Begini Sejarah Lahirnya Kitab Suci Yahudi Menurut Tharick Chehab

Minggu, 22 Januari 2023 - 12:48 WIB
3. Tulisan-tulisan (Writings, Ketubim).

Tharick Chehab mengatakan dalam Nebi'im dan Ketubim, susunan Kitab-kitabnya berbeda-beda dalam tulisan atau antara para ahli Yahudi; namun demikian tidak ada kitab yang dipindahkan dari juz-juznya. Misalnya Kitab-kitab Rut, Nudub Yermia dan Daniel terdapat di juz Ketubim, dan tidak di juz Nebi'im seperti halnya dalam saduran-saduran Goyim.

Menurut Tharick Chehab, yang pertama mengatur segala-galanya, jumlah hurufnya dan seterusnya serta pengumpul semua catatan-catatan yang dikenal sebagai Masorah, adalah Yakob ben Haim Ibn Adoniyah, penerbit dari Kitab Suci Rabbani yang kedua. Ada banyak ulama yang bekerja dalam bidang ini seperti misalnya Wolf Heidenheim, S. Frensdorff, S. Baer dan C.D. Ginsburg; teks yang terakhir ini banyak digunakan di Synagoge.

Karena penterjemahnya bukan penyalin suatu teks, maka para Rabbani menemukan 18 tempat di mana penulis dengan sengaja merubah teks dengan dalih agar dapat difahami orang.



Orang-orang Yahudi Samaritan hanya menggunakan Torah dan menolak Nebi'im dan Ketubim. Mereka lebih tekun akan ajaran Nabi Musa as dalam kepercayaannya dari pada orang-orang Yahudi yang meninggalkan ajaran-ajaran kuna dari Israel.

"Orang-orang Katolik, baik Gereja maupun Romawi, dan para apostel Hellennist berpegang pada Septuaginta; sedangkan orang Reformist, yakni Protestan, pada terjemahan yang dipergunakan di Synagoge Askenazim," demikian Tharick Chehab.
(mhy)
Halaman :
Lihat Juga :
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Hadits of The Day
Abu Hurairah radliallahu 'anhu berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:  Allah 'azza wajalla telah berfirman: Setiap amal anak Adam adalah teruntuk baginya kecuali puasa. Puasa itu adalah bagi-Ku, dan Akulah yang akan memberinya pahala.  Dan puasa itu adalah perisai. Apabila kamu puasa, maka janganlah kamu merusak puasamu dengan rafats, dan jangan pula menghina orang. Apabila kamu dihina orang atau pun diserang, maka katakanlah, 'Sesungguhnya saya sedang berpuasa.'  Demi Allah, yang jiwa Muhammad ada di tangan-Nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah pada hari kiamat kelak daripada wanginya kesturi. Dan bagi mereka yang berpuasa ada dua kebahagiaan. Ia merasa senang saat berbuka lantaran puasanya, dan senang pula saat berjumpa dengan Rabbnya juga karena puasanya.

(HR. Muslim No. 1944)
Artikel Terkait
Al-Qur'an, Bacalah!
Rekomendasi
Terpopuler
Artikel Terkini More