Sejarah Pemegang Kekuasaan di Tanah Suci Makkah

Sabtu, 07 Maret 2020 - 05:15 WIB
Sejarah Pemegang Kekuasaan di Tanah Suci Makkah
Sejarah Pemegang Kekuasaan di Tanah Suci Makkah
A A A
Secara geografis, para ahli membagi wilayah Arab ke dalam lima bagian yaitu Hijaz, Tihamah, Najd, Arud, dan Yaman. Adapun Hijaz terdiri dari tiga kota yaitu Makkah, Madinah dan Thaif. Kita akan membahas tiga kota di Hijaz dan sejarah kekuasaan di Makkah.

Makkah Al-Mukarramah dikenal sebagai Ummul Qura (ibukota) sebagai pusat pemerintahan Hijaz. Pada tahun 2500 sebelum masehi (SM), Makkah adalah tempat pemberhentian kafilah dagang. Sekitar tahun 2000 SM, Nabi Ibrahim 'alaihissalam (AS) dan putranya, Ismail AS, bersama-sama meninggikan pondasi Baitullah, yang dikenal dengan Ka'bah. Setelah itu, Ismail dan keturunannya menetap di Mekkah. Kini, Makkah (Masjidil Haram) menjadi kiblat umat Islam di dunia setelah doa Nabi Muhammad SAW dikabulkan Allah Ta'ala.

Sedangkan Madinah Al-Munawwarah dulunya dikenal sebagai Yatsrib. Sejak zaman Rasulullah SAW merupakan tempat berdirinya kekuasaan dan diberlakukannya syari'at Islam. Kata "Madinah" berarti kota. Ketika Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah, kota ini menjadi pusat pemerintahan Islam hingga beliau wafat dan dimakamkan di areal Masjid Nabawi. Selanjutnya Madinah menjadi pusat kekhalifahan penerus Nabi. Terdapat tiga khalifah yang memerintah dari kota ini yakni Sayyidina Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Utsman bin Affan RA. Madinah menjadi kota suci kedua bagi umat Islam.

Adapun Kota Thaif dikenal sebagai daerah yang subur. Golongan orang kaya biasanya menghabiskan waktu di tempat ini saat musim panas. Kota ini berada pada ketinggian 1.700 meter. Selain dikenal dengan keindahan dan kesejukan alamnya, Thaif menyimpan sejarah tentang kesabaran Rasulullah SAW ketika diusir warga Thaif saat beliau menyebarkan dakwah Islam. Kini, kota ini menjadi pusat area agrikultur yang terkenal dengan anggur dan madunya.

Sejarah Pemegang Kekuasaan di Makkah
Sejarah Pemegang Kekuasaan di Tanah Suci Makkah

Pada tahun 2000 SM, Hijaz dikuasai oleh keturunan Nabi Ismail, lalu kemudian Kerajaan Qahtan datang menguasai Negeri Hijaz selama dua abad. Ketika itu keturunan Ismail terpecah dan tersebar di sekitar jazirah Arab. Qushayyi (keturunan Ismail) menikah dengan Hubayya (keturunan Khuza'ah).

Qushayyi mewarisi kekuasaan di Hijaz, setelah mertuanya, penguasa Hijaz saat itu meninggal dunia. Pada masa kekuasaan Qushayyi, ia mengumpulkan bangsa keturunan Ismail yang tersebar di jazirah Arab. Sebagian ulama berpendapat bahwa Quraisy berasal dari kata "quraisy" yang artinya apa-apa yang dikumpulkan dari sana sini.

Ada yang berpendapat asal katanya dari "garrasya" yang artinya berpencaharian berdagang. Ada juga yang berpendapat berasal dari kata "taqarrasya" yang artinya menyelidiki kekurangan orang lain.

Dalam kitab-kitab tarikh terkenal, disimpulkan bahwa setelah keturunan Ismail dan Adnan bercerai-berai, di antara keturunan mereka ada yang bernama Fihr, yang pada masanya mempunyai cita-cita agar Ka'bah kembali dikuasai golongan keturunan Ismail. Fihr dan keturunannya berjuang memukul mundur tentara yang berusaha menguasai Ka'bah.

Fihr adalah seorang pedagang yang suka membantu orang-orang yang kekurangan dan miskin. Seiring waktu Quraisy menjadi golongan yang mempunyai kelebihan dari bangsa Arab yang lain. Terlebih saat Qushayyi berhasil mengembalikan kekuasaan Hijaz ke tangan golongannya. Sejak saat itulah bangsa Quraisy menjadi terkenal.

Seiring waktu, tahun 571 Masehi lahirlah seorang Nabi pilihan Allah yaitu Al-Musthofa Muhammad SAW yang juga keturunan dari suku Quraisy. Beliau mendakwahkan agama Islam tahun 611 M dan ketika itu muncul perlawanan dari kaum kafir Quraisy hingga terjadilah perang yang tak terhindarkan. Berkat perjuangan Beliau SAW dan para sahabat, akhirnya Makkah berhasil ditaklukkan pada tahun 630 M. Semua penduduknya memeluk Islam dan bangsa Arab pun mulai bersatu dan semakin kuat.

Kini, tiga kota yaitu Makkah, Madinah dan Thaif dan beberapa kota lainnya di jazirah Arab berada di bawah kekuasaan Kerajaan Arab Saudi yang dikuasai dinasti As-Saud. Sebelum menjadi kerajaan, Saudi Arabia mengalami tiga tahapan diawali dari tahapan Negara Saudi Pertama, kemudian Negara Saudi Kedua, dan sekarang menjadi negara Kerajaan Arab Saudi.

Negara Saudi Pertama didirikan oleh Muhammad bin Saud tahun 1744. Kemudian Abdul Aziz Al-Saud menjadi Raja Arab Saudi pertama yang berkuasa 1932. Sekarang di era modern, Kerajaan Saudi Arabia dipegang oleh Raja Salman bin Abdul-Aziz yang berkuasa sejak 2015.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3154 seconds (0.1#10.140)