Inilah Penyebab Terjadinya Perang Badar Al-Kubra

Senin, 02 Maret 2020 - 21:11 WIB
Inilah Penyebab Terjadinya Perang Badar Al-Kubra
Inilah Penyebab Terjadinya Perang Badar Al-Kubra
A A A
Perang Badar terjadi pada 17 Ramadan tahun kedua Hijriyah. Pasukan kecil kaum muslim yang berjumlah 300-an orang bertempur menghadapi pasukan kafir Quraisy Mekkah yang berjumlah 1.000-an orang.

Menurut catatan Al-Habib Ahmad bin Novel bin Jindan (Pengasuh Al-Hawthah Al-Jindaniyah), perang Badar terjadi bermula saat Rasulullah shalallahu 'alaihi wa aalihi wa shahbihi wa sallam (SAW) mendengar ada kafilah dagang kaum kafir Quraisy yang baru saja kembali dan Syam di bawah pimpinan Abu Sufyan bin Harb. Maka Rasulullah SAW pun mengerahkan pasukannya, dengan tujuan merampas barang perniagaan yang dibawa kafilah itu sebagai ganti dari harta benda umat Islam yang mereka tinggalkan di Makkah ketika hijrah ke Madinah.

Tetapi, rupanya sebagian muslim merasa berat melakukan itu, meskipun ada juga sebagian lainnya yang merasa ringan. Sebab, mereka tidak pernah membayangkan umat Islam akan berperang untuk menuntut harta mereka yang ditinggalkan di Makkah.

Abu Sufyan yang masih berada di tengah perjalanan menuju Makkah ternyata mengetahui rencana pasukan muslim. Maka ia mengirim Dhamdham ibn Amr Al-Giffari ke Makkah untuk menyampaikan berita itu kepada orang-orang Quraisy, sekaligus meminta bantuan pasukan untuk menjaga barang perniagaan mereka yang masih dalam perjalanan.

Mendengar kabar itu, orang-orang Quraisy langsung menyiapkan pasukan. Hampir semua Quraisy ikut angkat senjata menghadapi pasukan muslim. Bahkan, tidak seorang pun tokoh Quraisy yang tidak ikut berangkat berperang pada saat itu, sehingga jumlah pasukan Quraisy hampir mencapai seribu orang.

Setelah beberapa malam berlalu di bulan Ramadhan tahun itu, Rasulullah SAW keluar bersama para sahabat yang jumlahnya menurut lbnu Ishaq, 314 orang. Riwayat lain mengatakan 313 orang. Adapun jumlah unta yang dikerahkan mencapai 70 ekor.

Itu berarti, setiap satu ekor unta digunakan oleh dua atau tiga orang sahabat Rasulullah SAW . Mereka sama sekali tidak tahu kalau pasukan Quraisy sudah siap menghadapi mereka.

Sementara itu, Abu Sufyan yang masih berusaha menjaga kafilah yang ia pimpin, terus melanjutkan perjalanannya ke Makkah dengan menyusuri daerah pesisir, mengitari kawasan sumur Badar dari sebelah kanan, dan terus bergerak cepat sampai akhirnya ia berhasil menyelamatkan kafilahnya.

Ketika Rasulullah SAW dan para sahabat telah siap berperang, tiba-tiba terdengar berita kalau pasukan Quraisy dalam jumlah besar telah siaga untuk memerangi kaum muslimin, Rasulullah pun segera berembuk dengan para sahabat, tak terkecuali para sahabat dan kalangan Muhajirin, seperti Miqdad ibn
Amr radhiallahu 'anhu.

Sahabat itu berkata, "Wahai Rasulullah, Ianjutkanlah apa yang telah Allah perintahkan padamu. Kami akan selalu bersamamu." Tetapi, rupanya Rasulullah SAW tetap ingin mengetahui pendapat para sahabat yang lain. Rasulullah SAW beranya, bagaimana pendapat kalian yang lain?"

Sa'd bn Muadz RA berkata, "Demi Allah, sepertinya engkau benar-benar menginginkan kami, wahai Rasulullah". Nabi SAW menjawab, "Tentu".

Sa'd berkata lagi, "Sungguh kami telah beriman kepadamu, dan kami pun telah memercayaimu. Kami telah bersaksi bahwa apa yang engkau bawa adalah kebenaran. Atas dasar itu, kami telah berjanji dan bersumpah untuk selalu siap tunduk kepadamu. Maka, lakukanlah apa pun yang kau inginkan, karena kami pasti akan tetap bersamamu. Demi Zat yang telah mengutusmu dengan kebenaran, andaikata di hadapan kami saat ini membentang lautan, lalu engkau menyelam, maka kami pasti akan ikut menyelam bersamamu."
Inilah Penyebab Terjadinya Perang Badar Al-Kubra

Dalam riwayat lain, dari Umar bin Khathab RA ia berkata, pada perang Badar, Nabi SAW melihat para sahabatnya berjumlah 300-an, dan melihat kaum musyrikin berjumlah seribu lebih. Kemudian beliau menghadap kiblat sambil mengangkat tangan dengan selendang dan sorban di pundaknya, beliau berdoa,

اللَّهُمَّ أَنْجِزْ لِى مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ آتِ مَا وَعَدْتَنِى اللَّهُمَّ إِنْ تَهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةُ مِنْ أَهْلِ الإِسْلاَمِ لاَ تُعْبَدْ فِى الأَرْضِ

"Ya Allah, penuhilah untukku apa yang Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, berikan apa yang telah Kau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika Engkau biarkan pasukan Islam ini binasa, tidak ada lagi yang menyembah-Mu di muka bumi ini." (HR Muslim dan Ahmad)

Sebuah doa dan pengharapan yang besar kepada Allah 'Azza wa Jalla. Beliau terus menerus meminta pertolongan dan berdoa kepada Allah. Dalam perang besar ini, Allah Ta'ala akhirnya memberikan pertolongan dengan mengirimkan 5.000 Malaikat yang memakai sorban putih.

Akhirnya pasukan 313 yang dipimpin oleh Sang Nabi SAW memenangkan peperangan akbar tersebut. Banyak korban jatuh dari pihak kaum kafir Quraisy dan sebagian menyelamatkan diri memilih kembali ke Makkah.

Ahlu Badr radiyallahu 'anhum yang berjumlah 314 orang, ada yang menyebut 313 orang merupakan orang-orang paling mulia sebagaimana disebut oleh Rasulullah SAW. Mereka adalah pasukan terbaik dan orang-orang terbaik dalam sejarah Islam.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3215 seconds (0.1#10.140)