Tafsir Al-Mulk Ayat 30: Tanda Kebesaran Allah yang Sering Diabaikan Kaum Kafir
Kamis, 19 Januari 2023 - 16:27 WIB
Sebagai penutup Surat Al-Mulk ayat 30 ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mengingatkan manusia tentang beragam nikmat-Nya. Terutama nikmat air untuk kelangsungan hidup manusia.
Ayat ini juga sebagai bantahan kepada orang-orang kafir Mekkah yang sering mengingkari ayat-ayat Allah dan kekuasaan-Nya. Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa karunia air untuk manusia merupakan tanda kebesaran dan kasih sayang-Nya.
Dia-lah Tuhan Pemelihara seluruh alam, maka sudah selayaknya manusia menyembah hanya kepada-Nya. Berikut firman Allah dalam Surat Al-Mulk ayat 30:
Qul ara'aitum in asbaha maaa ukum ghauron famay-yaatiikum bimaaa'im ma'iin.
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?" (Surat Al-Mulk ayat 30)
Pada ayat sebelumnya, Allah telah memerintahkan agar bertawakkal kepada-Nya. Mengutip tafsir Kemenag, ayat 30 ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada orang-orang kafir: "Hai orang-orang kafir, cobalah terangkan kepadaku, apa yang terpikir olehmu, seandainya atas kehendak Allah seluruh air yang mengalir di permukaan bumi ini meresap ke dalam tanah, sehingga sumber-sumber air dan sumurmu menjadi kering, timba-timbamu tidak dapat menimba air lagi."
Apakah tuhanmu yang lain dapat mendatangkan air itu, sehingga kamu dapat minum, kebun-kebunmu menjadi subur kembali dan binatang-binatang ternakmu dapat berkembang biak? Tidak ada sesuatu pun yang dapat mendatangkan air itu kecuali Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Kenapa kamu masih menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak layak bagi-Nya?"
Ayat ini menyuruh orang-orang kafir membandingkan dasar ketuhanan menurut pengertian mereka dengan sifat pemahaman ketuhanan menurut agama yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. Tuhan yang disembah menurut ajaran Rasulullah SAW adalah Tuhan pencipta seluruh makhluk, yang berkuasa menjaga kelangsungan hidup seluruh alam. Dia Mahakuasa dan Maha Menentukan segala sesuatu. Tidak memerlukan sesuatu apa pun untuk menolong-Nya dan sebagainya.
Bukan Tuhan yang dibuat manusia untuk disembah, seperti pemahaman ketuhanan orang-orang musyrik. Ayat ini seakan mengingatkan mereka bahwa Tuhan yang pantas disembah itu hanyalah Allah Yang Maha Esa, tidak beranak, tidak dilahirkan, tidak berserikat dengan suatu apa pun. Dia tidak membutuhkan makhluk untuk membantu-Nya melaksanakan setiap urusan.
Inilah keistimewaan Surat Al-Mulk yang isinya mengandung Tauhid, tanda-tanda kebesaran Allah, penciptaan langit, hakikat kehidupan, ancaman azab bagi orang kafir dan lainnya.
Dalam riwayat disebutkan, barang siapa umatnya yang istiqamah membaca Surat Al-Mulk setiap malam maka ia akan mendapat beberapa keutamaan. Di antaranya mendapatlan syafa'at dari Al-Mulk, penghalang dari siksa kubur dan menjadi sebab seseorang dikeluarkan dari neraka.
Ayat ini juga sebagai bantahan kepada orang-orang kafir Mekkah yang sering mengingkari ayat-ayat Allah dan kekuasaan-Nya. Dalam ayat ini, Allah menerangkan bahwa karunia air untuk manusia merupakan tanda kebesaran dan kasih sayang-Nya.
Dia-lah Tuhan Pemelihara seluruh alam, maka sudah selayaknya manusia menyembah hanya kepada-Nya. Berikut firman Allah dalam Surat Al-Mulk ayat 30:
قُلۡ اَرَءَيۡتُمۡ اِنۡ اَصۡبَحَ مَآؤُكُمۡ غَوۡرًا فَمَنۡ يَّاۡتِيۡكُمۡ بِمَآءٍ مَّعِيۡنٍ
Qul ara'aitum in asbaha maaa ukum ghauron famay-yaatiikum bimaaa'im ma'iin.
Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Terangkanlah kepadaku jika sumber air kamu menjadi kering; maka siapa yang akan memberimu air yang mengalir?" (Surat Al-Mulk ayat 30)
Pada ayat sebelumnya, Allah telah memerintahkan agar bertawakkal kepada-Nya. Mengutip tafsir Kemenag, ayat 30 ini, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk mengatakan kepada orang-orang kafir: "Hai orang-orang kafir, cobalah terangkan kepadaku, apa yang terpikir olehmu, seandainya atas kehendak Allah seluruh air yang mengalir di permukaan bumi ini meresap ke dalam tanah, sehingga sumber-sumber air dan sumurmu menjadi kering, timba-timbamu tidak dapat menimba air lagi."
Apakah tuhanmu yang lain dapat mendatangkan air itu, sehingga kamu dapat minum, kebun-kebunmu menjadi subur kembali dan binatang-binatang ternakmu dapat berkembang biak? Tidak ada sesuatu pun yang dapat mendatangkan air itu kecuali Allah Yang Maha Pemurah dan Penyayang. Kenapa kamu masih menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang tidak layak bagi-Nya?"
Ayat ini menyuruh orang-orang kafir membandingkan dasar ketuhanan menurut pengertian mereka dengan sifat pemahaman ketuhanan menurut agama yang disampaikan Nabi Muhammad SAW. Tuhan yang disembah menurut ajaran Rasulullah SAW adalah Tuhan pencipta seluruh makhluk, yang berkuasa menjaga kelangsungan hidup seluruh alam. Dia Mahakuasa dan Maha Menentukan segala sesuatu. Tidak memerlukan sesuatu apa pun untuk menolong-Nya dan sebagainya.
Bukan Tuhan yang dibuat manusia untuk disembah, seperti pemahaman ketuhanan orang-orang musyrik. Ayat ini seakan mengingatkan mereka bahwa Tuhan yang pantas disembah itu hanyalah Allah Yang Maha Esa, tidak beranak, tidak dilahirkan, tidak berserikat dengan suatu apa pun. Dia tidak membutuhkan makhluk untuk membantu-Nya melaksanakan setiap urusan.
Inilah keistimewaan Surat Al-Mulk yang isinya mengandung Tauhid, tanda-tanda kebesaran Allah, penciptaan langit, hakikat kehidupan, ancaman azab bagi orang kafir dan lainnya.
Dalam riwayat disebutkan, barang siapa umatnya yang istiqamah membaca Surat Al-Mulk setiap malam maka ia akan mendapat beberapa keutamaan. Di antaranya mendapatlan syafa'at dari Al-Mulk, penghalang dari siksa kubur dan menjadi sebab seseorang dikeluarkan dari neraka.
(rhs)