4 Ujian Manusia di Dunia, Mintalah Pertolongan dengan Sabar dan Salat

Senin, 30 Maret 2020 - 07:01 WIB
4 Ujian Manusia di Dunia,...
4 Ujian Manusia di Dunia, Mintalah Pertolongan dengan Sabar dan Salat
A A A
Ustaz Kang Rashied (Founder Musafir Centre) mengulas tentang salat di saat sulit dalam kajian Dhuha di kediamannya di Jakarta Selatan. Allah Ta'ala mengabarkan dalam Al-Qur'an bahwa ada 2 sifat dasar manusia, yaitu:
إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوعًا (20) وَاِذَا مَسَّهُ الۡخَيۡرُ مَنُوۡعًا (21)

"Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila mendapat kebaikan (harta) dia jadi kikir." (Surah Al-Ma'arij: 20-21)

"Keduanya adalah sifat dasar (fitrahnya) manusia. Maka ia butuh perlindungan, jika ia tidak memiliki sifat ini, maka ia akan mengaku dirinya sebagai Tuhan, karena tidak memiliki kekurangan," kata Kang Rashied.

Kang Rashied menukil kalam Syeikh Ibnu 'Athaillah As-Sakandari radhiyallahu 'anhu mengutarakan, bahwa Allah Ta'ala menguji manusia di muka bumi ini dengan 4 hal, yaitu:

1. Ujian Nikmat.
Ketika manusia diberikan ujian kenikmatan, maka cara terbaik yang dilakukannya adalah dengan cara bersyukur kepada Allah Ta'ala.

2. Ujian Ketaatan.
Ketika manusia diberikan ujian ketaatan, maka cara terbaik yang dilakukannya adalah dengan ikhlas kepada Allah. Akan tetapi, berhati-hatilah jangan sampai riya' dan pamer dalam beribadah.

3. Ujian Musibah.
Musibah yang dialami orang yang beriman disebut ujian. Musibah yang dialami orang yang bermaksiat disebut hukuman. Sedangkan musibah yang dialami orang yang tidak beriman disebut azab. Ujian musibah antara lain gempa bumi, banjir, gunung meletus, ditinggal orang terkasih, wabah penyakit (yang membuat gerakan terbatas) dan lain sebagainya. Ketika manusia diberi ujian musibah, maka cara terbaik yang dilakukannya adalah bersabar kepada Allah. Kondisi ini merupakan momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala.

Sebagai contoh yang pernah terjadi kepada para Nabi, di antaranya kisah Nabi ayyub 'alaihis salam dengan ujian sakitnya. Ujian yang diberikan kepada Nabi Iibrahim 'alaihis salam ketika harus menyembelih putranya sendiri (sebelum digantikan menyembelih kambing).

Hikmahnya adalah Allah itu sangatlah dekat. Allah senantiasa bersama orang-orang yang sabar. Lalu, bagaimana cara mendekat kepada Allah Ta'ala? Jawabannya yaitu dengan salat, maka kerjakanlah salat tepat waktu. Beberapa contoh yang dilakukan orang-orang terdahulu, seperti kisah Rasulullah SAW yang mengalami tahun kesedihan, yaitu ketika orang-orang yang beliau cintai meninggal dunia. Ketika istrinya, Sayyidatina Khadijah radhiyallahu 'anha dan pamannya Abu Thalib, lalu beliau menemukan jawabannya dengan salat (Isra Mi'raj). Kemudian, kisah Muhammad Al-Fatih mendapat inspirasi untuk menaklukkan Konstatinopel dengan melakukan salat Tahajjud berjamaah bersama pasukannya.

4. Ujian Maksiat.
Ketika manusia diberikan ujian maksiat, maka cara terbaik yang dilakukannya adalah dengan bertaubat kepada Allah Ta'ala. beberapa dalil tentang salat, antara lain :
وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ ۚ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

"Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyu'." (Al-Baqarah: 45)

Dari Mu’adz bin Jabal, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ

"Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah salat." (HR. Tirmidzi No. 2616 dan Ibnu Majah No. 3973)

'Umar bin Khatthab radhiyallaahu 'anhu pernah mengatakan:
صلاة المرء فى بيته نُورٌ فَنَوِّرُوا بيوتكم

"Salat seseorang di rumahnya adalah cahaya, maka hiasilah rumah kalian dengannya." (Syarah Al-Bukhari, Ibnu Baththal, 5/191, Asy-Syamilah)

Dari Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya. Maka, jika salatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika salatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari salat wajibnya, Maka Allah berfirman, 'lihatlah apakah hamba-Ku memiliki salat sunnah.' Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari salat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya." (HR. Tirmidzi No. 413 dan An-Nasa'i No. 466)

Esensi salat adalah sabar, syukur, ikhlas dan taubat. Maka perbanyaklah salat sunnah. Sinari rumahmu dengan salat-salat sunnah, maka Malaikat akan melihat rumah kita seperti bintang-bintang di langit.

"Momentum saat ini beribadahlah dengan rasa takut kepada Allah. Jangan takut kepada mahkluk-Nya, akan tetapi takutlah kepada penciptanya yaitu yang menciptakan makhluk tersebut," kata Kang Rashied.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1002 seconds (0.1#10.140)