Tanah Suci Milik Siapa? Begini Analisis Tharick Chehab
Rabu, 25 Januari 2023 - 16:43 WIB
Bahwa Ismail bin Ibrahim, moyangnya bangsa-bangsa Arab, dapat memiliki negeri ini, dikuatkan dalam Kejadian 25:18. Bangsa-bangsa Arab tetap memegang haknya tinggal di semenanjung itu hingga hari ini, dan kenyataan ini saja cukup mencegah Negara Zionis untuk memperoleh pengakuan penuh sebagai suatu bangsa antara bangsa-bangsa modern.
Menurut Tharick Chehab, dibutuhkan penekanan luar biasa, melalui pemaksaan hukum yang ekstrim, untuk membalikkan tujuan kini dari program Zionis.
Ramalan Nabi tentang kejadian-kejadian yang akan datang pasti akan memenuhi apa yang Nabi Zakariya as telah nubuatkan:
" ... dan mereka itu akan memandang kepadaku, yang telah ditikamnya, dan mereka itu akan meratap akan dia, selaku peratap akan anak laki-laki yang tunggal!" (Zakharia 12:10).
Dalam Wahyu 1: 7, Yahya tetapkan waktunya: "Tengoklah, Ia datang dengan awan, dan Ia akan kelihatan kepada tiap-tiap mata, demikian juga kepada orang yang menikam Dia; maka segala bangsa di dunia ini akan memandang Dia serta meratap. Bahkan, Amin."
Kejadian mencatat bahwa Ibrahim adalah juga ayah dari banyak suku-suku Arab Utara, dari gundiknya Keturah. Tak dapat (disangkal bahwa kata-kata dalam Kejadian 21:10-13 membatalkan janji-janji tentang benih Ibrahim sebagai suatu keseluruhan: (Sarah) berkata kepada Ibrahim: Nyahkanlah sahaya perempuan ini serta dengan anaknya, karena anak sahaya perempuan ini tiada boleh menjadi waris serta dengan anakku Ishak itu. Maka kepada pemandangan Ibrahim kata ini amat jahat adanya, oleh sebab anaknya itu.
Tetapi firman Allah kepada Ibrahim: "Janganlah jahat kepada pemandanganmu barang yang telah dikatakan Sarah akan hal budak itu dan akan hal sahayamu; dengarlah olehmu akan katanya, karena dalam Ishaklah benihmu akan disebut. Maka anak sahayamu itu pun akan kujadikan suatu bangsa, karena ia pun dari pada benihmu.
Baca juga: Israel Robohkan Dinding Pemakaman Muslim di Yerusalem
Tharick Chehab mengatakan memang benar bahwa selanjutnya antara anak buah Ishak, "bibit Ibrahim," mengambil arti Bani Israel; tetapi tidak demikian pada mulanya, sebab keturunan Ismail berhak pula disebut dan menganggap dirinya juga dari benih Ibrahim dalam arti yang sebetulnya .
Lebih lagi, ketika perjanjian khitan dibuat dengan Ibrahim (Kejadian 17) dan tanah Kanaan dijanjikan sebagai "milik abadi" (yang dimaksud untuk jangka waktu lama), Ismaillah yang dikhitan: Ishak pada waktu itu belum dilahirkan.
Menurut Tharick Chehab, dari studi yang ringkas ini tentang janji Tuhan bagi keturunan sejati (kandung) dari Ibrahim, kita melihat bahwa janji yang pertama pasti mencakup anak buah Ismail; tetapi kemudian di zaman Ishak dan Ya'kub janji itu diperkecil kepada keturunan mereka, walaupun tidak dengan menyolok mengeluarkan para misan (saudara sepupu) Arab mereka; dan diketahui benar bahwa banyak orang-orang Arab mengiringi Yusak dan Kaleb masuk ke Palestina ketika sebagian dari negara tersebut diduduki.
Sulit Ditentukan
Kedua, pertanyaan: daerah mana sebenarnya yang dijanjikan itu? Tharick Chehab mengatakan soal kedua mengenai beberapa luasnya, 'negara yang dijanjikan', agak sulit ditentukan. Ada kata-kata yang menyebutkan bahwa negara ini mulai dari Sikhem (Nablus) dan kemudian mencakup daerah dari "sungai di Mesir" sampai ke kali Furat (di Irak); dan fasal yang ketiga mengatakan bahwa keturunan Ibrahim akan tersebar keempat penjuru angin.
Baca juga: Pengadilan Italia: Yerusalem Bukan Ibu Kota Israel!
Di sini sangat penting untuk diingat bahwa janji kekuasaan dari Nil sampai Furat dibuat sebelum kelahiran Ismail dan sebelum kelahiran Ishak, dan oleh karenanya daerah ini tak dapat dianggap semata-mata milik bangsa lsrael, kecuali pada masa kerajaan Sulaiman yang singkat; sedangkan untuk masa beratus-ratus tahun daerah ini diduduki oleh bangsa Arab.
Dari Kejadian 13:15 nyata bahwa Transyordania termasuk dalam janji kepada Ibrahim, sebab dipandang dari bukit di Bethel; tetapi janji itu sebelum kelahiran Ismail dan Ishak dan karenanya tak dapat dikatakan bahwa di seberang sungai Yordan adalah semata-mata untuk orang Israel.
Dalam Ulangan, Musa berkata kepada umatnya bahwa mereka harus pergi masuk dan menduduki daerah mulai dari Laut Tengah di Barat sampai sungai Furat di Timur; dan dan Najeb di Selatan sampai ke Libanon di Utara. Tetapi perintah ini tak dapat dilaksanakan oleh Bani Israil.
Mereka tidak mampu merebut daerah pesisir yang dikuasai orang-orang Filistin, dan mereka tidak pernah mampu memiliki pelabuhan-pelabuhan atau daerah pedalaman Funisia (Phoenicia).
Beberapa abad kemudian di bawah pemerintahan Daud, mereka merebut Damaskus, dan Daud membuat perjanjian persahabatan dengan Hiram, raja dari Tyre, sehingga ketika Raja Sulaiman mengadakan upacara peresmian Haikal dihadiri oleh utusan-utusan dari Utara (seperti dari kawasan Hama), dari Selatan sampai sejauh El-Arisj pada masa sekarang ini.
Walaupun demikian, sebelum berakhirnya masa pemerintahan Sulaiman, banyak dari daerah kerajaan Daud sudah direbut kembali oleh penguasa sebelumnya.
Menurut Tharick Chehab, dibutuhkan penekanan luar biasa, melalui pemaksaan hukum yang ekstrim, untuk membalikkan tujuan kini dari program Zionis.
Ramalan Nabi tentang kejadian-kejadian yang akan datang pasti akan memenuhi apa yang Nabi Zakariya as telah nubuatkan:
" ... dan mereka itu akan memandang kepadaku, yang telah ditikamnya, dan mereka itu akan meratap akan dia, selaku peratap akan anak laki-laki yang tunggal!" (Zakharia 12:10).
Dalam Wahyu 1: 7, Yahya tetapkan waktunya: "Tengoklah, Ia datang dengan awan, dan Ia akan kelihatan kepada tiap-tiap mata, demikian juga kepada orang yang menikam Dia; maka segala bangsa di dunia ini akan memandang Dia serta meratap. Bahkan, Amin."
Kejadian mencatat bahwa Ibrahim adalah juga ayah dari banyak suku-suku Arab Utara, dari gundiknya Keturah. Tak dapat (disangkal bahwa kata-kata dalam Kejadian 21:10-13 membatalkan janji-janji tentang benih Ibrahim sebagai suatu keseluruhan: (Sarah) berkata kepada Ibrahim: Nyahkanlah sahaya perempuan ini serta dengan anaknya, karena anak sahaya perempuan ini tiada boleh menjadi waris serta dengan anakku Ishak itu. Maka kepada pemandangan Ibrahim kata ini amat jahat adanya, oleh sebab anaknya itu.
Tetapi firman Allah kepada Ibrahim: "Janganlah jahat kepada pemandanganmu barang yang telah dikatakan Sarah akan hal budak itu dan akan hal sahayamu; dengarlah olehmu akan katanya, karena dalam Ishaklah benihmu akan disebut. Maka anak sahayamu itu pun akan kujadikan suatu bangsa, karena ia pun dari pada benihmu.
Baca juga: Israel Robohkan Dinding Pemakaman Muslim di Yerusalem
Tharick Chehab mengatakan memang benar bahwa selanjutnya antara anak buah Ishak, "bibit Ibrahim," mengambil arti Bani Israel; tetapi tidak demikian pada mulanya, sebab keturunan Ismail berhak pula disebut dan menganggap dirinya juga dari benih Ibrahim dalam arti yang sebetulnya .
Lebih lagi, ketika perjanjian khitan dibuat dengan Ibrahim (Kejadian 17) dan tanah Kanaan dijanjikan sebagai "milik abadi" (yang dimaksud untuk jangka waktu lama), Ismaillah yang dikhitan: Ishak pada waktu itu belum dilahirkan.
Menurut Tharick Chehab, dari studi yang ringkas ini tentang janji Tuhan bagi keturunan sejati (kandung) dari Ibrahim, kita melihat bahwa janji yang pertama pasti mencakup anak buah Ismail; tetapi kemudian di zaman Ishak dan Ya'kub janji itu diperkecil kepada keturunan mereka, walaupun tidak dengan menyolok mengeluarkan para misan (saudara sepupu) Arab mereka; dan diketahui benar bahwa banyak orang-orang Arab mengiringi Yusak dan Kaleb masuk ke Palestina ketika sebagian dari negara tersebut diduduki.
Sulit Ditentukan
Kedua, pertanyaan: daerah mana sebenarnya yang dijanjikan itu? Tharick Chehab mengatakan soal kedua mengenai beberapa luasnya, 'negara yang dijanjikan', agak sulit ditentukan. Ada kata-kata yang menyebutkan bahwa negara ini mulai dari Sikhem (Nablus) dan kemudian mencakup daerah dari "sungai di Mesir" sampai ke kali Furat (di Irak); dan fasal yang ketiga mengatakan bahwa keturunan Ibrahim akan tersebar keempat penjuru angin.
Baca juga: Pengadilan Italia: Yerusalem Bukan Ibu Kota Israel!
Di sini sangat penting untuk diingat bahwa janji kekuasaan dari Nil sampai Furat dibuat sebelum kelahiran Ismail dan sebelum kelahiran Ishak, dan oleh karenanya daerah ini tak dapat dianggap semata-mata milik bangsa lsrael, kecuali pada masa kerajaan Sulaiman yang singkat; sedangkan untuk masa beratus-ratus tahun daerah ini diduduki oleh bangsa Arab.
Dari Kejadian 13:15 nyata bahwa Transyordania termasuk dalam janji kepada Ibrahim, sebab dipandang dari bukit di Bethel; tetapi janji itu sebelum kelahiran Ismail dan Ishak dan karenanya tak dapat dikatakan bahwa di seberang sungai Yordan adalah semata-mata untuk orang Israel.
Dalam Ulangan, Musa berkata kepada umatnya bahwa mereka harus pergi masuk dan menduduki daerah mulai dari Laut Tengah di Barat sampai sungai Furat di Timur; dan dan Najeb di Selatan sampai ke Libanon di Utara. Tetapi perintah ini tak dapat dilaksanakan oleh Bani Israil.
Mereka tidak mampu merebut daerah pesisir yang dikuasai orang-orang Filistin, dan mereka tidak pernah mampu memiliki pelabuhan-pelabuhan atau daerah pedalaman Funisia (Phoenicia).
Beberapa abad kemudian di bawah pemerintahan Daud, mereka merebut Damaskus, dan Daud membuat perjanjian persahabatan dengan Hiram, raja dari Tyre, sehingga ketika Raja Sulaiman mengadakan upacara peresmian Haikal dihadiri oleh utusan-utusan dari Utara (seperti dari kawasan Hama), dari Selatan sampai sejauh El-Arisj pada masa sekarang ini.
Walaupun demikian, sebelum berakhirnya masa pemerintahan Sulaiman, banyak dari daerah kerajaan Daud sudah direbut kembali oleh penguasa sebelumnya.
Lihat Juga :