingga membangkitkan teori konspirasi jahat bahwa umat Islam adalah orang luar dan bertujuan untuk melebihi jumlah mayoritas Hindu.

Poorvanand mengatakan perdana menteri jelas-jelas memainkan permainan yang berbahaya, mengubah pemilu menjadi perang antara umat Hindu dan Muslim, dan BJP secara terbuka menyebut dirinya sebagai partai umat Hindu.

Tidak salah jika disimpulkan dari pidatonya bahwa ia telah menerima bahwa pemilihnya hanya beragama Hindu. Para pemimpin lain di partainya juga telah memperjelas hal itu. Tahun lalu, Ketua Menteri Assam Himanta Biswa Sarma menyatakan bahwa dia tidak menginginkan suara Miya (Muslim berbahasa Bengali).

Beberapa analis merasa BJP menjadi putus asa karena belum menerima dukungan yang diharapkan pada pemilu tahap pertama. Keputusasaan ini telah mendorong mereka untuk mencoba formula lama polarisasi Hindu dengan menimbulkan ketakutan akan pengambilalihan Muslim di India.

(mhy)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2538 seconds (0.1#10.140)