Ayah, Bertahanlah!
A
A
A
ISAK seorang istri mengiba di tengah malam. Air matanya bergulir menetes tak terbendung. Di pangkuannya terbujur kaku suami yang dicinta.
Sejak sore sang suami mengadu kesakitan. Namun baru tengah malam itu ia dilarikan ke rumah sakit untuk mencari pengobatan.
Entah penyakit apa yang menjangkiti sang suami. Panasnya tinggi. Tubuh menggigil dan tak sadar diri. Hal yang menakutkan sang istri adalah igauan sang suami yang seolah-olah mau 'berangkat' ke lain dunia.
Tak sanggup ia bayangkan diri menjanda dan anak-anaknya menjadi yatim. Si istri terus berkata berulang-ulang, "Ayah, bertahanlah...!"
Namun suaminya tiada menjawab. Mulut membiru, dan tubuhnya terus berguncang. Entah darimana sang istri mendapat ilham. Ia bisikkan berulang kali kalimat ini:
"Bertahanlah ayah. Kembalilah bersama keluarga lagi. Mari kita jadikan keluarga kita penghafal Alquran. Kamu, aku dan anak keturunan kita menghafal kitab-Nya. Bertahanlah, ayah. Ayo kita hafalkan Al Quran."
Sang suami seketika tersadar. Ada satu cita-cita saat menikahi istrinya yang sampai saat itu belum terlaksana. Menghafal Alquran bersama keluarga. Sungguh dunia selama ini telah melalaikannya. Hingga saat hendak 'berangkat' pun masih saja terlupa.
Namun kalimat istrinya tersebut menyadarkannya. Ia bayangkan dirinya bersama keluarga bersemangat menghafal Alquran. Hidup menjadi indah penuh dengan rahmat-Nya.
Kalimat istrinya pun seolah seperti mantera penyembuh akan sakitnya. Ia pun dinyatakan demam saja saat diperiksa di UGD.
Keluarga tersebut kini sungguh telah menjalani hidup yang indah. Mereka isi hari-hari dengan menghafal Alquran. Kemana-mana selalu mereka banggakan tradisi hidup ini, bahkan saat keluarga tersebut berkunjung ke rumah saya sehingga menjadi inspirasi hebat bagi saya dan keluarga untuk turut menghafal Alquran.
Pesan mereka kepada saya, "Sobat, bertahanlah hidup dengan menghafal Alquran."
BOBBY HERWIBOWO
Yayasan Askar Kauny
Menghafal Alquran Semudah Tersenyum
Sejak sore sang suami mengadu kesakitan. Namun baru tengah malam itu ia dilarikan ke rumah sakit untuk mencari pengobatan.
Entah penyakit apa yang menjangkiti sang suami. Panasnya tinggi. Tubuh menggigil dan tak sadar diri. Hal yang menakutkan sang istri adalah igauan sang suami yang seolah-olah mau 'berangkat' ke lain dunia.
Tak sanggup ia bayangkan diri menjanda dan anak-anaknya menjadi yatim. Si istri terus berkata berulang-ulang, "Ayah, bertahanlah...!"
Namun suaminya tiada menjawab. Mulut membiru, dan tubuhnya terus berguncang. Entah darimana sang istri mendapat ilham. Ia bisikkan berulang kali kalimat ini:
"Bertahanlah ayah. Kembalilah bersama keluarga lagi. Mari kita jadikan keluarga kita penghafal Alquran. Kamu, aku dan anak keturunan kita menghafal kitab-Nya. Bertahanlah, ayah. Ayo kita hafalkan Al Quran."
Sang suami seketika tersadar. Ada satu cita-cita saat menikahi istrinya yang sampai saat itu belum terlaksana. Menghafal Alquran bersama keluarga. Sungguh dunia selama ini telah melalaikannya. Hingga saat hendak 'berangkat' pun masih saja terlupa.
Namun kalimat istrinya tersebut menyadarkannya. Ia bayangkan dirinya bersama keluarga bersemangat menghafal Alquran. Hidup menjadi indah penuh dengan rahmat-Nya.
Kalimat istrinya pun seolah seperti mantera penyembuh akan sakitnya. Ia pun dinyatakan demam saja saat diperiksa di UGD.
Keluarga tersebut kini sungguh telah menjalani hidup yang indah. Mereka isi hari-hari dengan menghafal Alquran. Kemana-mana selalu mereka banggakan tradisi hidup ini, bahkan saat keluarga tersebut berkunjung ke rumah saya sehingga menjadi inspirasi hebat bagi saya dan keluarga untuk turut menghafal Alquran.
Pesan mereka kepada saya, "Sobat, bertahanlah hidup dengan menghafal Alquran."
BOBBY HERWIBOWO
Yayasan Askar Kauny
Menghafal Alquran Semudah Tersenyum
(hyk)